Rawa-rawa disulap menjadi perumahan. Warga hidup dalam bayang-bayang banjir akibat buruknya pengelolaan tata ruang.
———————-
Mata Antoni langsung berkaca-kaca saat mengingat tragedi banjir menerjang rumahnya, malam beberapa pekan lalu. Rumah yang terbuat dari kayu itu nyaris roboh. Pakaian hanyut dibawa banjir. Hanya tersisa baju di badan. Lemari, kursi, meja, dan perabot lain rusak.
Warga Lorong Hidayat RT 22 Kelurahan Rawasari Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi itu tetap saja bersyukur. Ia sekeluarga berhasil selamat.
“Banjir setinggi pintu rumah. Saat kejadian, mertua beliau terpaksa keluar dari jendela bagian atas, untuk bisa naik ke perahu Tim SAR,”ujar Fajrin Nurpasca, tetangga Antoni.
Rumah Antoni memang berada di daerah rawa. Tapi, selama ini aman-aman saja. Banjir mulai sering terjadi sejak daerah itu di bangun perumahan. Tanah-tanah rawa ditimbun. Ketika hujan lebat, air langsung merendam daerah pinggir-pinggir perumahan. Termasuk rumah Antoni.
Malang nian nasib Antoni. Ia tak tahu kemana harus mengadu. Untuk makan saja susah. Apalagi mau beli pakaian. Boro-boro punya uang beli perabot atau memperbaiki rumah.
Sehari-hari Antoni hidup dari belas kasih warga. Berkeliling mengambil sampah dari rumah ke rumah.
Upah yang diterima cuma cukup buat makan. Tapi, Antoni masih butuh tambahan duit buat biaya sekolah anak. Ia juga harus menghidupi orangtua yang tinggal serumah. Dan kebutuhan-kebutuhan lain. Terpaksa, Antoni mengais sampah yang masih bisa didaur ulang, untuk dijual lagi.
Tragedi banjir benar-benar membuatnya sedih. Untunglah, ada tetangga yang berbaik hati. Ia dibantu sehingga bisa mendirikan fondasi rumah yang lebih tinggi. Itu saja belum cukup.
Antoni masih butuh papan sekitar 2 kubik (100 keping) dan kayu untuk lantai dan dinding rumah. Ia kini butuh uluran tangan. Agar bisa hidup nyaman dan menghidupi keluarga.
“Saya sering bertemu di mesjid, atau kegiatan di lingkungan RT. Untuk distribusi surat menyurat, dan teknis lainnya, beliau yang sering dimintai tolong,”kata Fajrin.
Sebagai tetangga dan sahabat, Fajrin turut membantu. Namun, kebutuhan Antoni masih cukup banyak. Bagi warga yang ingin membantu Antoni, bisa langsung ke lokasi.
“Bisa juga lewat saya, atau dititip dengan pengurus Komunitas SedUh lainnya Akbar Rabbani, Yoyok Saputra, Yudi Sadewa, Remmy Dodo Jandelli,”katanya.(*)