Zumi Zola, mantan Gubernur Jambi, kembali ke jantung memori masa lalunya sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur. Hari itu, dengan mengenakan batik cream bermotif tulip, Zola melangkah ke Kampung Laut, tempat dimana dia pernah memimpin dan kini mengajak dunia untuk melihat lebih dekat.
Kampung Laut, sebuah nama yang mungkin hanya sebuah titik di peta Kabupaten Tanjab Timur, tiba-tiba menjadi sorotan ketika Zola memutuskan untuk mengunjunginya. Sosoknya yang gagah berdiri di tepi pantai, menyapa warga sambil mengenalkan kembali keindahan dan kekayaan desa tersebut.
Mendengarkan gemuruh ombak yang bergulung tak henti, Zumi Zola berdiri dengan gagahnya di tepi Kampung Laut, sebuah sudut terpencil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang menyimpan kenangan lama namun hampir terlupakan.
Langit yang luas membentang di atasnya, menjadi saksi ketika mantan gubernur tersebut menyerukan ajakan hangat kepada dunia. Di sana, di antara hembusan angin yang membawa aroma asin, ia berbicara dengan nada yang bersemangat, seolah menghidupkan kembali semangat yang pernah dibawa oleh lautan itu.
“Saya sedang di Kampung Laut,” ucapnya, suaranya melebur dengan suara ombak, “yang berbatasan dengan laut. Kaya hasil lautnya.”
Kalimat itu bukan hanya sebuah pemaparan, melainkan sebuah undangan yang dipenuhi dengan kehangatan dan kenangan. “Ajak seluruh keluarga ke sini, Sabtu Minggu, libur untuk kesini, nikmatin pemandangan, makanannya, ada udang, ikan, dll.”
Kata-katanya seperti gelombang yang mengalun, mengajak siapa saja yang mendengarnya untuk merasakan kesegaran dan kekayaan yang ditawarkan oleh Kampung Laut.
Dengan latar belakang deru ombak, Zola menambahkan, “Ajak saudara dan keluarga ke sini. Beli langsung ikan dari nelayan juga bisa. Datanglah ke Kampung Laut ini.”
Tawarannya bukan sekadar ajakan, melainkan suatu panggilan untuk kembali ke simpul-simpul kecil kehidupan yang mungkin telah terlewatkan oleh banyak orang dalam kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan modern.
Di sana, di tepian laut yang luas, dengan langit yang membentang dan ombak yang menyapa, Zumi Zola tidak hanya mengucapkan kata-kata; ia menawarkan sebuah pengalaman, sebuah pengharapan, dan sebuah impian tentang komunitas yang kembali bergairah berkat kekayaan alamnya yang tak ternilai.
Tidak butuh waktu lama, cuplikan video tersebut menyebar luas di media sosial, khususnya Facebook, mengundang ribuan komentar dan menjadi viral.
Saat video Zumi Zola menyebar luas melalui jejaring sosial, ekspresi kekaguman dan rasa ingin tahu dari netizen mengalir deras seperti air laut di Kampung Laut. Berbagai komentar membanjiri linimasa, mencerminkan beragam reaksi dari para pengguna internet yang terpikat oleh keindahan yang ditawarkan dan kehangatan seruan Zola.
Seorang netizen dengan antusias bertanya, “Apa benar di sana makanannya segar dan murah? Pengin coba nih!” Komentar ini mengungkapkan rasa penasaran yang mendalam tentang keautentikan dan kualitas hidangan lokal, sebuah tanda bahwa Zola telah berhasil menarik minat mereka untuk mengalami langsung keistimewaan Kampung Laut.
Sementara itu, lainnya memberikan dukungan moral yang hangat, “Mantap pak Zola, selalu ingat kampung halaman.” Komentar ini menunjukkan apresiasi terhadap kesetiaan Zola pada akarnya, menghargai usahanya untuk mengangkat nama kampung halamannya ke panggung yang lebih luas.
Reaksi netizen ini menambah lapisan narasi baru pada kisah Zola dan Kampung Laut, menegaskan bahwa koneksi digital dapat mempererat ikatan komunal dan membangkitkan kepedulian kolektif terhadap keberlanjutan dan kemakmuran lokal. Kehadiran Zola di tepian pantai Kampung Laut, jauh dari hanya sekadar kunjungan, telah memulai percakapan nasional tentang nilai dan potensi tersembunyi di sudut-sudut Indonesia yang belum terjamah.
Kunjungan Zola bukan hanya sekedar perjalanan nostalgia, tapi juga upaya untuk mendorong pariwisata lokal dan mengangkat perekonomian warga dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kampung Laut. Melalui langkah-langkah seperti ini, Zola berharap dapat membangkitkan kesadaran akan pentingnya pariwisata berkelanjutan yang berpihak pada kearifan lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Aksi dan kata-kata Zola menunjukkan bahwa meski sudah tidak lagi di kursi kekuasaan, ia tetap memiliki komitmen untuk membantu masyarakatnya. Melalui media sosial dan dukungan netizen, Kampung Laut kini mungkin mulai dikenal lebih luas, memberikan harapan baru bagi warga untuk masa depan yang lebih cerah.(*)