AR Yusuf
Pembina DPP Jami’yyatul Islamiyah (JmI)
Pendahuluan
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw; bersabda, “Sudah hampir sampai suatu masa dimana tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya, dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka terbangun indah, tetapi ia kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong (naungan) langit. Dari mereka berawal fitnah, dan kepada mereka fitnah tsb.”
Sejak lima belas abad di tinggal oleh Nabi Muhammad SAW, umat Islam pada umumnya memperkatakan tentang Qur’an dan Sunnah-nya. Bahkan telah masuk dalam suasana yang kurang baik, seperti SALAH-MENYALAH, DAN BAHKAN TELAH BERANI MENGHUKUMKAN SESEORANG ITU TIDAK BENAR ATAU PADA JALAN YANG KELIRU.
Bila di-telaah lebih lanjut, suasana seperti itu, bila kita bertanya kepada masing-masing mereka, MANA ITU KITAB, MANA ITU AYAT, MANA ITU QUR’AN, tentu mereka akan menunjuk TULISAN DI ATAS KERTAS TERSEBUT. Seperti kita ketahui, kitab Qur’an yang beredar dengan berbagai penafsiran melalui teks, Konteks, dan nalar yang terbatas, maka TELAH MENIMBULKAN SUASANA PARADIGMA SHIFT EPISTIMOLOGI. Bila kita tinjau kembali, riwayat penyusunan kitab Qur’an ini, telah terjadi berbagai tahapan-tahapan. Sehingga kitab Qur’an yang ada hari ini, baru kemudian dicetak 40 tahun menjadi 1 mushaf.
Mari kita kembali kepada sejarah, dimana di zaman Khalifah ketiga, Usman, memegang kepemimpinan politik Negara Islam pada tahun 644 Masehi. Beliau telah melihat adanyapotensi perpecahan umat Islam akibat proses pemikiran tadi.
Ada 4 orang laki-laki yang dipercaya untuk menyatukan teks Al-Qur’an:
- UBAY IBNU KA’AB mengumpulkan versi Al-Qur’an di DAMASKUS
- MIQDAD IBNU AMR, mengumpulkan versi Al-Qur’an di HIMS
- ABDULLAH IBNU MAS’UD, mengumpulkan versi Al-Qur’an di KUFFAH
- ABU MUSA ABDULLAH AL-ASH’ARI, mengumpulkan versi Al-Qur’an di BASRAH
Ternyata, hal ini mempunyai hasil yang berbeda dan berdampak perpecahan di dalam
umat Islam akibat adanya pertikaian versi Al-Qur’an menurut penangkapan, pemikiran dan pemahamannya masing-masing. Khalifah Usman-lah yang melihat situasi tersebut dan berpendapat bahwa perpecahan itu harus segera dihentikan dan mendapat penyelesaian. Maka beliau datang kepada Putrinya Umar, yaitu Hafsah, untuk meminjam salinan Kitab Suci yang dimiliki Umar dan kemudian memerintahkan untuk menyusun dan membagikan kumpulan-kumpulan ayat tersebut kepada seluruh kaum muslimin sehingga Usman berhasil mencegah pertikaian tersebut.
- “MENGENAL AL-QUR’AN”
Tentu kita kembali kepada keterangan yang ada di dalam kitab Qur’an, seperti:
- Qur’an itu adalah: PERKATAAN ALLAH YANG DISAMPAIKAN OLEH NABI MUHAMMAD dalam bahasa kaumnya, QS(69)40, QS(14)4.
- Qur’an itu HATINYA Muhammad, QS(2)97.
- Qur’an DIBAWA OLEH RUHUL AMIN, QS(26)193.
Firman Tuhan QS(14)4:
“Wa maa arsalnaa mir rasuulin illaa bi llisaani qaumihiii li yubayyina lahum fa yudhillullahu yasyaa-u wa yahdii may yasyaa-u wa huwall ‘aziizul hakiim.”
Artinya: “Kami tidak mengutus seorang RASULpun melainkan dengan BAHASA KAUMNYA, SUPAYA DIA MENERANGKAN KEPADA MEREKA. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kedendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Firman Tuhan QS(69)40:
“Innahuu la qaulu rasuulin kariim.”
Artinya: “Sesungguhnya Qur’an itu PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA.”
Firman Tuhan QS(2)97: “Qul man kaana ‘aduwwal li jibbriila fa innahuu nazzalahuu ‘alaaqablika bi idznillahi mushaddiqal li maa baina yadaihi wa hudaw wa busyraa lil mu’miniin.”
Artinya: “Katakanlah, “Siapakah udduw Jibril itu?, adakah tidak IA (ALLAH) menurunkan QUR’AN ke DALAM HATI Engkau Hai Muhammad dengan izin Allah; MEMBENARKAN KITAB terdahuludan MENJADI PETUNJUK SERTA KABAR GEMBIRA.”
Firman Tuhan QS(26)192-195, 198:
“Wa innahuu la tanziilu rabbil ‘aalamiin. Nazala bihir ruuhul amiin. ‘Alaa qalbika litakuuna minal mundziriin. Bi lisaanin’arabiyyim mubiin. (198) Wa lau nazzalnaahu ‘alaaba’dhil a’jamiin.”
Artinya: “Dan sesungguhnya QUR’AN diturunkan TUHAN SEMESTA ALAM, Dibawa oleh RUHUL AMIIN(BUKAN DJIBRIL) KE DALAM HATIMU supaya engkau termasuk orang-orang yang memberiperingatan, dengan BAHASA ARAB YANG FASIH, DAN KALAU KAMI TURUNKAN QUR’AN KEPADA ORANG ‘AJAM, MAKA AKAN BERBAHASA ‘AJAM.”
Pertimbangan:
- ALLAH TIDAK PERNAH MENURUNKAN TULISAN DI ATAS KERTAS, QS(6)7.
- MUHAMMAD TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANNYA, MAKA BERTAMBAH-TAMBAH KITA TIDAK MEMPERCAYAINYA. QS(29)48.
Firman Tuhan QS(6)7:
“Wa lau nazzalnaa ‘alaika kitaaban fii qirthaasin fa lamasuuhu bi aidiihim la qaalalladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrum mubiin.”
Artinya:
“Dan kalau Kami TURUNKAN KEPADA MEREKA TULISAN DI ATAS KERTAS, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka, maka orang-orang kafir itu berkata, “Ini tidak lain adalah SIHIR YANG NYATA.”
Firman Tuhan QS(29)48:
“Wa maa kunta tatluu min qablihii min kitaabiw wa laa takhuthuhuu bi yaamiinika idzallar taabal mubthiluun.”
Artinya:
“Dan Muhammad TIDAK PERNAH MEMBACA KITAB SEBELUMNYA DAN ENGKAU TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANMU. Jikalau demikian niscaya makin ragulah orang-orang yang membatalkan itu.”
“MANFAAT AL-QUR’AN”
- Mencabut segala PENYAKIT HATI, serta RAHMAT bagi orang beriman, QS(17)82.
- Apabila kita hendak MEMBACA QUR’AN, BERLINDUNG DENGAN ALLAH DARI GODAANSYETAN YANG TERKUTUK, QS(16)98.
Firman Tuhan QS(17)81-82:
“Wa qul jaa-al haqqu wa zahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa. Wa nunazziluminal qur-aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu’miniina wa laa yaziiduzhzhaalimiina illa khasaaraa.”
Artinya:
“Katalakanlah TELAH DATANG KEBENARAN DARI TUHAN, TELAH LENYAP YANG BATHIL, SESUNGGUHNYA YANG BATHIL ITU PASTI LENYAP. KAMI TURUNKAN QUR’AN ITU SEBAGAI OBAT PENYAKIT HATI, ATAU NAFSU YANG MENGGODA DI DALAM HATINYA, DAN RAHMAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN. TAPI BAGI ORANG-ORANG YANG ANIAYA MAKIN BERTAMBAH KERUGIANNYA.”
Firman Tuhan QS(16)98:
“Fa idzaa qara’tal qur-aana fas ta’idz billaahi minassy syaithaanir rajiim.”
Artinya: “APABILA ENGKAU HENDAK MEMBACA QUR’AN, BERLINDUNG DENGAN ALLAH DARI GODAAN SYETAN YANG TERKUTUK.”
Firman Tuhan:
QS(56)75-79:
(75) “Falaa uqsimu bimawaaqi’innujuum(i);
(76) Wa-innahu laqasamun lau ta’lamuuna ‘azhiimun;
(77) Innahu laquraanun kariimun;
(78) Fii kitaabin maknuunin;
(79) Laa yamassuhu ilaal muthahharuun(a).”
Artinya:
(75) “Maka Aku bersumpah dari tempat turunnya bintang-bintang;
(76) Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar, kalau kamu mengetahui;
(77) Sesungguhnya QUR’AN itu MULIA;
(78) pada kitab yang terpelihara;
(79) TIDAK MENYENTUHNYA, kecuali orang-orang YANG BERSUCI.”
Hukumnya membaca Qur’an adalah WAJIB.
Firman Tuhan QS(28)85:
“Innal ladzii faradha ‘alaikal qur-aana la raadduka ilaa ma’aadin qur rabbii a’lamu man
jaa- bil hudaa wa man huwa fii dhalaalim mubiin.”
Artinya: “Sesungguhnya DIWAJIBKAN ATAS KAMU MEMBACA QUR’AN, MENGEMBALIKAN KAMU KE TEMPAT DOMISILI YANG PERTAMA. Katakanlah, “Tuhanku lebih mengetahui siapa yang membawa petunjuk dan siapa yang mendapat petunjuk dan siapa dia di dalam kesesatan yang nyata.”
Yang menurunkan Qur’an adalah Allah, maka Allah pula yang memeliharanya,
Firman Tuhan QS(15)9:
“Inna nahnu arsalna nazzalnadz dzikra wa innaa lahuu la haafizhuun.”
Artinya: “Sesungguhnya Kami MENURUNKAN QUR’AN DAN KAMI yang MEMELIHARANYA.”
Mukjizat Quran:
QS(13)31: “Walau anna quraanan sui-yirat bihil jibaalu au quth-thi’at bihil ardhu aukullima bihil mauta bal lillahil amru jamii’an afalam yayasil-ladziina aamanuu an lauyasyaa-ullahu lahadannaasa jamii’an walaa yazaalul-ladziina kafaruu tushiibuhum bimaashana’uu qaari’atun au tahullu qariiban min daarihim hatta ya’tiya wa’dullahi innallahalaa yukhliful mii’aad(a).”
Artinya: “Dan sekiranya ada suatu bacaan, yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau oleh karenanya orang-orang yang sudahmati, dapat berbicara, (tentu Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui, bahwaseandainya Allah menghendaki, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusiasemuanya. Dan orang-orang yang engkar senantiasa ditimpa bencana, disebabkan perbuatan mereka sendiri, atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka,sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”
QS(59)21: “Lau anzalnaa hadzaal quraana ‘ala jabalin lara-aitahu khaasyi’anmutashaddi’an min khasyyatillahi watilkal amtsaalu nadhribuhaa li-nnaasi la’allahumyatafakkaruun(a).”
Artinya: “Kalau sekiranya kami menurunkan Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah, disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia, supaya mereka berpikir.” Khusus di bulan ramadhan, Qur’an diturunkan untuk PETUNJUK dan PEMBEDA (MEMISAHKAN HAK DAN YANG BATHIL) dalam rangka MENCABUT PENYAKIT hati tadi.
Firman Tuhan QS(2)185:
“Syahru ramadhaanal ladzii unzila fiihil qur-aanu hudal lin naasi wa bayyinaatim minal hudaa wal furqaani fa man syahida minkumusy syahra fal yashumhu wa man kaana mariidhan au ‘alaa safarin fa ‘iddatum min ayyaamin ukhara yuriidullaahu bikumul yusrawa laa yuriidu bikumul ‘usra wa li tuk milul ‘iddata wa li tukabbirullaaha ‘alaa maahadaakum wa la ‘allakum tasykuruun.”
Artinya:
“Dalam bulan Ramadhan itu TURUN QUR’AN sebagai PETUNJUK untuk manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta PEMBEDA. Barangsiapa yang menyaksikan di antara kamu bulan Ramadhan hendaklah dia mempuasakannya, dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan maka (puasakanlah) bilangan (yang tidak dipuasakan itu) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kamu dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kamu; dan HENDAKLAH KAMU MENCUKUPKAN BILANGAN HARINYA DAN HENDAKLAH KAMU MENGAGUNGKAN ALLAH atas petunjuk-Nya yang telah diberikan kepadamu dan supaya kamu bersyukur.”
Firman Tuhan QS(17)45:
“Wa idzaa qara’tal qur-aana ja’alnaa bainaka wa bainal ladziina laa yu’minuuna bilaakhirati hijaabam mastuuraa.”
Artinya: “Dan apabila engkau membaca Qur’an, Kami jadikan DINDING ANTARA KAMU DENGAN ORANG YANG TIDAK BERIMAN kepada akhirat.”
Begitu pula TENTANG PERISTIWA NUZULUL-NYA QUR’AN artinya TURUNNYA QUR’AN. Kebanyakan para intelektual Islam meraba-raba dengan berbagai-bagai kepintaran nalarnya mencari pembenaran tentang makna Nuzulul-Nya Qur’an itu.
Diantaranya: ADA YANG BERPENDAPAT AL-QUR’AN DITURUNKAN SUDAH LENGKAP SEBAGAI SATU KESATUAN DI LAUHUL MAHFUZ, YAITU DI BAITUL IZZA.
Pendapat lain: AL-QUR’AN DITURUNKAN DALAM BENTUK WAHYU YANG DISAMPAIKAN OLEH MALAIKAT DJIBRIL KEPADA NABI MUHAMMAD SAW.
Sungguh sangat mengagetkan bila KENAL SIAPA “Muhammad Rasulullah SAW”; SIAPA PULA DJIBRIL. Malaikat Djibril adalah salah satu malaikat dari begitu banyak malaikat lain yang diberikan tugas oleh Allah dengan fungsinya masing-masing.
Bagaimana kita akan berpegang kepada pendapat-pendapat yang cukup membingungkan umat islam, yang padahal QUR’AN ITU JUSTRU DITINGGALKAN SEBAGAI DUA PUSAKA ABADI, yaitu QUR’AN (BUKAN TULISAN) DAN SUNNAHNYA (BUKAN TULISAN), serta KEMBALI KEPADA ALLAH DAN RASULNYA; guna menghindari: SALAH MENYALAH DAN JAUH DARI PERBANTAHAN ATAUPUN PERSELISIHAN.
Firman Tuhan QS(8)46, “Wa athii’ullaaha wa rasuulahuu wa laa tanaaza’uu fa tafsyaluu wa tadzhaba riihukum wash biruu inndlaaha ma’ash shaabiriin.”
Artinya: “IKUT OLEHMU AKAN ALLAH, IKUT OLEHMU AKAN RASUL. KALAU MEMANG KAMU MENGIKUT ALLAH DAN RASULNYA, JANGANLAH KAMU BERBANTAH-BANTAHAN (BERSELISIH), NANTI KAMU AKAN LEMAH.”
KALAU ADA YANG DIPERSELISIHKAN, KEMBALILAH KEPADA ALLAH DAN RASULNYA atau kembali kepada Qur’an dan Sunnahnya.
Firman Tuhan QS(4)59: “Yaw ayyuhal ladziina aamanuu athii’ullaaha wa athii’ur rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza’tum fii syai-in fa rudduuhu ilallaahi war rasuuli inkuntum tu’minuuna billaahi wal yaumil aakhiri dzaalika khairuw wa ahsanu ta’wiilaa.”
Kita 15 abad ditinggal Nabi Muhammad SAW. Bila KITA BERTANYA MANA QUR’AN, MEREKA MENUNJUK TULISAN DI ATAS KERTAS, Mana AYAT, juga MENUNJUK kepada TULISAN; Mana KITAB, juga MENUNJUK KEPADA TULISAN DI ATAS KERTAS. Padahal ALLAH MENDENGARKAN SUARA HATI, yang disebut AYAT-AYAT ALLAH, BUKAN AYAT SURAT. Kitab-pun demikian, KITAB INILAH YANG DIBACA OLEH RASULULLAH;
QS(98)2-3; Kitab yang diturunkan Allah ini lah WAJIB DIBACA, agar kita dapat MENILAIDIRI KITA SENDIRI, bukan orang lain, QS(17)14. Coba kita toleh ke dalam hati kita, tidak sampai lima menit, kita dapat MEMBACA SELURUH PERBUATAN KITA, mulai sejak kecil sampai hari ini. Oleh karena itu, hindarilah atau jauhilah menilai orang lain. Alangkah lebih baik kita menilai diri kita dulu, sebelum menilai orang lain; PERBAIKILAH DIRI KITA LEBIH DULU, sebelum ada keinginan untuk memperbaiki orang lain; berapa banyak perbuatan yang senonoh, berapa banyak perbuatan yang tidak senonoh, kita sendirilah yang menilainya. Itulah yang mesti diselesaikan terlebih dulu, sebelum kita menghadap kepada Allah.
Firman Tuhan QS(2)44: “A ta’muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wan antum tatluunal kitaaba a fa laa ta’qiluun.”
Artinya: “Kenapa engkau MENYURUH MANUSIA BERBUAT KEBAJIKAN, ENGKAU LUPA DIRI ENGKAU SENDIRI, SEDANG ENGKAU MEMBACA KITAB TUHAN; ADAKAH TIDAK ENGKAU BERAKAL?” QUR’AN-LAH YANG MENCABUT SEGALA PENYAKIT HATI, YANG BERSUMBER DARI DALAM HATI MANUSIA YANG DAPAT KITA DENGAR MELALUI SUARA HATI dan KITA TIDAK DAPAT MENGELAKKANNYA DAN TIDAK DAPAT MENDUSTAKANNYA. SAYANGNYA kita SIBUK dengan NALAR IDEA, tetapi ALLAH LEBIH SIBUK LAGI MEMBACA SUARA HATI tersebut. Karena itu MENCARI PEMBENARAN MELALUI NALAR IDEA, TIDAK AKAN PERNAH dapat MENYELESAIKAN PERSELISIHAN, TERBANTAHAN dalam bentuk KERAGUAN pada setiap DIRI MANUSIA.BAGAIMANA MANUSIA DENGAN KETAJAMAN INTELEKTUALNHA AKAN MEMBONGKAR RAHASIA YANG SEBENARNYA, tentu jauh tidak akan memperoleh jawaban yang signifikan.
Alasannya MANUSIA DIJADIKAN ALLAH, lantaran kedua ibu bapak, BUKAN melalui PEMIKIRAN. Pertama kejadian Adam dari tanah. Berikutnya kejadian manusia dari air mani yang terpancar dari seorang laki-laki, yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya. Dengan DISEMPURNAKANNYA KEJADIAN MANUSIA, DITIUPKANNYA RUH; KARENA RUH ITU ADALAH CAHAYA ATAU NUR, maka MELALUI NUR itulah RUH MEMANCARKAN KEPINTARAN MELALUI OTAK, sehingga KITA DAPAT BERPIKIR. Ruh-lah melihat pada mata, Ruh-lah yang mendengar pada telinga, mencium pada hidung, berkata pada mulut, merasa pada lidah, MENGHASILKAN SCIENCE AND KNOWLEDGE atau ILMU-PENGETAHUAN.
Sudah barang tentu sumber daya manusia itu BUKAN science and knowledge, JUSTRU SCIENCE DAN KNOWLEDGE ITU BERMUARA DARI CAHAYA ATAU ROHANIAH PADA KITA.
Kata orang-orang tua dulu:
“PIKIR ITU PELITA HATI (BUKAN OTAK, BUKAN HATI, ITULAH RUH); TIDAK DIPIKIR MERUSAK DIRI, TERLALU DIPIKIR BINASA DIRI.”
Dalam peristiwa Nuzululnya Qur’an, DAPAT KITA MEMIKIRKAN, APA PERBEDAAN YANG SEBENARNYA: YANG TERJADI PADA MALAM 17 RAMADHAN ITU, DAN APA PULA YANG TERJADI PADA MALAM QADAR?
BETULKAH PADA MALAM 17 RAMADHAN ITU QUR’AN TURUN? BETULKAN PADA MALAM QADAR ITU QUR’AN TURUN?
Pada malam 17 Ramadhan, telah terjadi pe ristiwa yang sangat dahsyat. Dimana di zaman itu KEBIADABAN MANUSIA LUAR BIASA; yang kuat berkuasa, yang kaya disanjung, yang miskin diinjak, wanita tidak ada harganya, semua bisa pakai. Padahal TIDAK ADA YANG LEBIH BERHARGA DARI SEORANG WANITA. Karena DARI RAHIM WANITA-LAH, BERKEMBANG MANUSIA YANG BANYAK INI.
Pada saat itu, manusia BELUM MENGETAHUI apakah Muhammad itu seorang Nabi atau seorang Rasul. Orang banyak yang tidak senang kepadanya, bahkan benci kepada Nabi Muhammad, sebab dikatakan Muhammad itu ‘UMMI’. Tentulah sukar bagi Muhammad, untuk menyampaikan hasrat yang daripada Allah.
Pada saat itu BELUM DITENTUKAN PUASA BAGI UMATNYA, tapi bagi Muhammad, telah lebih dulu mengamalkannya. Sampailah pada malam 17 Ramadhan itu, Nabi Muhammad datang kepada istrinya, dengan tergopoh-gopoh, menyampaikan hasrat yang daripada Allah, yang berbunyi Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq. Puasa bulan Ramadhan bagi umatnya barulah ditentukan setelah Nabi Muhammad Isra’ dan Mi’raj.
Apa yang terjadi pada malam 17 Ramadhan itu?
Setelah kita mengetahui substansi Qur’an, bahwa QUR’AN ITU HATINYA MUHAMMAD DAN QUR’AN ITU PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA, QS(2)97 DAN QS(69)40. TENTU kita bertanya DIMANA TURUNNYA, KEMANA DITURUNKANNYA, nyatalah pada malam 17 Ramadhan itu, QUR’AN MENURUNKAN KATA-KATANYA, KEPADA ISTRINYA, DI RUMAHNYA, BUKAN DI GUA HIRA, BUKAN DIBAWA DJIBRIL.
BACAANNYA, Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq.
Firman Tuhan QS(96)1-5: “Iqra’ bismi rabbika ladzii khalaq. Khalaqal insaana min ‘alaq. Iqra’ wa rabbukal akram. Alladzii ‘allama bil qalam. ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.”
Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhan engkau yang menciptakan, Dia yang menciptakan
manusia dari segumpal darah yang beku. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Pemurah, Yang
mengajar dengan Kalam, Dia yang mengajar dari tidak tahu menjadi tahu.”
Sebaliknya, TIAP-TIAP BULAN RAMADHAN, TURUN QUR’AN, SEBAGAI PETUNJUK ATAU HUDA, sebagai PEMBEDA mana yang haq dan mana yang bathil; QS(2)185.
Dengan demikian nyatalah bahwa, SELARAS DENGAN TUJUAN DILAHIRKANNYA MUHAMMAD, TURUNNYA QUR’AN lain tidak untuk MEMPERBAIKI AKHLAK DAN BUDI, zahir dan bathin manusia, melalui dua pusaka abadi Qur’an dan Sunnahnya.
Dimana QUR’AN KAMI TURUNKAN untuk OBAT PENYAKIT HATI dan RAHMAT bagi ORANG yang BERIMAN, bagi ORANG yang ZALIM, BERTAMBAH KERUGIANNYA.
Firman Tuhan QS(17)82: Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lilmu’miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illa khasaaraa.”
Firman Tuhan QS(7)157: “Alladziina yattabi’uunar rasuulan nabiyyal ummiyyal ladzii yajiduunahuu maktuubanindahum fit tauraati wal injiili ya’muruhum bil ma’ruufi wayanhaahum ‘anil munkari wa yuhillu lahumuth thayyibaati wa yuharrimu ‘alaihimulkhabaa-itsa wa yadha’u anhum ishrahum wal aghlaalal latii kaanat ‘alaihim fal ladziina amanuu bihii wa ‘azzaruuhu wa nasharuuhu wat taba’un nuural ladzii unzila ma’ahuu ulaa-ika humul muflihuun.”
Dari keterangan ayat di atas, orang-orang yang mengikut Rasul Muhammad Nabiyyul ummi, yang MENYERU KEPADA MA’RUF, MENCEGAH DARI YANG MUNGKAR, ITULAH yang dimaksud dengan SHOLAT, yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Maka orang-orang yang MENDIRIKAN SHOLAT, MENGIKUT RASUL DAN PERCAYA KEPADANYA, LAGI MENGIKUTNYA, SERTA MENGUATKANNYA, TURUN NUR QUR’AN BERSAMA DIA. DUA BELAS TAHUN, TIGA BELAS BULAN, LIMA HARI, Nabi Muhammad berada di MAKKAH, dikenal dengan ayat-ayat Makiah.
SEMBILAN TAHUN, SEMBILAN BULAN, SEMBILAN HARI, di Madinah, dikenal dengan ayat-ayat Madiniyah.
Nyatalah mulai tanggal 17 Ramadhan, sampai Beliau mengakhiri tugasnya sebagai Nabi,berumur 63 Tahun 10 hari, yang terjadi di Mekkah dan Madinah tersebut adalah:
QUR’AN MENURUNKAN KATA-KATANYA KEPADA MANUSIA DI PERMUKAAN BUMI. Lalu DI INGAT, DICATAT, di pelepah-pelepah, di batu-batu, di kulit unta, kemudian DIKUMPULKAN, DISUSUN, SELAMA 40 TAHUN MENJADI 1 MUSHAF. BERNAMA-LAH KITAB ALQUR’AN YANG ADA SAMPAI HARI INI.
Sudah barang tentu: QUR’AN LAIN, KITAB QUR’AN LAIN, AYAT LAIN, AYAT SURAT LAIN, KITAB LAIN. KITAB SURAT LAIN. QUR’AN ADA BENDANYA (BUKAN TULISAN), KITAB ADA BENDANYA (BUKAN TULISAN).
Substansi QUR’AN tertuju kepada HATI MUHAMMAD, substansi AYAT DAN KITAB tertuju kepada RUH DI SETIAP MANUSIA. QUR’AN BERKATA KEPADA AYAT, DISEBUT AYAT-AYAT ALLAH (VERSES OF THE HOLY QUR’AN).
Firman Tuhan QS(29)49: “Bal huwa aayatum bayyinaatun fii shuduuril ladziina uutul ‘ilma wa maa yajhadu bi aayaatinaa ilazh zhaalimuun.”
Artinya: “Bahkan QUR’AN itu AYAT-AYAT YANG NYATA, YANG JELAS YANG TERANG artinya TERSIMPAN di DALAM DADA namanya ILMU (TAHU), dan tiada yang engkar kepada ayat-ayat itu melainkan orang yang zalim (aniaya). Kita-lah yang pertama kali yang engkar terhadap diri kita sendirim yang telah mengingatkan kita dalam bentuk tanda atau ayat, bahwa kita sedang menganiaya diri kita sendiri. Nyata dalam perbuatan manusia, LAIN KATA HATI, LAIN PULA KATA MULUT. TENTU BERBEDA PULA DENGAN AMALANNYA.”
Seperti kita ketahui, tiap-tiap bulan suci Ramadhan, TURUN QUR’AN. Tentu BUKAN DALAM BENTUK TULISAN ATAU KITAB QUR’AN.
Kalau kita mengerti bahwa Qur’an turun dan Qur’an itu hatinya Muhammad, dan Qur’an itu perkataan pesuruhKu yang Mulia, tentu-lah PERKATAAN ITU DAPAT DIDENGAR OLEH ORANG YANG MENDENGARKAN. ITULAH YANG DITULIS DAN DIKUMPULKAN MENJADI KITAB AL-QUR’AN.
DIKATAKAN QUR’AN TURUN, MEMANG QUR’AN TURUN, tapi BUKAN KITAB-NYA. Sebab KITABnya TIDAK BERUBAH, SATU KITAB INI-LAH YANG KITA PEGANG SAMPAI HARI INI. TIAP-TIAP MALAM QADAR DI BULAN RAMADHAN, TURUN QUR’AN. Dan itu terjadi TIAP-TIAP TAHUN.
Kondisi saat inilah yang ditunggu oleh Umat Muhammad pada setiap malam Qadar.
Dapatkah kita menjumpai Malam Qadar itu, bila BELUM MENGETAHUI HUBUNGAN QUR’AN (HATI MUHAMMAD) DENGAN AYAT (HATI SETIAP MANUSIA) DI TEMPAT MENYEMBAH KEPADA ALLAH (BAITULLAH)? QS(3)96.
QUR’AN BUKAN DIBAWA OLEH DJIBRIL, TETAPI DIBAWA OLEH RUHUL AMIN KE DALAM HATI MUHAMMAD DENGAN IZIN ALLAH DALAM BAHASA ARAB YANG FASIH.
Sayang APA ITU AMIN TIDAK DIKETAHUI.
Firman Tuhan QS Al-Qadr (97): “Inna anzalnaahu fii lailatul qadr. Wa maa adraka maalailatul qadr. Lailatul adri khairum min alfi syahr. Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli amr. Salaamun hiya hattaa mathla ‘il fajr.”
Sesungguhnya pada malam Qadar itu, Qur’an Kami turunkan, sejak 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Umat Islam menunggu datangnya malam Qadar tersebut.
Hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
“Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169].
Riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai
terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165].
Boleh diumpamakan pada Malam Qadar itu QUR’AN TURUN dalam sebuah Musyawarah
(KONGRES) dimana QUR’AN MEMIMPIN, ALLAH MENJADI HAKIM. ANGGOTA RAPATNYA YAITU PARA MALAIKAT, ARWAH PARA AULIYA DAN AMBIYA yang telah habis tugas, gunanya untuk MENENTUKAN SEGALA URUSAN SAMPAI FAJAR.
Hal inilah yang memberatkan kami, guna menyampaikan hakekat yang sebenarnya yang berlandaskan kepada Qur’an dan Sunnah, sebab 15 abad ditinggal oleh Nabi MuhammadSAW; BACAAN SAMA, PENATALAKSANAAN SAMA, TIDAK BERBEDA DENGAN UMAT ISLAM LAINNYA; tapi TENTU TIAP-TIAP PERSAMAAN ADA PERBEDAAN.SYARIAT MEMANG SAMA. HANYA HAKEKAT ITU YANG TELAH DILUPAKAN OLEH UMAT ISLAM.
As-syariatu bila haqiqatu, atilah; Al-haqiqatu bila syariah, batilah.
Syariat dengan tiada Hakekat, Hampa; Hakekat dengan tiada Syariat, Batal.
DENGAN TIADA MENGETAHUI HAKEKAT, maka UMAT ISLAM TELAH TERPECAH BELAH HATINYA, tidak satu arah dalam satu kiblat, dimana di tempat itulah Tuhan MENGURUS RUH umat Islam secara hakekat. Tempat itu bernama MASJIDIL HARAM (TEMPAT SUJUD YANG MULIA-BAITULLAH YANG BERADA DI MAKKAH), TEMPAT DIMANA MENDIRIKAN SHOLAT, MENGIKUT RASUL, MELAKSANAKAN HAJI DAN UMROH PADA HAKEKAT.
PENEGASAN ALLAH TERHADAP KIBLAT:
Doa ketika tawaf kedua saat umroh dan haji:
“Allahumma inna hadzal baita baituka wal haraama haraamuka wal amna amnuka wal
‘abda ‘abduka wa ana abduka wa hadza maqomul ‘a izibika minannar, faharrim
luhumanna wabasyaratana ‘alannar.”
Artinya: “Ya Allah sesungguhnya BAIT INI RUMAHMU YA ALLAH (BUKAN KA’BAH), TANAH HARAM INI TANAH MULIAMU ya Allah, NEGERI AMAN ini NEGERI AMANMU ya Allah, aku ini hambaMu ya Allah, anak daripada hambaMu, adalah tempat ini TEMPAT orang BERLINDUNG KEPADAMU dari NERAKA, peliharalah daging dan kulitku dari api neraka Pada umumnya setengah ahli tafsir berpendapat, ayat iqra’ bismi rabbikal ladzii kholaq QS(96)1-5, itulah dikatakan Qur’an turun. Padahal bila kita mengetahui bahwa Qur’an itu PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA, maka Qur’an itu MENURUNKAN KATA-KATANYA, TURUN DARI MULUTNYA NABI, KEPADA MANUSIA DI PERMUKAAN BUMI. Di catat, di pelepah-pelepah, di batu-batu, di kulit-kulit unta, setengahnya mengandalkan daya ingat. Semua itu dikunpulkan menjadi satu mushaf, disebutlah KITAB AL-QUR’AN. KITAB LAIN, QUR’AN LAIN.
QUR’AN ada BENDAnya, KITAB ada BENDAnya, begitupun AYAT, ada BENDAnya, BUKAN TULISAN.
- “KITAB”
Peringatan Tuhan tentang KEBERADAAN KITAB yang diturunkan oleh Allah kepada tiap-tiap manusia.
Firman Tuhan QS(2)78-79:
Ayat 78 : “Wa minhum ummiyyuuna laa ya’lamu maa yusiruuna wa mn yu’linuun.”
Artinya: “Dan DI ANTARA MEREKA ADA YANG BUTA HURUF TENTANG KITAB melainkan ANGAN-ANGAN SAJA; dan tiadalah mereka (mengetahui) melainkan MENGIRA-NGIRA.”
Ayat 79: “Fa wailul lil ladziina yaktubuunal kitaaba bi aidiihim tsumma yaquuluuna haadzaa min ‘indillaahi li yasytaruu bihii tsamanan qaliilan fa wailul lahum mim maa katabat aidiihim wa wailul lahum mim maa yaksibuun.”
Artinya: “MAKA KECELAKAAN BESARLAH bagi orang-orang yang MENULIS KITAB DENGAN TANGAN MEREKA SENDIRI, lalu dikatakannya, “ini dari Allah,” karena mereka hendak MEMPEROLEH KEUNTUNGAN SEDIKIT. Maka KECELAKAAN BESARLAH bagi mereka, karena apa yang ditulis oleh tangan mereka itu, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, karena apa yang mereka kerjakan.”
Lalu Allah mengingatkan melalui firman-Nya QS(2)175-176, disebabkan mereka tidak mengetahui KITAB yang diturunkan Allah BERSAMAAN DITIUPKAN Ruh. QS(2)175-176:
Ayat 175: “Ulaa-ikal ladziinasy tarawudh dhalaalata bil hudaa wal ‘adzaaba bil maghfirati fa maa ashbaruhum ‘alan naar.”
Artinya: “MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MEMBELI SESAT DENGAN PETUNJUK, MEMBELI SIKSA DENGAN AMPUN. Alangkah ajaibnya mereka itu SABAR MASUK NERAKA.”
Ayat 176: “Dzaalika i annallaaha nazzalal kitaaba bil haqqi wa innal ladziinakh talafuu fil kitaabi la fii syiqaaqim ba’iid.”
Artinya: “Yang demikian itu DISEBABKAN sesungguhnya Allah telah menurunkan KITAB YANG SEBENARNYA dan bahwa orang-orang yang BERSELISIH PAHAM TENTANG KITAB itu benar-benar dalam KESESATAN YANG NYATA.”
PERTIMBANGAN SELANJUTNYA:
ALLAH TIDAK PERNAH MENULIS DI ATAS KERTAS.
Firman Tuhan QS(6)7: “Wa lau nazzalna ‘alaika kitaaban fii qirrthaasin fa lamaasuuhu bi aidiihim la qalal ladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrum muubiin.”
Artinya: “Dan kalau Kami TURUNKAN KEPADA MEREKA TULISAN DI ATAS KERTAS, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka, tentulah orang-orang kafir itu berkata, “Ini tidak lain ADALAH SIHIR YANG NYATA.”
NABI MUHAMMAD TIDAK PERNAH MEMBACA BUKU DAN TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANNYA.
Maka BERTAMBAH TIDAK PERCAYA kita kepada Nabi Muhammad SAW.
Firman Tuhan QS(29)48: “Wa maa kunta tatluu min qablihii min kitaabiw wa laa takhuththuhuu bi yamiiinika idzal lar taabal mubthiluun.”
Artinya: “Dan Muhammad TIDAK PERNAH MEMBACA KITAB sebelumnya, dan Engkau TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANNYA. Jikalau demikian niscaya makin ragulah orang yang membatalkan itu.”
Sesungguhnya Allah yang menurunkan KITAB KE DALAM HATI SETIAP MANUSIA BERSAMAAN DENGAN DITIUPKANNYA RUH.
Firman Tuhan QS(42)17: “Allahul ladzii anzalal kitaaba bil haqqi wal miizaana wa maa yudriika la’allas saa’ata qariib.”
Artinya: “Allah yang MENURUNKAN KITAB DENGAN KEBENARAN DAN NERACA. Dan tahukah engkau, boleh jadi kiamat itu dekat?”
Firman Tuhan QS(42)51-52:
Ayat 51: “Wa maa kaana li basyarin ay yukallimahullaahu illaa wahyan au miw waraa-I hijaabin au yursila rasuulan fa yuuhiya bi idznihii maa yasyaa-u innahu ‘aliyyun hakiim.”
Artinya: “Dan tiadalah bagi seorang manusia bahwa Allah berkata-kata kepada manusia, melainkan dengan WAHYU atau dari BALIK DINDING, atau Dia mengirim UTUSAN, lalu Dia mewahyukan dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
Ayat 52 : “Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim.”
Artinya: “Dan demikianlah Kami WAHYUKAN KEPADA RUH dengan perintah kami. Engkau (sebelumnya) TIDAK MENGERTI APA KITAB dan APA IMAN. Tetapi, Kami menjadikan KITAB itu CAHAYA atau NUR. (jadi RUH, IMAN, KITAB itu adalah NUR atau CAHAYA). Melalui kitab itu, Kami memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya ALLAH menunjuki kepada jalan yang lurus.”
Dengan demikian, barulah kita dapat mengerti dan memahami: BAHWA RUH itu IMAN,RUH ITU KITAB, RUH ITU NUR ATAU CAHAYA, dan dia adalah KEBENARAN DARI TUHANnya.
QS(2)147: “Al-haqqu min rabbika falaa takuunanna minal mumtariin(a).”
Artinya: “KEBENARAN ITU DATANG DARI TUHANMU, maka oleh sebab itu JANGAN sekalikali KAMU TERMASUK ORANG-ORANG YANG RAGU.”
BEGITUPUN QUR’AN: ALLAH-LAH YANG MENURUNKAN, ALLAH-LAH YANG MEMELIHARANYA, DAN DITURUNKAN KE DALAM HATI MUHAMMAD SAW DAN BAHKAN QUR’AN ITU ADALAH PERKATAAN ALLAH YANG
DISAMPAIKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW; QS(15)9 dan QS(2)97.
QUR’AN ITU ADALAH PERKATAAN ALLAH YANG DISAMPAIKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW;
QS(69)40, QS(17)45, dan firman Tuhan QS(86)13: “Innahu laqaulun fashlun.”
Artinya: “esungguhnya QUR’AN ITU BENAR-BENAR PEMISAH ANTARA YANG HAQ DAN YANG BATHIL.” NAH DISITULAH LETAK MUKJIZATNYA MUHAMMAD MELALUI QUR’AN, YANG DAPAT MENCABUT SEGALA PENYAKIT HATI, QS(17)82.
Dimana ALLAH MENCABUT SEGALA PENYAKIT HATI ITU? DI TEMPAT YANG TERTINNGGI (A’RAF, SURAT TUJUH).
Firman Tuhan QS(7)43: “Wa naza’naa maa fii shuduurihim min ghillin tajrii min tahtihimul anhaaru wa qaalul hamdu lillaahil ladzii hadaanaa li haadzaa wa maa kunnaa li nahtadiya lau laa an haadaanallaahu la qad jaa-at rusulu rabiinaa bil haqqi wa nuuduuan tilkumul jannatu uuritstumuuhaa bi maa kuntum ta’maluun.”
Artinya: “Dan Kami CABUT SEGALA PENYAKIT HATI dalam DADA mereka, di bawah mereka mengalir sungai-sungai dan mereka berkata, “Segala PUJI bagi Allah yang telah MENUNJUKI KAMI kepada hal ini, dan kami sekali-kali tidak akan dapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sungguh telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa kebenaran”. Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.”
III. “AYAT”
AYAT-PUN DEMIKIAN (BUKAN AYAT SURAT, TETAPI ADALAH AYAT-AYAT ALLAH).
Firman Tuhan QS(29)49: “Bal huwa aayatum bayyinaatun fii shuduuril ladziina uutul ‘ilmawa maa yajhadu bi aayaatinaa ilazh zhaalimuun.”
Artinya: “Bahkan QUR’AN itu AYAT-AYAT YANG NYATA, YANG JELAS YANG TERANG artinya TERSIMPAN di DALAM DADA namanya ILMU (TAHU), dan tiada yang ENGKAR KEPADA AYAT itu melainkan ORANG YANG ZALIM.”
Firman Tuhan QS(18)109: “Qul law kaana albahru midaadan likalimaati rabbii lanafida albahru qabla tanfada kalimaatu rabbii walau ji’naa bimitslihi madadaan.”
Artinya: “Katakanlah: “sekiranya air laut menjadi tinta untuk menulis AYAT-AYAT ALLAH,niscaya laut itu KERING SEBELUM DITULIS AYAT-AYAT ALLAH, walaupun Kami datangkan tambahan sebanyak itu lagi.”
SEBAGAI BENANG-MERAHnya:
Yang amat disayangkan, KITA TELAH MEMPERKATAKAN QUR’AN, AYAT, ATAUPUN KITAB dan bahkan SUDAH SALING SALAH-MENYALAH satu sama lain, padahal KITA BELUM BETEMU DENGAN QUR’AN DAN BELUM BERTEMU DENGAN AYAT DAN DENGAN KITAB; QUR’AN ADA BENDAnya, AYAT ADA BENDAnya, KITABpun ADA BENDAnya.
QUR’AN TIDAK DAPAT DISENTUH MELAINKAN BAGI ORANG YANG TELAH BERSUCI. BILA QUR’AN diturunkan ke dalam BAHASA AJAM (BUKAN ARAB), tentu DIA akan berBAHASA AJAM.
Firman Tuhan QS(56)75-79: “Fa laa uqsimu bi mawaaqi’in nujuum. Wa innahuu la qasamul llau ta’lamuuna ‘azhiim. innahuu la qur-aanun kariim. Fii kitaabim maknuun. Laa yamassuhuu illal muthahharuun.”
Artinya: “Maka Aku bersumpah dengan tempat turunnya bintang-bintang. Dan sungguh sumpah itu kalau kamu tahu adalah sumpah yang besar, sesungguhnya dia adalah Qur’an yang MULIA, dalam KITAB yang terpelihara baik, TIADALAH YANG MENYENTUHNYA MELAINKAN MEREKA YANG BERSUCI.”
SIAPA ORANG YANG BERSUCI? BERUNTUNGLAH ORANG YANG MENSUCIKAN DIRInya yaitu DENGAN MENGINGAT DAN SHOLAT.
FIRMAN TUHAN QS(87)14-15: “Qad aflaha man tazakka. Wa dzakarasma rabbihii fashallaa.”
Firman Tuhan QS(16)98: “Fa idzaa qara’tal qur-aana fas ta’idz billaahi minassy syaithaanirrajiim.”
Artinya: “APABILA ENGKAU HENDAK MEMBACA QUR’AN, BERLINDUNG DENGAN ALLAH DARI GODAAN SYETAN YANG TERKUTUK.”
Itulah sebabnya pemikiran-pemikiran manusia yang mengandalkan kepintarannya
MELALUI NALAR IDEA ATAUPUN DALIL AQLI, TIDAK DAPAT MENYELESAIKAN PERSELISIHAN TERSEBUT, KARENA MEREKA BELUM MENGETAHUI MANA ITU QURAN, MANA ITU KITAB,MANA ITU AYAT YANG DITURUNKAN MASING-MASING KE DALAM HATI MUHAMMAD SAW, YAITU QUR’AN; KITAB DAN AYAT DITURUNKAN KE DALAM HATI SETIAP MANUSIA. KITAB QUR’AN yang tertulis yang kita miliki hari ini, kemudian kita membacanya; BARU DISUSUN 40 TAHUN KEMUDIAN, MENJADI SATU MUSHAF.
PERSELISIHAN yang terjadi, dapat diRASAKAN BERUPA KERAGU-RAGUAN ATAU SYAKWASANGKA di dalam hati setiap manusia. Maka sebagai akibat dari syak wasangka itudapat menimbulkan perbuatan keji dan mungkar.
Perintah Tuhan, Kita MEMBACA KITAB:
Firman Tuhan QS(17)14-15: “Iqra’ kitaabaka kafaa bi nafsikal yauma ‘alaika hasiibaa. Manih tadaa yahhtadii li nafsihii wa man dhalla fa yadhillu ‘alaihaa wa laa taziru waaziratuw wizra ukhraa wa maa kunnaa mu’adzdzibiina hattaa nab’atsa rasuula.”
Artinya: “Bacalah KITAB yang ADA PADA TUBUHMU, CUKUP ENGKAU SENDIRI YANGMEMBACANYA PADA HARI INI, MENGHITUNG AMALANMU SENDIRI. Barang siapa yang mengikuti petunjuk, sesungguhnya petunjuk itu bagi dirinya, dan barangsiapa yang tersesat, maka sesungguhnya kesesatan itu atas dirinya. Dan tidaklah seseorang yang berdosa akan memikul dosa orang lain. Dan Kami utus Rasul.”
Keragu-raguan yang terjadi dalam diri kita, dapat didengar sebagai sebuah BISIKAN
SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA. Itulah yang menimbulkan ADANYA PENYAKIT HATI TERSEBUT.
Firman Tuhan QS(2)10: “Fii quluubihim maradhun fa zaadahumullahu maradaw wa lahum ‘adzaabun bi maa kaanuu yakhzibuun.”
Artinya: “DALAM HATI MEREKA ADA PENYAKIT, yaitu PENYAKIT SYAK WASANGKA dan bagi mereka azab yang pedih disebabkan apa-apa yang telah mereka dustakan.” PENYAKIT HATI INILAH SEBAGAI PENYEBAB PERSELISIHAN YANG DIMULAI DARI DALAM DIRINYA SENDIRI, kemudian melebar MENIMBULKAN PERSELISIHAN MANUSIA DENGAN MANUSIA, yang tidak pernah berhenti dan tidak dapat diselesaikan dengan HANYA MELALUI PETUNJUK, SARAN DARI MANUSIA KE MANUSIA.
Yang terlupakan adalah: DIA-NYA ALLAH YANG MENJADIKAN KAMU, DI ANTARAMU ADA YANG KAFIR DAN ADA YANG MUKMIN.
Firman Tuhan QS(64)2: “Huwal ladzii khlaqakum fa minkum kaafiruw wa minkum mu’minuw wallaahu bi maa ta’maluuna bashii.”
Artinya: DIA YANG MENJADIKAN KAMU DI ANTARA KAMU (BUKAN DI ANTARA KAMU-KAMU, tetapi di dalam diri kamu masing-masing), ada yang KAFIR dan ada yang MUKMIN. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Karena itu, TIDAK SEIMBANG DENGAN KATA-KATA YANG TERDAPAT DALAM QUR’AN; BILAKITA HENDAK MENGKAJI ORANG LAIN SEDANGKAN KITA LUPA DIRI KITA SENDIRI.
“KAJILAH dulu DIRI KITA, JANGAN MELIHAT KELUAR KEPADA ORANG LAIN, bahwa: DIANTARAMU (TERTUJU KEPADA TUBUH SEBATANG), ADA YANG KAFIR DAN ADA YANGMUKMIN.
Firman Tuhan QS(2)44: “A ta’muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wan antumtatluunal kitaaba a fa laa ta’qiluun.”
Artinya: “Kenapa engkau menyuruh MANUSIA berbuat kebajikan, engkau LUPA DIRI engkau sendiri, sedang engkau membaca KITAB Tuhan, adakah tidak engkau BERAKAL?” MANA YANG KAFIR?
Firman Tuhan QS(100)6: “Innal insaana li rabbihii la kanuud”, SESUNGGUHNYA MANUSIA itu KAFIR atau ENGKAR kepada Tuhannya.
TERNYATA MANUSIA ITU KAFIR BAHASA ARAB, ENGKAR BAHASA INDONESIA; SEBAB SESUNGGUHNYA KAMI JADIKAN MANUSIA KAFIR (ENGKAR KEPADA TUHANNYA) DAN BERSIFAT KELUH KESAH SUKA MENANTANG; BILA DIA MENDERITA, DIA BERPUTUS ASA, BILA
DIA MENDAPAT KESENANGAN ATAU KAYA, DIA MENJADI KIKIR.
QS(70)19-20:
“Innal insaanakhuliqa haluu’aa. Idzaa massahusy syarru jazuu’aa.”
MANA YANG MUKMIN?ABDI FILQALBIL MU’MINIIN artinya HAMBAKU DALAM HATI MEREKA NAMANYA MUKMIN. DIATIDAK LAKI-LAKI, TIDAK PEREMPUAN. ADA DALAM DADA LAKI-LAKI DAN ADA DALAM DADA
PEREMPUAN. YANG LAKI-LAKI PEREMPUAN ITU ADALAH JASMANIAHNYA.
YANG KAFIR, ITULAH YANG SALAH (YANG BATHIL), BERASAL DARI KEDUA IBU BAPAK.YANG MUKMIN, ITULAH YANG BENAR (YANG HAQ) BERASAL DARI TUHAN YANG SATU.
Firman Tuhan QS(49)13: “Yaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min dzakariw wauntsaa wa ja’alnaakum syu’uubaw wa qabaa-ila li ta’aarafuu inna akramakum ‘indallaahi atqaakum innallaaha ‘aliimun khabiir.”
Artinya: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami MENCIPTAKAN KAMU DARI SEORANGLAKI-LAKI DAN SEORANG PEREMPUAN, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya SEMULIA-MULIA kamu DI SISI ALLAH ialah yang lebih TAQWA di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
DIMANA MANUSIA DI BINA?
Jawabnya, DI DALAM RAHIM SEORANG WANITA (IBU); QS(3)6: Huwal ladzii yushawwirukum fil arhaami kaifa yasyaa-ulaa ilaaha illaa huwal ‘aziizul hakiim.”
Artinya: “Dialah yang MEMBENTUK KAMU DALAM RAHIM-RAHIM sebagaimana yang Dia kehendaki. Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
DIMANA MUKMIN ITU?
QS(32)9: “Tsumma sawwahu wa nafakha fiihi mir ruuhihii wa ja’ala lakumus sam’a walabshaara wal af idata qaliilam maa tasykuruun.”
Artinya: “Aku SEMPURNAKAN KEJADIAN MANUSIA, AKU TIUPKAN RUH, AKU BERIKAN PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI. NAMUN SEDIKIT SEKALI MANUSIA BERTERIMA KASIH.” BAGAIMANA KITA MENGETAHUI ADANYA YANG BENAR (MUKMIN) DALAM HATI KITA?
Firman Tuhan QS(6)73, QS(32)6, QS(13)9, QS(59)22, QS(64)18: “…’aalimul ghaibi wasysyahaadati…”.
ARTINYA YANG GAIB ITU, (YANG TERSEMBUNYI ITU, ADA DALAM HATI), MENJADI SAKSI ATAS KESALAHAN MANUSIA DIRI NYA SENDIRI (BUKAN MANUSIA LAIN).
Firman Tuhan QS(2)143: “Wa kadzaalika ja’alnaakum ummatan wasathan litakuunusyuhadaa-a ‘alannaasi wayakuunar rasuulu ‘alaykum syahiidan wamaa ja’alnaal qiblataaallati kunta ‘alaihaa lina’lama man yattabi’ur rasuula mimman yanqalibu ‘alaa ‘aqibayhiwa-in kaanat lakabiiratan illaa ‘alaa alladziina hadaa allaahu wamaa kaana allaahuliyudhii’a iimaanakum inna allaaha bialnnaasi larauufun rahiimun.”
Artinya: “Demikian Kami jadikan engkau UMAT MULIA (UMAT PERTENGAHAN), MENJADI SAKSI TENTANG KESALAHAN MANUSIA DIRI KAMU SENDIRI (BUKAN MANUSIA LAIN), dan adalah RASUL MENJADI SAKSI ATAS PERBUATAN KAMU. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang dahulu melainkan agar Kami mengetahui orang-orang yang mengikut RASUL daripada orang yang berpaling imannya. Dan sungguh kiblat itu amat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”
Firman Tuhan QS(2)144: “Qad naraa taqalluba wajhika fissamaa-i fa la nuwalliyannaka qiblatan tardhaahaa fa walli wajhaka syathral masjidilharaami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakum syathrahuu wa innal ladziina uutul kitaaba la ya’lamuunaannahulhaqqu mir rabbihim wa mallaahu bighaafilin ‘am maa ya’muuun.”
Artinya: “Sesungguhnya Kami melihat WAJAHMU menengadah ke langit, maka SUNGGUHKAMI PALINGKAN ENGKAU KE ARAH KIBLAT YANG ENGKAU MENYUKAINYA. Maka PALINGKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) mengetahui bahwa, (berkiblat ke Masjidil Haram) adalah benar dari Tuhan mereka, dan Allah tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan.”
OLEH SEBAB ITU, MUKMIN YANG DATANG DARI TUHAN, TIDAK MAU DUSTA. MAKA, YANG BENAR ITU MENJADI SAKSI ATAS KESALAHAN MANUSIA, DIRI KITA SENDIRI. ITULAH SEBABNYA KITA TIDAK DAPAT MENJADI SAKSI ATAS KESALAHAN ORANG LAIN. Dan kita TIDAK DAPAT MENDUSTAKAN DIRI KITA SENDIRI. BAHWA OLEH SEBAB ITU, ALLAH TIDAK MELIHAT RUPAMU DAN AMALMU, HANYA ALLAH MELIHAT PADA HATIMU DAN NIAT KAMU; ARTINYA, YANG BERNIAT DALAM HATI ITU YANG DILIHAT OLEH ALLAH; KITA SENDIRI DAPAT MENDENGAR, DAPAT DIRASA DAN ITULAH YANG DILIHAT OLEH TUHAN.
Hadits Riwayat Muslim: “Innallaha la yanzuru ila suarikum wa amwalukum, wa lakin yanzuru ila qulubikum wa a’malikum.”
WALAU BAGAIMANA KITA MENGINDAHKAN ATAU MEMBENARKANNYA, KITA TETAP DAPAT MENGETAHUI SEPERTI APA NIAT ITU, APAKAH KAMU ITU BERPURA-PURA ATAU TIDAK. ITULAH SEBABNYA MAN ARAFA NASFAHU FAQAD ARAFA ROBBAHU HARUS DIPAHAMI, ARTINYA BARANG SIAPA KENAL DIRINYA, SESUNGGUHNYA KENAL AKAN TUHANNYA. KAMU MENYURUH ORANG BERBUAT BAIK, tapi PERBUATANNYA TIDAK COCOK DENGAN APA YANG DI-IKRAR DAN DI AMALKAN.
Firman Tuhan QS(94) ayat 7-8: “Fa idzaa faraghta fan shab. Wa ilaa rabbika far ghab.”
Artinya: “Maka apabila engkau telah selesai bertabligh, berbuatlah dengan sungguhsungguh, mulai dengan diri sendiri, contoh mencontohkan KEPADA ALLAH HENDAKNYA ENGKAU BERHARAP.”
HADITS: IBDA’ BINAFSIKUM, Artinya MULAI DARI DIRI SENDIRI, DAN HENDAKNYA SALING CONTOH MENCONTOHKAN. YANG DIKEHENDAKI adalah berpegang teguhlah semuanya hai manusia kepada kepercayaan Tuhan yang termaktub di dalam hati (yang tersimpan dalam hati) sebab dia TIDAK PERNAH DUSTA, apa yang dibuatnya, apa yang dikatakannya dia TIDAK PERNAH BOHONG, TIDAK MAU MENYINGGUNG PERASAAN ORANG LAIN, BAHKAN SEBELUM ORANG LAIN TERSINGGUNG, KITA LEBIH DAHULU TERSINGGUNG, YANG MEMBUAT KITA MENJADI GELISAH.
Oleh sebab itu, KALAU MANUSIA MAU BENAR, TURUT KATA APA YANG DALAM HATI, TURUT PERINTAHNYA, BAGI DIRI MASING-MASING. MAKA OLEH SEBAB ITU BATAS ANTARA ISLAM DENGAN KAFIR ADALAH SHOLAT, “Inna bainar rojuli islam wa bainas syirki wal kufri tarkas sholati”.
Artinya: “BATAS ANTARA ISLAM DENGAN KAFIR ADALAH SHOLAT.”
AGAMA ITU ADALAH NASEHAT; BERWASIATLAH (SALING NASEHAT MENASEHATI) KAMU DENGAN KESABARAN DAN BERWASIATLAH KAMU DENGAAN YANG BENAR.
Firman Tuhan QS(103): “Illal ladziina aamanuu wa ‘amilushshaaalihaati wa tawaashau bilhaqqi wa tawaashau bish shabr.”
Hendaklah UMAT ISLAM YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA ALLAH, hendaklah benar-benar mengetahui apa itu QUR’AN , apa itu AYAT, apa itu KITAB; supaya betul-betul DAPAT BERPEGANG KEPADA DUA PUSAKA ABADI QUR’AN DAN SUNNAH (HADITS). BUKAN BERPEGANG KEPADA KATA-KATA, BUKAN BERPEGANG KEPADA TULISAN, BERPEGANGLAH KEPADA APA YANG DITERANGKAN DALAM TULISAN YANG ADA DI DALAM KITAB YANG DITULIS OLEH TANGAN MANUSIA.
Firman Tuhan QS(18)1: “Alhamdu lillaahil ladzii anzala ‘alaa ‘abdihil kitaba wa lam yaj’allahuu ‘iwajaa.”
Artinya: “Segala PUJI BAGI ALLAH yang TELAH MENURUNKAN KITAB dan TIADA TERDAPAT DI DALAMNYA PERLAWANAN ATAU BENGKOK.”
Seandainya terjadi perlawanan atau bengkok dalam hati-nya tentulah akan terjadi
pendustaan, pembohongan. Tuhan MENGHENDAKI kepada ORANG YANG BERIMAN DAN BERTAQWA SERTA PARA ULAMA, dapat mewujudkannya: “Hendaknya BERTOLONG-TOLONGLAH KAMU DENGAN JALAN KEBAJIKAN DAN TAQWA, DAN JANGAN BERTOLONG-TOLONG DENGAN JALAN KEJAHATAN DAN DOSA.
Kalau memang kita seorang YANG BERIMAN DAN BERTAQWA DAN SEORANG ULAMA, SEMESTINYA LURUS; TIDAK BOLEH BENGKOK HATINYA.
QS(5)2: “…..wa ta’aawanuu ‘alal birri wat taqwaa wa laa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal ‘udwaani wat taqullaaha innallaaha syadiidul ‘iqaab”.
Oleh sebab itu RENDAHKANLAH SAYAPMU, BERHINA DIRI DAN JANGAN SOMBONG KEPADA ORANG YANG BERIMAN.
Firman Tuhan QS(15)88: “…wakh fidh janaahaka lil mu’miniin.”
KALAU KITA SOMBONG, SIAPA LAGI YANG MENUNJUKI KITA?
Karena itu bersabarlah: “KARENA ORANG SABAR SERTA ALLAH, ORANG TAQWA MENDAPAT PETUNJUK.”
Firman Tuhan QS(9)11: “Fa in taabuu wa aqaamush shalaata wa aatawuz zakaata faikhwaanukkum fid diini wa nufashshilul aayaati li qaumiy ya’lamuun.”
Artinya: “Mereka yang berTAUBAT, MENDIRIKAN SHOLAT, MENGELUARKAN ZAKAT (DALAM SHOLAT), maka mereka adalah SAUDARA KANDUNG DALAM AGAMA. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mau berfikir.”
OLEH SEBAB ITULAH SYAK WASANGKA ITU DOSA, MAUKAH KAMU MEMAKAN BANGKAI SAUDARAMU YANG TELAH MATI?
Firman Tuhan QS(49)11-12: “Ya ayyuhal ladz’iina aamanuu laa yaskhar qaumum minqaumin ‘asaa ay yakuunuu khairam minhum wa laa nisaaum min nisan-in ‘asas ay yakunnakhairamminhunna wa laa talmizuu anfusakum wa laa tanaabazuu bil alqaabi bi’sal ismulfusuuqu ba’dal iimaani wa mal lam yatub fa ulaa-ika humuzh zhaalimuun. Yaa ayyuhalladziina aamanuj tabibuu katsiiram minazh zhanni inna ba’dhazhzhanni itsmuw wa laatajassasuu wa laa yaghtab ba’dhukum ba’dhan a yuhibbu ahadukum ay ya’kula lahmaakhiihi maitan fa karihtumuuhu wat taqullaaha innallaaha tawwaabur rahiim.”
Artinya: “Hai sekalian orang-orang yang beriman, janganlah satu kaum mengolok-olokkan kaum yang Iain, boleh jadi mereka (kaum yang mengolok-olokkan itu) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan), dan jangan (pula) perempuan-perempuanmengolok-olokkan perempuan-perempuan (yang lain), boleh jadi perempuan-perempuan(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seburuk-buruk Nama (panggilan) ialah panggilan fasik sesudah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari keburukan orang dan janganlah sebahagian kamu menggunjing atas sebahagian yang lain. Adakah diantara kamu suka memakan daging saudaranya yang mati? Maka kamu membencikannya.
Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi MahaPenyayang.”
Firman Tuhan QS(5)32: “Min ajli dzaalika katabnaa ‘alaa banii israa-iila annahuu manqatala nafsam bi ghairi nafsin au fasaadin fil ardhi fa ka annamaa qatalan naasa jamii’aw wa man ahyaahaa fa ka annamaa ahyan naasa jamii’aw wa la qad jaa-at-hum rusulunaabii bayyinaati tsumma inna katsiiram minhum ba’da dzaalika fil ardhi la musrifuun.@
Artinya: “Karena itu Kami tetapkan kepada Bani israil bahwa yang membunuh seorang manusia bukan karena hukuman pembunuhan, atau karena membuat bencana di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yangmemelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupaN manusia seluruhnya. Dan sesungguhnya telah datang rasul-rasul Kami kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan, kemudian sesungguhnya banyak diantara mereka sesudah itu melampaui batas di bumi.”
Nyatalah amalan-amalan yang kita perbuat selama ini: “SEBENARNYA BANYAK BERTENTANGAN DENGAN QURAN DAN SUNNAH (HADITS)”. KENYATAAN, KITA BANYAK BERTOLONG-TOLONG DENGAN JALAN KEJAHATAN DAN DOSA,PADAHAL YANG DISURUH BERTOLONG-TOLONGLAH DENGAN JALAN KEBAJIKAN DAN TAQWA. KITA DISURUH MENGHENTIKAN SESUATU YANG DILARANG, TAPI PADA KENYATAANNYA KITA MENGHENTIKAN BARANG YANG DISURUH, MEMPERBUAT BARANG YANG DILARANG. YANG TERJADI: “AMAR MUNKAR NAHI MA’RUF”, MENGERJAKAN BARANG YANG DILARANG, MENGHENTIKAN BARANG YANG DISURUH.
Islam sesama islam SALING TUDUH MENUDUH dan SALING SALAH MENYALAH. Oleh sebab itu, JANGANLAH KITA HENDAK MEMPERBAIKI ORANG LAIN, TETAPI DIRI KITA SENDIRI YANG WAJIB DIBETULKAN LEBIH DULU, MENJADI CONTOH-MENCONTOHKAN SATU SAMA LAIN.
Hendaklah seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, juru dakwah serta seorang ulama, TENTU IA TOLONG BERTOLONGAN DI JALAN KEBAJIKAN DAN TAQWA DAN TIDAK BERTOLONG-TOLONGAN DI JALAN KEJAHATAN ATAU DOSA.
QS(5)2: “…..wa ta’aawanuu ‘alal birri wat taqwaa wa laa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal ‘udwaani wat taqullaaha innallaaha syadiidul ‘iqaab”.
Hendaknya kita tahu pahami bahwa Qur’an diturunkan GUNANYA untuk menjadi OBAT PENYAKIT HATI DAN RAHMAT BAGI ORANG BERIMAN. Orang yang zalim (orang yang aniaya) akan bertambah kerugiannya. Apabila berpisah “TIMBUL-lah PENYAKIT HATI”, QS(17)82.
PENYAKIT HATI ITU MEMANG SANGAT BERAT SEKALI. DIA TERSEMBUNYI, TIDAK ADA ORANG YANG MENGETAHUINYA SELAIN DIRI KITA SENDIRI.
Firman Tuhan QS(2)10: “Fii quluubihim maradhun fazaada humullaahu maradhaw wa lahum ‘adzaabun aliimum bi maa kaanuu yakdzibuun.”
Artinya: “Dalam hati mereka itu ada PENYAKIT, PENYAKIT SYAK WASANGKA, IRI dan DENGKI kepada orang lain TANPA SEBAB. Bukannya Allah mengurangi, bahkan menambahnya dengan SIKSA YANG PEDIH.”
Ditambah oleh Nabi bahwa YANG DUSTA ITU BUKAN UMATKU.
Artinya, mereka TELAH MENGELUARKAN DIRI dari umat Muhammad.
TIDAKLAH DUSTA HATI ITU APA-APA DILIHATNYA. QS(53)11: “Ma kadzabal fu-aadu maa raaa.”
BILA KITA PERHATIKAN DALAM SETIAP KESEMPATAN BERBICARA ATAU BERTABLIGH, SEMUA PERKATAAN BERDASARKAN DENGAN QUR’AN DAN HADITS. AKAN TETAPI APABILA DITINJAU DARI AMALANNYA DAN PERBUATANNYA BERTENTANGAN DENGAN IKRARNYA, LAIN IKRARLAIN PULA AMALANNYA, MAKA BERTENTANGANLAH DENGAN HATINYA.
KESIMPULAN:
- Berpegang teguhlah dengan DUA PUSAKA ABADI yaitu Quran dan SunnahNya (hadits);
- JANGAN BERPEGANG DENGAN TULISAN. Carilah QURAN YANG PUNYA PERKATAAN, QS(69)40;
- Qur’an diturunkan ke dalam Hati Muhammad, TIADA SEORANGPUN MENGETAHUINYA, QS(2)97;
- Qur’an diturunkan ke dalam hati Muhammad oleh Ruhul Amin dalam bahasa arab yang fasih, QS(26)193-195.
- Qur’an HANYA DITURUNKAN KE DALAM HATI MUHAMMAD, SEDANGKAN KEPADA HATI NABI-NABI DAN ORANG YANG BERTAQWA, DINAMAKAN AYAT;
- Timbul pertanyaan, kenapa hati semua manusia yang ada penyakit hati TIDAK MAMPU DISEMBUHKAN? Mungkin karena mereka BELUM MENGENAL QUR’AN SECARA SUBSTANSIAL. Pada umumnya kita umat islam tahu baca, TAPI TIDAK TAHU APA YANG DIBACA, TAHU NAMA, TIDAK TAHU YANG PUNYA NAMA. QUR’AN ada BENDAnya, KITAB ada BENDAnya, begitupun AYAT, ada BENDAnya, BUKANTULISAN.
- Maka dari itu, JANGAN SUKA SALAH-MENYALAH, bertolong-tolonglah dengan JALAN KEBAJIKAN dan TAQWA dan JANGAN bertolong-tolong dengan JALAN KEJAHATAN atau DOSA;
- Berwasiatlah dengan yang benar dan sabar;
- SHOLAT (ALA SHOLATIN DAIMUN DAN SHOLAT LIMA WAKTU) TIDAK BOLEH DITINGGAL. SHOLAT adalah AMALAN YANG BERSIFAT FARDHU ‘AIN. Artinya amalan yang TIDAK DAPAT DIGANTIKAN ORANG LAIN, WAJIB ATAS DIRINYA MASING-MASING.
Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, guna memperoleh makna yang
sebenarnya. Wass wr wb.