Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari melaporkan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan, dengan total 82 kasus tercatat sejak Januari hingga April 2024. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Batanghari, Wendrawati, mengungkapkan bahwa kasus tersebut tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Batanghari, menandakan luasnya dampak wabah ini.
Menurut data yang dirilis, jumlah kasus DBD mengalami fluktuasi tiap bulannya. “Untuk DBD di Januari ada 25 pasien, Februari 18, Maret 11, dan April 28. Sehingga total 82 kasus,” ungkap Wendrawati dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa (30/4/2024). Peningkatan kasus pada bulan April menunjukkan tren yang mengkhawatirkan menjelang musim penghujan, di mana aktivitas nyamuk cenderung meningkat.
Dalam respons terhadap wabah ini, Dinkes Batanghari telah melakukan penyelidikan di daerah-daerah yang melaporkan kasus DBD. “Setelah dilakukan penyelidikan untuk daerah-daerah yang ditemukan kasus DBD, terdapat jentik nyamuk di penampungan air sekitar tempat tinggal pasien,” jelas Wendrawati. Hal ini memicu serangkaian tindakan pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat setempat.
Selain melakukan fogging atau pengasapan, Wendrawati menekankan pentingnya upaya preventif yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi risiko penyebaran DBD. “Dan ini langsung kita komunikasikan dengan teman-teman Puskesmas untuk nanti dilakukan pemberantasan sarang nyamuk,” tambahnya.
Wendrawati juga mengimbau masyarakat, khususnya di daerah yang sudah teridentifikasi kasusnya, untuk aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri. Langkah-langkah yang disarankan termasuk membersihkan tempat-tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. “Untuk fogging ini bukan solusi terbaik sebenarnya untuk mencegah, lebih baik kita memperhatikan lingkungan sekitarnya jangan ada air-air yang tergenang dan membersihkan tempat-tempat yang terdapat air tergenang,” jelasnya.
Kampanye ini bertujuan tidak hanya untuk mengendalikan wabah yang sedang berlangsung tetapi juga untuk mencegah wabah serupa di masa depan, dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.(*)