CIREBON – Kemarau panjang mengakibatkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami kekeringan seperti yang terjadi di Kecamatan Klangenan. Sekitar tiga bulan warga Klangenan kesulitan mendapatkan air bersih.
Desa Slangit merupakan salah satu desa yang mengalami krisis air bersih terparah di Kecamatan Klangenan. Warga Desa Slangit harus rela menempuh jarak satu hingga tiga kilometer untuk bisa mendapatkan air bersih.
Pasalnya, Pemdes Slangit membuat kolam penampungan air bersih di areal persawahan. Warga Desa Slangit digratiskan mengambil air bersih di kolam penampung tersebut.
Salah seorang warga Rasmadi (45) mengaku terbantu dengan adanya kolam penampungan air bersih tersebut. Rasmadi mengaku setiap hari harus bolak-balik mengambil air bersih dari rumahnya ke kolam tersebut.
“Sesuai kebutuhan, rata-rata lima jeriken setiap hari. Ya pakai motor bolak-balik, dari rumah ke sini sekitar satu kilometer,” kata Rasmadi kepada detikcom di lokasi kolam penampungan air, Jumat (12/10/2018).
Rasmadi mengatakan air bersih dari sumur penampungan itu digunakan untuk mencuci dan memasak. Ia mengaku terpaksa harus menempuh jarak dua kilometer demi mendapatkan air bersih lantaran sumur di rumahnya mengering.
“Sumur-sumur sudah pada kering. Sekitar tiga bulanan lah mulai kelangkaan air bersih tuh. Setiap tahun selalu begini,” ucap Rasmadi.
Di tempat yang sama, salah seorang perangkat Pemdes Slangit Adi Sucipto mengatakan air bersih kolam penampungan itu bersumber dari sumur buatan. Sumur buatan tersebut, lanjut dia, berjarak dua kilometer sekitar dua kilometer dari kolam penampungan.
“Kita sediakan air bersih selama 24 jam. Titik sumber air bersihnya di sumur itu, disedot pakai tenaga diesel. Setiap tahun, kalau kekeringan diantisipasi dengan cara ini,” ucapnya.
Sucipto mengatakan sumur buatan tersebut cukup membantu masyarakat Slangit yang terdampak krisis air bersih. “Sebelum ada sumur ini, warga Slangit itu kalau mencari air bersih sampai ke desa sebelah. Sekarang sih ke kolam ini, jarak menuju kolam itu ada yang satu kilometer sampai tiga kilometer dari rumah warga,” ujar dia. (*)
Sumber: Detik