BANYAK makna bagi seorang muslim dalam memaknai Tahun Baru Islam 1440 H, salah satunya adalah dengan memaknai arti Hijrah. Ketua Dewan Penasehat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Jambi, Sutan Adil Hendra (SAH) memaknai tahun baru dengan hijrah sebagai isyarat bahwa manusia harus selalu ingat untuk berubah dalam kehidupan menuju kebaikan.
“Tahun baru Hijrah ini sebagai isyarat bahwa Islam adalah perubahan. Perubahan ini bukan asal berubah tapi perubahan demi mencapai suatu kebaikan dan mendapat kebaikan,” ujar Anggota DPR RI, (10/9) kemarin.
Dalam konteks perubahan ini SAH menambahkan, ada berbagai cara untuk memperingati tahun baru Islam, salah satunya dengan memaknai Hijrah dengan meninggalkan sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik, sehingga tahun baru Islam ini adalah momentum yang tepat untuk merenung apa saja yang harus ditinggalkan demi kebaikan hidup dunia dan akhirat.
“Misalnya saya kebiasaan sholatnya telat, berarti saya harus tinggalkan kebiasaan itu, maka dia hijrah. Jarang Sadaqoh maka dengan hijrah ini kita sering Sadaqoh, termasuk hal yang lainnya seperti kalau saya belum berhijab, tahun ini kita sudah berhijab, maka dia juga adalah hijrah,” tambahnya.
Karena menurut SAH manusia memiliki standar yang berbeda-beda dalam kehidupan, namun agama telah mengaturnya, kitalah yang harus mengikuti. Intinya momentum tahun baru Islam mari kita meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, maka hijrahnya makin tinggi. Itu lah makna hijrah secara pribadi. Selain itu suami dari Hj. Efi Herawati ini menganggap Islam seperti sebuah bangunan, jaga lisan, jaga anggota tubuh, jaga mata, jaga telinga untuk menjaga bangunan itu.
“Jadi, tolong jaga sebaik-baiknya Islam ini atau tahun baru ini. Anggaplah ini rumah baru buat kita yakni adalah syariat yang ada tolong jangan dikotori, mumpung ada diawal-awal, istiqomah untuk menjaganya,” tandasnya. (*)