Plus-Minus Politik Dinasti
Tema dinasti politik selalu menarik dibincangkan. Apalagi, jika dikaitkan dengan isu orang kuat lokal (Strongman). Tidak selalu buruk. Orang kuat lokal atau dinasti politik justru membentengi masuknya penetrasi asing ke suatu Negara. Berikut analisis pakar Politik Dr Jafar Ahmad mengenai Plus-Minus keberadaan Dinasti Politik dan Orang Kuat lokal di daerah.
BACA JUGA: Demokrasi Akomodir Politik Dinasti?
——————
Muawwin
——————
DR Jafar Ahmad menjelaskan, dalam dunia yang semakin mengglobal ini. Relasi tercipta tanpa batas. Menurutnya, relasi bisa terbangun lintas teritorial. Lintas Negara. Entah apapun itu jenis relasinya. Bisa relasi politik. Relasi social. Maupun relasi ekonomi.
Menurut Dr Jafar, relasi bisa terbangun dalam skala kecil maupun besar. Bisa saja orang Jambi terhubung langsung dengan orang yang berada di Tiongkok.
BACA JUGA: Dinasti Dulu Prestasi Kemudian
Orang Padang bisa saja terhubung dengan orang yang berada di Arab.
Meskipun mereka diabatasi oleh jarak. Meskipun mereka tidak pernah sama sekali bertemu.
Hubungan relasi itu tercipta dengan mudah lewat interaksi terus-menerus. Interaksi yang terhubung melalui komunikasi jarak jauh dengan bantuan alat teknologi.
BACA JUGA: KPK, Kejar Daku Dinasti Ditangkap
Dengan tekonologi itu, yang jauh menjadi dekat. Tanpa ada batas jarak lagi.
Sehingga, bisa saja orang Jambi menjalin kerjasama bisnis dengan orang Tiongkok itu. Atau boleh jadi ada orang padang, bisa melakukan kerjasama bisnis dengan orang Arab tadi.
Secara teoritik, kata Dr Jafar, Negara berkembang dalam suasana seperti itu. Termasuk di Indonesia. Termasuk pula di Provinsi Jambi.
Negara berkembang dalam tekanan teknologi dari luar.
Sehingga, praktisnya, warga Asing sangat mudah melakukan penetrasi terhadap kehidupan sosial masyarakat. Baik itu ekonomi maupun politik.
Dalam keadaan masyarakat yang serba terbuka seperti itu, keberadaan orang kuat lokal tentulah menjadi penting.
—Orang Kuat Lokal Proteksi Penetrasi Asing—
Dr Jafar Ahmad menjelaskan, orang kuat lokal adalah mereka yang memiliki kuasa di daerah. Mereka memiliki kuasa atas kehidupan masyarakat tingkat lokal. Termasuk memiliki kuasa atau kontrol terhadap ekonomi warga. Meski hanya ditingkat lokal itu.
“Sehingga, jika kita baca Teori Miqdal, salah satu ciri orang kuat lokal yaitu bisa menghambat penetrasi asing melalui industrialisasi itu. Nah, disini keberadaan orang kuat lokal berperan menghambat penetrasi asing terhadap Negara,jelasnya.
Maksudnya, orang kuat lokal punya peranan penting sebagai benteng pertahanan. Pertahanan yang dimaksud adalah kemampuan menghambat hadirnya penetrasi asing yang ingin masuk dengan motif industrialisasi.
Apa masalahnya penetrasi asing bagi sebuah Negara?
Tentulah masalah. Memang tidak semua penetrasi asing buruk. Ibarat dua sisi mata uang. Masuknya asing bisa positif bisa pula negative. Terutama bagi Negara yang sedang berkembang.
Yang perlu menjadi catatan, bahwa penetrasi asing lewat industrialisasi biasanya akan banyak mendatangkan kerugian. Misalnya begini. Anggaplah seperti di Indonesia.
Negara-negara kuat di eropa berkepentingan menguasai sumber daya di Indonesia. Maka, mereka berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Dengan berbagai cara. Biasanya mereka masuk melalui ekspansi industrialisasi.
Disisi lain, keberadaan Indonesia dan masyarakatnya belumlah kuat. Kapasitas masyarakatnya masih terbatas.
Sehingga, ketika misalnya eropa masuk ke Indonesia. Maka, secara tidak langsung mereka bisa melakukan monopoli terhadap kehidupan warga.
Dalam kondisi tertentu, boleh jadi asing benar-benar melakukan monopoli secara penuh. Bahkan sampai bisa mengatur kehidupan warga.
“Sebagai contoh di China. Asing tidak bisa melakukan monopoi di China. Asing tidak bisa mengintervensi warga China. Karena, Negara dan warga mereka sudah terlalu kuat. Warga tidak menggantungkan hidup dan harapan dari kegiatan industrialisasi asing. China menerpakan model, tidak membuka ruang mausknya asing sejak dulu. Begitu negaranya sudah kuat, baru mereka membuka diri. Tapi, asing tidak bisa mengendalikan kehidupan warga disana,”jelasnya.
Lain hal di Indonesia, termasuk di Jambi. Kelompok kecil bisa saja menguasai dan mengendalikan kehidupan warga.
Karena apa?
Karena asing begitu mudah melakukan ekspansi dan perkembangan indsutrialisasi. Imbasnya, mereka bisa mengendalikan kehidupan warga. Karena warga hidup dari mereka.
Oleh karena itu, keberadaan orang kuat lokal di daerah menjadi sangat penting. Mereka menjadi alat untuk menangkal kerusakan Negara. Akibat arus penetrasi asing lewat indsutrialisasi itu.
Maka, kata Dr Jafar, orang kuat lokal perlu dipertahankan. Kehadiran mereka diperlukan agar Negara tidak mudah dirusak dan dikendalikan orang asing.
Faktanya, orang kuat lokal memang erat kaitannya dengan dinasti politik. Di daerah, orang kuat lokal biasanya merupakan penguasa dinasti.
Biasanya lagi, para dinasti itu adalah orang yang berasal dari etnis atau masyarakat kebanyakan. Di daerah itu.
Sehingga, menjadi penting bagi penguasa lokal untuk menjaga kekuasaannya agar tetap bertahan. Maka mereka berusaha sekuat tenaga menangkal pengaruh atau penguasa baru yang hendak masuk ke daerah itu.
Artinya, dinasti politik yang menjelma menjadi orang kuat lokal itu merupakan pabrikan baru dalam menghambat serangan orang asing.
“Disitulah, dampak positinya dinasti politik itu,katanya.
—Saat Klan Nurdin dan Soeharto Bangkit Lagi—
Peran dinasti politik tentulah amat strategis. Apalagi dalam konteks Indonesia. Sebuah Negara yang baru mau maju. Dinasti politik atau orang kuat lokal diperlukan agar Negara tidak diguncang kekuatan asing.
Sebagai contoh, model dinasti yang dibangun oleh Presiden Soeharto.
Soeharto, lekat dengan Orde Baru (Orba). Merupakan salah satu contoh orang kuat lokal. Ia berkuasa selama 30 tahun. Dan berhasil membangun dinasti politik. Keluarga hingga orang kepercayaannya disebar kesemua lini. Birokrasi, politik, ekonomi dan lain-lain. Negara sekaligus kehidupan masyarakat dibawah kontrol langsung Soeharto.
Sehingga, kata Dr Jafar, keberadaan Soerhato menjadi pertahanan terhadap masuknya penetrasi asing. Yang akan masuk mengintervensi Negara. Kepentingan asing sulit menembus pertahanan nasional. Karena Soeharto sebagai orang kuat telah mengendalikan kehidupan warga.
Potensi-potensi kerusakan yang dibawa pihak asing. Bisa diproteksi oleh Soeharto, sebagai orang kuat lokal.
Warga akhirnya memiliki imunitas terhadap serangan luar. Imunitas itu didapat dari peran orang kuat lokal itu. Seoharto itu.
Dan itu terbukti serta dirasakan langsung seluruh warga Negara Indonesia. Selama dipimpin Soeharto. Disinilah, nilai positif orang kuat lokal itu.
“Entah bagaimanapun perilaku politiknya. Tapi yang jelas dinasti politik atau orang kuat lokal itu menjadi bagian dari masyarakat sekitar. Orang kuat lokal itu menjadi benteng pertahanan dari serangan luar,bebernya.
Penggambaran Soerharto sebagai perumpaan, pastilah banyak dipertentangkan. Apalagi, Soeharto dengan Rezim Orde Barunya dianggap memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Dr Jafar menilai, problem Soerhato saat ini karena dianggap korupsi saja. Dan sebenarnya, begitulah orang kuat lokal itu. Jika mereka berasal dari orang-orang jahat. Atau perangainya jahat. Maka mereka cenderung menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang. Mereka akan berbuat seenak perutnya.
Contoh lain, dalam konteks Jambi. Keberadaan dinasti nurdin hamzah.
Menurut Dr Jafar, dinasti nurdin hamzah sebenarnya bisa menjadi penangkal masuknya monopoli asing di Jambi. Monopoli yang dimaksud adalah kontrol ekonomi oleh kelompok warga keturunan (Tionghoa).
Ekonomi Jambi saat ini dikuasai oleh warga Keturunan itu. Hampir semua aspek kebutuhan dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Tergantung dari kelompok kecil pengusaha itu. Yang notebene berasal dari warga keturunan itu.
Kalaulah, keberadaan dinasti nurdin itu kuat. Tentulah akan menjadi penangkal masuknya dominasi asing. Atau paling tidak sebagai penyeimbang.
Maka, kata Dr Jafar, ada beberapa hal yang harus menjadi catatan. Bahwa dalam konteks menangkal serangan asing itu, orang kuat lokal sangat diperlukan.
Lalu, untuk mengantisipasi agar orang kuat lokal bukan berasal dari kelompok atau orang-orang jahat. Yang harus dilakukan adalah menciptakan orang kuat lokal berbasis politik dinasti, tetapi memiliki kearifan.
Harus dicari, para dinasti politik adalah mereka yang punya niat baik dalam berkuasa. Tidak melakukan praktik-praktik koruptif.
Dan itu tidak mudah,tegasnya.
Menjadi penting kembalinya keluarga Seoharto dan keluarga Nurdin Hamzah ke panggung politik. Bukan untuk berkuasa semata. Tapi untuk memperbaiki nama baik keluarga. Untuk menjadi benteng terhadap dominasi asing di Negara ini. Di daerah ini. (*)