Untuk Pilgub Jambi 2021
PILGUB Jambi dalam hitungan tahun. Apakah dihelat tahun 2021 atau 2022?. Sejumlah nama mulai digadang-gadang. Sebagai kandidat potensial menjadi Calon Gubernur Jambi. Antaralain mantan Gubernur Jambi periode 2010-2015 Hasan Basri Agus (HBA). Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar. Kemudian, para kepala daerah seperti Walikota Jambi Sy Fasha. Bupati Sarolangun Cek Endra. Bupati Tebo Sukandar, Walikota Sungai Penuh AJB, Bupati Bungo Mashuri dan Bupati Tanjab Barat Safrial. Adapula nama baru, Kapolda Jambi Irjen Pol Mukhlis.Termasuk pula, nama Ratu Munawaroh, istri mendiang Zulkifli Nurdin. Bagaimana peta kekuatannya? Berikut analisis sejumlah pengamat yang dirangkum Jambi Link dalam sepekan ini.
BACA JUGA: Bupati Slamet Barus Takut Golkar Ditinggal
Nama HBA, Gubernur Jambi periode 2010-2015 masih teratas. Sebagai kandidat terkuat cagub Jambi periode mendatang. Belum ada tokoh yang mampu menandingi HBA. Yang sudah terlanjur sangat populer di masyarakat itu. Setidaknya untuk hari ini. Itulah analisis beberapa pengamat. Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar juga dinilai belum mampu menandingi ketokohan HBA. Beberapa elemen bahkan sudah memunculkan nama Ratu Munawaroh. Yang digadang-gadang maju bersama Fachrori Umar. Untuk melawan HBA. Pilgub seru.
Tokoh baru juga mulai diperhitungkan. Misalnya Kapolda Jambi Irjen Pol Mukhlis. Tokoh asal Batanghari itu dinilai layak menjadi Gubernur Jambi periode mendatang. Irjen Mukhlis kerap di gadang-gadang menjadi Cagub berpasangan dengan Sukandar. Adapula yang mulai mensimulasikan Irjen Mukhlis berpasangan dengan HBA. Akan melawan pasangan Fachrori-Ratu Munawaroh.
Adalagi yang menyebut Irjen Mukhlis tepat di pasangkan dengan Abdulah Sani, kader PDIP. Kapolda Irjen Mukhlis tidak pernah secara terbuka menyatakan niat dan keinginannya menjadi Cagub. Tapi namanya langsung menggelinding bak primadona. Yang selalu diperebutkan itu. Nama Ratu Munwaroh juga mulai diperhitungkan. Punya nama besar sebagai istri mendiang ZN. Ratu Munawaroh dianggap masih punya daya tarik.
Pengamat Politik As’ad Isma menjelaskan, nama Kapolda sudah diperhitungkan. Sejumlah parpol bahkan ada yang mulai melakukan pendekatan. Kapolda, kata Asad, tidak bisa dipandang enteng. Dia memiliki basis. Punya kekuatan dan sumber daya yang besar.
“Ada kecenderungan masyarakat menyukai pendatang baru. wajah baru. Kapolda bisa menjadi tokoh baru itu,”katanya kepada Jambi Link, kemarin.
Peta kekuatan Kapolda, menurut Asad, adalah putra Jambi asli. Dia asal Batanghari. Punya jaringan polisi dan keluarga besar Bhayangkara. Terpenting, kata Asad, Mukhlis punya keluarga besar. Secara terbuka, Kapolda memang belum menyatakan dirinya maju Pilgub. Namun, Asad memastikan Kapolda tetap maju. Meskipun harus duel dengan HBA.
“Secara natural, beliau sudah rajin bertemu masyarakat. Datangi pesantren. Tentu itu ada efek politik,”ujarnya.
Ia menilai dari gerakan dan tindakan itu. Kapolda sudah menunjukkan kelasnya sebagai cagub Jambi 2021.
Komunikasi dengan lintas parpol terus dilakukan. Termasuk terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama. Misalnya Kapolda rutin bertemu dengan HBA.
“Dengan HBA beliau sering komunikasi. Dengan tokoh-tokoh, ormas, wartawan. Beliau sering berdiskusi. Rutinlah. Itu menunjukkan komunikasi politiknya,”katanya.
Kandidat Doktor di Universitas Negeri Jakarta ini mengatakan, beberapa Kepala Daerah malah berusaha mendekati Kapolda. Malah ada yang menawarkan diri berduet.
“Pak Kapolda memang sudah menjadi primadona. Ini tokoh baru yang bersih, dirindukan orang,”katanya.
Disamping itu, Asad berpendapat, mayoritas Kepala Daerah di Jambi juga punya potensi maju Pilgub 2021 mendatang. Ia melihat hanya Bupati Tanjab Timur Romi Haryanto dan Bupati Muarojambi Masnah Busro yang belum ada keinginan menuju BH 1. Selain itu, semuanya punya potensi.
Ia mencontohkan Walikota Jambi Sy Fasha. Lalu Bupati Sarolangun Cek Endra, Walikota sungai Penuh Asafri Jaya Bakri. Kemudian Bupati Tebo Sukandar. Termasuk pula Bupati Bungo Mashuri dan Bupati Merangin Al Haris.
“Mashuri misalnya. Sudah menyiapkan diri. Beberapa kali acara KAHMI di gelar di Bungo. Ini bagian dari konsolidasi kekuatan,”katanya.
Termasuk pula Bupati Merangin Al Haris. Asad Isma menilai Al Haris diam-diam mengincar posisi Cagub.
“Dia ngintip-ngintip. Diam-diam punya keinginan maju,”katanya.
Namun, Asad menilai ada beberapa Kepala Daerah yang punya potensi besar. Tapi kini terganjal oleh kasus tertentu. Meskipun, kata Asad, mereka belum tentu terlibat. Dalam kasus tersebut.
“Ada yang sudah ngerem. Ada yang mulai lesu,”ujar Asad.
Dosen UIN Jambi ini menjelaskan, para kepala daerah ini punya sumber daya yang besar. Punya modal ekonomi yang kuat dan modal sosial yang kuat pula. Menguasai wilayah. Wajar, jika mereka punya ambisi dan memang punya potensi untuk menjadi cagub itu.
Termasuk pula para Ketua Partai. Asad memandang mereka juga punya potensi. Untuk menjadi calon gubernur. Misalnya Ketua DPD Demokrat Burhanudin Mahir. Lalu Ketua PKB Sofyan Ali.
“Namun ketua partai ini, bisa di posisi satu atau dua,”katanya.
Nama HBA juga masih di perhitungkan. Dalam Pilgub 2021 mendatang. Sebagai mantan Gubernur, HBA sudah punya banyak modal. Menurut Asad, HBA sudah mulai star duluan. Sosialisasi dengan menjadi caleg DPR RI.
Meskipun, Asad mengakui belum ada pernyataan resmi dari HBA. bahwa dia akan maju pada kontestasi Pilgub mendatang. Tapi, Asad amat yakin. Bahwa HBA akan maju.
“Kalau ditanya mungkin beliau bilang tidak maju. Dulu sebelum jadi caleg DPR RI juga begitu. Tapi, waktu akan merubah sikap politik orang. Saya masih yakin beliau akan maju Pilgub. Lain hal kalau memang beliau akan mengorbitkan orang lain,”ujarnya.
Menurutnya, HBA memang masih dianggap punya peluang sangat besar. Setelah Zumi Zola dipastikan tidak akan berlaga pada Pilgub nanti. Praktis, HBA muncul sebagai kandidat kuat.
“Ada romantisme di masyarakat. Karena Zola dianggap gagal. Sehingga muncul kerinduan akan sosok HBA lagi. Tapi, apakah gejala itu sampai kebawah? Termasuk kalangan milenial? Itu belum terdeteksi,”katanya.
Tapi, jika HBA memastikan tidak maju. Asad menilai nama Kapolda akan berpeluang cukup besar.
Anggota DPR RI dapil Jambi Elviana memprediksi pada Pilgub 2021 mendatang bakal muncul wajah baru. Bukan dari mantan Bupati, walikota dan gubernur. Menurutnya rakyat Jambi pasti antusias jika disuguhkan tokoh yang masih fresh. Belum tersentuh angin korupsi di level eksekutif.
Siapa?
“Bisa mantan kapolda, danrem, DPRRI, DPDRI, bankir, akademisi,”ujarnya.
Elviana mengaku nama HBA memang masih diunggulkan. Namun, hasil pileg akan menentukan. Ia menilai, belum tentu pula HBA bisa mendapat kursi DPR RI. Menurutnya HBA punya lawan berat di Golkar. Adalah Saniatul Lativa.
“Apa bisa Golkar dapat dua kursi. Dalam kondisi seperti sekarang. Disaat kompetisi yang ketat,”katanya.
“Kedepan masyarakat mencari sosok gubernur pintar. Punya pengalaman di lembaga resmi. smart. Punya jaringan ke pusat. Rekam jejak yang positif,”katanya.
Siapa?
“Kapolda,”singkatnya.
Prof Dr Suadi, Guru Besar UIN STS Jambi mengatakan, ada diskusi di tengah masyarakat. Tentang Pilgub Jambi mendatang. Masyarakat mencari sosok baru atau yang lama? Yang baru siapa dan yang lama bagaimana. Yang lama disini, kata Suaidi adalah HBA. Menurutnya, ada kesadaran yang menggelinding ditengah masyarakat. Mereka secara alami melakukan evaluasi sendiri. Terhadap kinerja pemimpinnya.
“Mereka mulai membandingkan masa-masa HBA jadi Gubernur dulu,”ujarnya.
Suaidi berpendapat, untuk saat ini posisi HBA masih teratas. Sebagai kandidat kuat calon gubernur. Ia menilai belum ada tokoh yang bisa mengimbangi. Yang ada potensi dan keinginan maju tentu mikir-mikir. Jika HBA ikut maju pada Pilgub mendatang.
“Kalau HBA maju, yang lain malah mikir-mikir bagaimana bisa menjadi wakil. Setidaknya sampai hari ini, HBA masih banyak mendapat dukungan warga,”katanya.
Apalagi, selama lima tahun menjadi Gubernur. HBA dinilai relatif berhasil. HBA dinilai perlu melanjutkan program yang sempat tertunda. Karena dia kalah dalam pilgub melawan Zumi Zola.
“Misalnya HBA melakukan perluasan akses jalan sampai ke desa. Seperti di Jangkat. Termasuk beasiswa, samisake. Itu yang dirasakan masyarakat. Kesadaran itu muncul. Ini tentu memperngaruhi sikap masyarakat,”katanya.
Namun, jika HBA tidak maju. Maka potensi besar pada Pilgub mendatang ada pada tokoh-tokoh muda. Ia mencontohkan ada nama Kapolda Jambi yang mulai digadang-gadang. Kemudian ada Walikota Jambi Sya Fasha dan Bupati Merangin Al Haris.
“Ada sinyal yang diberikan ke masyarakat. Kalau yang lain belum nampak. Yang tua-tua ada kepingin, tapi kayaknya belum berani bersikap,”katanya.
Tokoh Muhammadiyah, Nasrul Yasir meyakini bahwa Mantan Gubernur Jambi HBA belum final maju pada Pilgub Jambi 2021. Menurutnya, kemungkinan HBA maju lagi masih 50:50. Nasrul Yasir menilai Peta Pilpres dan hasil Pileg April 2019 mendatang akan menjadi penentu.
“Baik menang atau kalah jadi anggota DPR RI, saya meyakini HBA masih fifty-fifty untuk maju. Beliau belum terlalu pasti,”ujarnya.
Nasrul berpendapat, hasil Pileg dan Pilpres akan merubah peta politik di daerah, termasuk di Jambi. kalaulah Prabowo yang menang. Peta akan berubah. Tidak sama dengan kondisi hari ini. Begitupula jikwa Jokowi yang menang. Peta berubah.
Namun, selain HBA, Nasrul menilai Fasha patut diperhitungkan. Menurutnya, Fasha punya pengalaman dua peridoe menjadi Walikota. Dan dianggap berhasil. Punya jaringan luas di pusat. Dan Kader partai.
“Fasha bisa menjadi kandidat potensial,”katanya.
Hamzah Sihombing, Mantan Presiden BEM Unja berpendapat, calon potensial yang berpeluang maju ada Fasha, Mukhlis, dan Fahrori. Menurutnya hanya 3 tokoh ini yang menguat. Untuk saat ini. Untuk jadi calon Gubernur. Mereka bertiga sudah terlihat membuat ancang-ancang.
Menurutnya, kalau HBA tergantung hasil pileg.
“Kalau dia menang pasti maju. Tapi kalau kalah dengan Saniatul. Ya lewatlah,”ujarnya.
Selain itu, menurutnya majunya HBA juga tergantung Fasha. Menurutnya tidak mungkin HBA maju, sementara Fasha ikut maju juga. Kecuali ada yang mau jadi wakil. Sementara Fachrori menurutnya berat jika harus melawan HBA. Mengenai nama Kapolda, Hamzah menilai sudah sangat serius. Menurutnya, kemungkinan jika Kapolda dapat perahu, cuma dialah yang mampu melawan HBA. Tapi jika HBA tidak maju, Pilgub bakal seru. Menurutnya calon bisa banyak.
“Kapolda kayaknya serius. Cuma dia bukan kader parpol. Tergantung perahunya ada atau tidak,”katanya.
Sementara nama-nama lain seperti CE, Safrial masih berat untuk menang. Sedangkan kader parpol kemungkinan berpeluang hanya sebatas wagub. Seperti Sutan adil, Bakri, Zulfikar. Namun, ia menilai tokoh parpol tersebut masih melihat hasil pileg. Untuk saat ini, ia menngaku komunikasi partai belum berjalan. Karena masih melihat hasil pileg.
“Habis pileg nanti Pilgub mulai kencang,”singkatnya. (*)