Mendekati masa pendaftaran ke KPU, tensi politik kian meninggi. Drama saling bajak dan jegal terjadi dalam perebutan partai. Duet Cek Endra-Ratu Munawaroh memastikan siap berlayar dengan kursi berlebih. Dari 4 pasang kandidat, ada satu pasang diperkirakan bakal tersingkir.
***
PAN menyambut kehadiran tim Cek Endra agak sedikit istimewa, kemarin. Dari sejumlah kandidat yang datang, hanya tim Cek Endra dan Ratu Munawaroh yang disambut gegap gempita.
Sejumlah tokoh penting PAN, semisal Bambang Bayu Suseno (BBS), bahkan ikut nongol. Begitu kandidat lain yang datang, mereka malah menghambur pergi.
Suasana PAN hari itu begitu hangat dan bersahabat menyambut keluarga besar Cek Endra dan Ratu Munawaroh–yang datang beriringan–. Gelak tawa pecah mengiringi persamuhan.
Pekik salam CERAH–singkatan nama Cek Endra-Ratu Munawaroh–, menggema dari sudut ruangan itu. Sementara PAN seperti kaku dan terkesan seremoni menyambut kandidat lain, semisal Al Haris, Fasha, Ramli Thaha, Saprial maupun Fachrori Umar.
Ratu Munawaroh, istri mantan pendiri PAN Jambi Zulkifli Nurdin itu hingga hari ini menasbihkan diri sebagai satu-satunya kader PAN yang datang mengambil formulir. Ia datang diwakili Jefri Hendrik untuk mendaftar sebagai calon Wakil Gubernur dari PAN.
Sejumlah internal PAN memastikan koalisi kuning-biru, yang merupakan asosiasi dari Golkar-PAN, sudah di pelupuk mata. Koalisi ini dikabarkan bakal mengusung Cek Endra sebagai Calon Gubernur dan Ratu Munawaroh sebagai calon Wakil Gubernur.
Dr Dedek Kusnadi Msi MM, Pengamat Kebijakan Publik itu menilai, dari empat pasang kandidat yang diapung berlaga—Cek Endra-Ratu Munawaroh, Fachrori-Saprial, Fasha-AJB dan Al Haris-Abdullah Sani–, ia memperkirakan akan ada satu pasang yang terdepak.
Menurut Dedek–begitu ia akrab disapa–, pasangan CE-Ratu relatif aman. Sebab, mereka dipastikan berlayar dengan kapal Golkar dan PAN. Selain aman dengan mengntongi 14 kursi, duet ini malah berpotensi menambah dukungan lagi, semisal dari PKB atau Gerindra.
Meskipun, kata Dedek, PKB diklaim sudah milik Al Haris dan Gerindra milik Sy Fasha.
“Karena belum ada bukti surat rekomendasi, semuanya menjadi serba mungkin. Politik itu dinamis bukan statis. Dia bergerak dalam hitungan detik…semuanya bisa berubah,”ujarnya.
Selain Cek Endra, kata Dedek, duet Fachrori-Saprial juga relatif sudah aman. Dari informasi yang ia peroleh dari lingkaran terdekatnya, Fachrori-Saprial akan berlayar bersama koalisi Demokrat, PDIP, NasDem dan Hanura.
Bila skenario ini terjadi, lanjut Dedek, hanya sisa beberapa partai saja. Al Haris, menurut Dedek lumayan diuntungkan dengan bersegeranya PKS mendeklarasikan dukungan.
“Tapi, posisinya belumlah aman karena satu saja partai berbelok, kan bisa berbahaya..,”ujarnya.
Sisa kursi, kata dia, berkemungkinan hanya bisa menampung satu pasang calon saja.
“Kursi yang relatif belum bertuan misalnya PKB,Gerindra, dan PPP masih berpeluang diperebutkan. Kondisi ini hanya memungkinkan akan mengusung satu kandidat saja. Sehingga, diperkirakan Pilgub mendatang hanya diisi tiga pasang saja,”jelas Dedek.
Lain hal misalnya, jika Fasha betul-betul berhasil mengamankan Gerindra, PPP dan mencuri Hanura dari tangan Fachrori.
“Skema ini memungkinkan bakal ada 4 pasang calon. Karena jumlah kursi di bagi secara merata,”katanya.(*)
Skema 3 Pasang Calon
- Cek Endra-Ratu Munawaroh (Golkar, PAN, PKB)
- Fachrori Umar-Saprial (Demokrat, PDIP, Nasdem, Hanura)
- Satu kandidat dengan parpol sisa ( Gerindra, PPP, PKS, Berkarya)
Skema 4 Pasang Calon :
- Cek Endra-Ratu Munawaroh (Golkar, PAN)
- Fachrori Umar-Saprial (Demokrat, PDIP, Nasdem)
- Al Haris-Abdullah Sani (PKS, PKB, Berkarya)
- Syarif Fasha-Asafri Jaya Bakri (Gerindra, PPP dan Hanura)