MERANGIN – Setelah Pilkada, masyarakat masih saja diselimuti oleh rasa saling berlawanan karena perbedaan pandangan politik. Hal itu terjadi di daerah Merangin.
Lambun, salah satu warga Tabir Barat, bersama 6 orang anggota keluarganya harus terusir dari rumahnya di Desa Ngaol Ilir, Kecamatan Tabir Barat, Merangin.
Pasalnya Lambun dan keluarga tidak memilih seperti pilihan rata-rata masyarakat di daerah Tabir.
Pengusiran tersebut menurut Lambun, dilakukan oleh oknum Pengurus BPD Ngaol Ilir pada hari Minggu (08/07/2018). Ketika itu dirinya sedang duduk di depan rumahnya, lalu tiba-tiba oknum pengurus BPD datang dan menyuruhnya pindah rumah.
“Waktu itu saya duduk didepan rumah terus datang oknum BPD langsung mencaci maki dan menyuruh pindah ke Bangko dengan alasan Bupati saya sudah jadi,” ujar Lambun kepada sejumlah awak media.
Karena merasa terancam dan takut terjadi hal yang tidak diinginkan Lambun langsung lari ke Desa Telentam dengan berjalan kaki. “Ini yang kedua kalinya saya diancam, dulu sebelum pemilihan saya pingsan karena diintimidasi agar tidak berjuang untuk Hamas,” terang Lambun.
Karena merasa tidak tahan diancam oleh aparat Desa dan beberapa masyarakat Lambun meminjam mobil untuk membawa barang-barang dirumahnya. Untuk sementara Lambun dan keluarganya di tampung di gudang milik Sanri Can indara kepala desa Muaro kibul di desa Tambang baru. (*)