Bersikap terbuka kepada semua kandidat, Partai Komando diklaim belum mengantongi satupun nama calon gubernur (Cagub). Mulai mengapungkan nama Sutan Adil Hendra. Hasil survei adalah kunci.
————–
Memanfaatkan momentum hari kelahiran Nabi Muhammad, Cek Endra mengutus tim pemenangan ke Partai Gerindra, Sabtu 9 November 2019, pagi. Mengenakan kemeja cerah dengan lengan tergulung dan bawahan gelap, Syahrasaddin memimpin tim HCE mengambil berkas pendaftaran. Ia ditemani Eko Syailendra–putra kandung Cek Endra dari istri pertama–, beserta Adri–advokat senior yang berjulukan Panglima Anjali–.
“Perlu saya sampaikan pesan dari Ketua DPD Gerindra, bahwa sampai saat ini Gerindra belum mempunyai cagub,”tutur Noviardi Perdi, Ketua Tim Penjaringan bakal calon gubernur dari Partai Gerindra mengawali kata sambutan.
Dihadapan tim HCE Center, bekas politisi Demokrat itu menepis isu Partai Komando sudah melipir ke kandidat tertentu.
“Kita terbuka dengan semua kandidat kok,”ujarnya.
Bermodal tujuh kursi di DPRD Provinsi Jambi, Partai Komando ibarat gula dikerumuni semut. Partai berlambang kepala burung garuda itu tengah didemenin semua kandidat. Apalagi, seusai si bos partai–Mantan Komandan Jenderal Kopassus Prabowo Subianto–, didapuk sebagai Menteri Pertahanan. Praktis posisi Partai Komando kian strategis. Prabowo dengan jejaring militernya, diperkiakan bakal all out memenangkan kandidat kepala daerah yang diusung Gerindra, termasuk di Jambi. Karena Prabowo berkepentingan untuk memperkuat basis menjelang Pilpres 2024.
Nah,
Bukan hanya Cek Endra, partai komando juga dilirik Walikota Jambi, Sy Fasha. Fasha, bahkan sudah duluan menyerahkan berkas pendaftaran ke Gerindra. Ia disambut hangat dan langsung dikalungi untaian bunga oleh Sutan Adil Hendra, bos partai komando Jambi. Di markas Gerindra, Fasha malah sempat mengumbar mesra bersama Asafri Jaya Bakri, Walikota Sungai Penuh.
Spekulasi duet Fasha-AJB diusung Gerindra mendadak menyeruak. Tapi, Noviardi lagi-lagi menepis isu tersebut.
“Gerindra belum condong kemana-mana. Tim penjaringan menerima semua pendaftaran calon secara setara dan diberlakukan sama,”katanya.
Kendati begitu, menurut Noviardi, survei menjadi tolok ukur dukungan partai komando. Hasil survei, lanjut Noviardi, bahkan menjadi wajib hukumnya sebagai acuan dukungan. Artinya, Gerindra mustahil mengusung kandidat yang angka survei nya jeblok.
“Juklak periode ini, ada kewajiban survei yang dijadikan acuan dukungan. Makanya, untuk saat ini kita masih terbuka dengan semua kandidat, termasuk Cek Endra,”ujarnya.
Sama seperti kandidat lainnya, Gerindra juga meminta Cek Endra membeberkan visi-misi pada saat pengembalian berkas. Narasi besar HCE untuk masa depan Jambi juga akan ditelisik sebagai prasyarat dukungan Gerindra.
Sementara eks Sekda Provinsi Jambi, Syahrasaddin memastikan HCE bersedia mengikuti mekanisme di internal Gerindra. Ngebet memperoleh dukungan Gerindra, Sadin–begitu ia biasa disapa–, bahkan mengklaim punya jejak historis dengan partai komando itu.
“Saya dan personel Gerindra ini sudah lama kenal baik. Bahkan, periode lalu saya sempat ditawari masuk Gerindra,”selorohnya.
Sadin, mendukung langkah Gerindra yang meletakkan survei sebagai tolok ukur utama dukungan.
“Kandidat kami sedang intens sosialisasi. Ijinkan kami bisa bersama-sama Gerindra,”katanya.
Persamuhan di aula markas Gerindra Telanaipura itu ditutup dengan penyerahan berkas pendaftaran oleh Bendahara DPD Gerindra Yasir, dan diterima Sadin.
II
Pengamat Kebijakan Publik Dr Dedek Kusnadi berpendapat, Gerindra tak akan gegabah menyerahkan dukungan pada Pilgub mendatang. Selain survei, partai komando pastilah akan memprioritaskan kader ataupun kedekatan personal kandidat dengan struktur partai.
Menurut dosen pasca sarjana UIN STS Jambi ini, kedekatan dengan SAH–bos partai–, termasuk pula konektivitas ke Hashim atau Prabowo Subianto akan menjadi penentu dukungan. Dari sejumlah kandidat yang merapat ke Gerindra, kata Dedek, Walikota Jambi dua periode itu memang berpotensi mendapat dukungan Gerindra.
“Fasha mesra dengan SAH. Dia juga punya akses kuat ke DPP lewat jejaring militernya,”kata Dedek.
Tapi, politik masih sangat dinamis. Belum satupun partai, kata Dedek, yang sudah memastikan arah dukungannya, termasuk Gerindra. Apalagi, lanjutnya, kontestasi pilgub masih terlalu panjang.
“Kalaulah anggota DPR hanya cuti di Pilkada. Boleh jadi Gerindra akan mengusung SAH sebagai kandidat Gubernur. Saya kira, semua kemungkinan masih terbuka selebar-lebarnya. Belum ada yang pasti,”katanya.(*)
[AWIN]