Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kerinci dan Sungai Penuh pada Rabu (24/4/2024) telah menyebabkan banjir bandang yang melanda beberapa area, menimbulkan kekacauan dan kejutan bagi penduduk setempat. Semumu, sebuah wilayah di Kecamatan Depati Tujuh, dan sepanjang jalan Depati Parbo serta Jalan Lintas Sungai Liuk di Sungai Penuh, tercatat sebagai lokasi yang paling parah terdampak.
Di Semumu, debit air yang besar tiba-tiba datang dan menyebabkan banjir bandang, dimana air dari sungai yang terbendung membanjiri area permukiman warga. Kondisi ini mengakibatkan kerusakan serius termasuk kendaraan yang terendam air.
“Air sungai meluap dengan deras membuat rumah warga terendam,” ungkap seorang warga yang terdampak.
Tak jauh berbeda, di Tiga Desa Tanjung Tanah, Kecamatan Danau Kerinci, situasinya sama tragisnya. Banjir yang melanda area ini menggenangi rumah-rumah warga akibat meluapnya air sungai di sekitarnya. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat banjir ini terjadi pasca upaya normalisasi sungai yang dilakukan beberapa waktu lalu.
“Tiga Desa Tanjung Tanah dikepung banjir, mirisnya banjir bertambah meluas pasca normalisasi sungai beberapa waktu yang lalu,” jelas Soni, seorang warga setempat.
Soni dan warga lainnya berharap adanya respons yang lebih serius dan terstruktur dari para kepala desa terkait. Mereka mendesak agar dana desa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur yang memadai, khususnya pembuatan saluran air baru yang bisa membagi aliran air menjadi dua, sehingga potensi banjir di masa depan dapat diminimalisir.
Warga meminta solusi permanen untuk mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi, menekankan pentingnya intervensi segera dari pemerintah daerah dan desa dalam mengatasi masalah yang kian parah ini. Situasi mendesak ini memerlukan tindakan cepat dan efektif untuk menghindari lebih banyak kerugian dan menjaga keselamatan publik.(*)