JAMBI – Meskipun mengalami pertumbuhan sebesar 3.83 persen di triwulan pertama tahun 2024, Provinsi Jambi mencatat perlambatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Agus Sudibyo.
Dalam konferensi pers pada Senin (6/5/2024), Agus Sudibyo menjelaskan bahwa walaupun terdapat pertumbuhan, angka tersebut menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. “Jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2023, perekonomian kita tahun ini tumbuh lebih lambat,” ucap Agus.
Menurut data BPS, secara kuartalan (Q to Q), ekonomi Jambi di triwulan pertama 2024 mengalami kontraksi, yang sejalan dengan pola pertumbuhan yang telah terjadi sejak tahun 2021 hingga 2024. “Polanya selalu seperti itu,” tambahnya, mengindikasikan adanya fluktuasi yang konsisten dalam performa ekonomi provinsi tersebut setiap tahunnya.
Dalam periode ini, sektor ADM pemerintahan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 31.33 persen. Sektor lain yang juga menunjukkan pertumbuhan signifikan adalah jasa kesehatan dengan 28.67 persen, dan jasa perusahaan yang tumbuh 19.53 persen. Keseluruhan dari 17 kategori lapangan usaha yang dipantau BPS mengalami pertumbuhan positif.
Namun, tidak semua sektor menunjukkan hasil yang menggembirakan. Lapangan pekerjaan pertambangan, misalnya, mengalami penurunan sebesar -6.67 persen. Menurut Agus, penurunan ini terutama disebabkan oleh penghentian angkutan batu bara. “Penghentian angkutan batu bara sangat berdampak kepada kontraksi yang terjadi di lapangan,” jelas Agus.
Meskipun terdapat penurunan di beberapa sektor, keseluruhan gambaran ekonomi Jambi menunjukkan ketahanan di beberapa sektor penting, namun tetap memerlukan perhatian khusus untuk mengatasi sektor-sektor yang mengalami penurunan.(*)