Oleh :
Muhammad Azim
Ketua KAMMI Daerah Kota Jambi
Ia lahir dari sebuah pergulatan zaman yang amat panjang dan berliku. Sebagaimana Budi Otomo dengan momentum pra Indonesia di awal abad 19. Kemunculan KAMMI pada 29 Maret 1998 itu ditandai oleh momentum penting berupa gelombang sejarah Indonesia yang bernama reformasi.
Bayi yang baru beberapa bulan mbrojol itu menjadi pionir dan garda terdepan dalam meruntuhkan rezim otoritarian Soeharto. Tak berlebihan, organisasi yang bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia itu disebut sebagai satu-satunya anak kandung reformasi.
KAMMI lahir seakan menjawab panggilan sejarah reformasi kala itu.
Senin 29 Maret 2021 kemarin, KAMMI genap berusia 23 tahun. Sebuah usia yang merujuk pada fase masa muda (rentang 17-25 tahun). Masa muda adalah fase peralihan antara remaja menuju dewasa. Muda selalu identik dan ditandai oleh kondisi fisik yang kokoh, imunitasnya kuat, sehat, dan jarang menjadi sasaran penyakit.
Lewat momentum Milad ke 23 ini, penulis yang kini diamanahi sebagai Ketua KAMMI Daerah Kota Jambi masa bakti 2020-2022, hendak mengajak jajaran pengurus, kader, senior, keluarga alumni untuk sama-sama merefleksi diri.
Refleksi ini penting untuk mengingatkan kita sebagai sebuah organisasi besar, yang juga punya tanggungjawab besar. KAMMI lahir bukan untuk satu golongan. Bukan semata untuk tujuan politik yang sempit. Tapi, seperti para nabi dengan risalahnya dulu…KAMMI lahir untuk berkeringat menyelesaikan beragam persoalan bangsa ini.
Ada beberapa hal yang, menurut hemat saya patut kita refleksikan.
Pertama, progresif.
Kata progresif agaknya bukan suatu yang asing di telinga kita. Ia sering diucap dan dikumandangkan. Tapi, apakah kita, aktivis KAMMI sudah berprogesif?
Progresif yang dimaksud adalah bagaimana kita selalu bergerak ke arah yang lebih maju. Narasi apa yang kita pakai untuk berkemajuan?
Adakah progresifitas itu sudah dirasa oleh publik secara luas. Atau jangan-jangan kita justru bangga dengan jebakan-jebakan slogan tanpa tindakan. Bagai katak dalam tempurung, kita acapkali terjebak dengan perasaan merasa hebat dan besar di komunitas internal.
Di luaran sana, kita justru cuma pengekor. Tidak menjadi magnet. Padahal, sejarah telah membuktikan kapasitas KAMMI sebagai organ penting yang mengantarkan bangsa ini keluar dari cengkeraman rezim tangan besi Soeharto.
Refleksi ini penting untuk kembali mengingatkan kita pada posisi KAMMI, bahwa keberadaannya penting untuk menjawab tantangan zaman. Bukan malah menambah bobot berat masalah bangsa.
Hari ini, tengok saja bagaimana zaman telah berubah-ubah dengan cepat. Larinya kencang…
Di luaran sana, lewat perkembangan ilmu pengetahuan yang terus bergerak maju, orang-orang telah berhasil memodifikasi tanaman hingga manusia super, lewat rekayasa genetika. Jangan kaget nantinya, pada suatu massa nanti, kita akan berhadap-hadapan dengan manusia super jenius (IQ nya 800), super sehat dan kuat hasil rekayasa genetika.
Lewat pengembangan ilmu pengetahuan, mereka telah banyak membuat terobosan-terobosan. Mereka melahirkan temuan-temuan baru berupa stem cell, yang bisa membuat manusia secara fisik lambat menua dan bertahan hidup hingga 200 tahun.
Bagaimana dengan kita?
Tentu saja, mau tidak mau, suka tidak suka, KAMMI harus ikut bergerak maju. Kita harus berprogesif, paling tidak menjadi narator bagi kedigdayaan bangsa ini.
Maka, untuk berprogresif itu, ada satu syarat pokok yang harus kita penuhi : KAPASITAS. Sebagai sebuah refleksi dari kata progresif, saya mengajak kita semua, kader-kader kesatuan, ayo… tingkatkan kapasitas diri dan organisasi kita.
Bagaimana mungkin kita akan berprogesif, bila kapasitas kita rendah. Seadanya saja.
KAPASITAS adalah jawaban kedua dari refleksi milad KAMMI tahun ini.
Kapasitas itu luas dimensinya. Secara personaliti, marilah kader KAMMI terus-menerus menumbuhkembangkan basis intelektual. Jangan pernah bosan menguatkan kemampuan dialektika dengan membaca, membaca dan lalu berdiskusi.
Ruang-ruang untuk menumbuhkan semangat intelektual dan berdialektika harus diperbanyak. Bila perlu diperluas hingga ke masyarakat.
Kapasitas juga berkelindan dengan bagaimana kita memperkuat skil secara pribadi. Jadilah kader yang memiliki spesialisasi di bidangnya. Kita tingkatkan kemampuan berbahasa, baik bahasa Internasional Inggris, Arab dan sebagainya.
Dengan begitu, kita akan tumbuh menjadi insan yang kuat, hebat, memahami beragam persoalan. Mampu mencari jalan keluar dengan menjadi katalisator.
Kapasitas adalah modal penting bagi KAMMI untuk menyiapkan diri mengelola bangsa besar ini. Karena sebuah bangsa yang besar harus dikelola oleh mereka yang memiliki kapasitas besar.
Selamat Milad Kesantuanku…!