Arah Baru Negeri Jambi
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUARO JAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • DUNIA
  • NASIONAL
  • OPINI
  • RAGAM
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUARO JAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • DUNIA
  • NASIONAL
  • OPINI
  • RAGAM
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Arah Baru Negeri Jambi
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DUNIA
  • NASIONAL
  • OPINI
  • RAGAM

Utang BUMN Penugasan Terpantau Meningkat Drastis

Editor Admin
Senin, 4 Juni 2018
Di DAERAH
Kementrian Badan Usaha Milik Negara

Kementrian Badan Usaha Milik Negara

Jakarta – Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khususnya di bidang konstruksi yang mendapat tugas dari pemerintah untuk membangun infrastruktur kembali menarik perhatian, setelah menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku menaruh perhatian pada perusahaan-perusahaan tersebut.

Apa lagi, beberapa waktu yang lalu lembaga pemeringkat Standard & Poors juga menyoroti utang dari empat BUMN konstruksi terbesar yang meningkat drastis.

Dalam rangkuman dengan melihat laporan keuangan keempat BUMN konstruksi tersebut dari sisi utangnya. Rata-rata total kewajiban atau liabilitas keempat BUMN konstruksi yang tercatat di pasar modal memang meningkat cukup drastis.

RELATED STORIES

Daftar 6 BUMN yang Ditutup Jokowi Sejak Awal Tahun

Presiden Jokowi Saksikan Kerjasama Erick Thohir dan Prabowo

Erick Thohir Terbitkan Surat Edaran Cegah Aksi Pelecehan di BUMN

Gubernur Buka Acara Gerakan Nasional Vaksinasi, Bentuk Sinergi antara BUMN dan Pemerintah Daerah

Perkuat Silahturahmi, Gubernur dan Wagub Sambangi PTPN VI

Menyoal Utang yang Menumpuk dan Masyarakat Kian Melarat

Pertama, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), pada 2014 jumlah liabilitas perusahaan sebesar Rp 9,77 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 7,7 triliun dan jangka panjang Rp 2,05 triliun. Di 2015, jumlah liabilitas WSKT naik menjadi Rp 20,6 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 13,6 triliun dan jangka panjang Rp 6,9 triliun.

Lalu pada 2016 jumlah liabilitas WSKT kembali meningkat menjadi Rp 44,69 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 31,28 triliun dan jangka panjang Rp 13,37 triliun. Kemudian di 2017 jumlah liabilitasnya kembali meningkat menjadi Rp 75,14 triliun, terdiri dari Rp 52,3 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp 22,8 triliun jangka panjang. Jika dihitung dari 2014 hingga 2017 jumlah liabilitas WSKT naik 669%.

Kedua, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) pada 2014 jumlah liabilitasnya mencapai Rp 11,03 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 8,47 triliun dan jangka panjang Rp 2,55 triliun. Pada 2015 jumlah liabilitasnya naik menjadi Rp 14,16 triliun, terdiri dari Rp 10,59 jangka pendek dan Rp 3,5 triliun jangka panjang.

Lalu pada 2016 jumlah liabilitas WIKA naik lagi menjadi Rp 18,6 triliun yang terdiri dari liabilitas janga pendek Rp 14,9 triliun dan jangka panjang Rp 3,7 triliun. Sementara di 2017 naik menjadi Rp 31,05 triliun, terdiri dari Rp 25,9 triliun jangka pendek dan Rp 5 triliun jangka panjang. Jika dihitung jumlah liabilitas WIKA selama 3 tahun naik 181,5%.

Ketiga, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), pada 2014 jumlah liabilitas perusahaan sebesar Rp 8,8 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 7,04 triliun dan jangka panjang Rp 1,77 triliun. Di 2015 jumlah liabilitas ADHI naik menjadi Rp 11,59 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 9,4 triliun dan jangka panjang Rp 2,18 triliun.

Lalu pada 2016 jumlah liabilitas ADHI kembali meningkat menjadi Rp 14,59 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 12,9 triliun dan jangka panjang Rp 1,6 triliun. Kemudian di 2017 jumlah liabilitasnya kembali meningkat menjadi Rp 22,46 triliun, terdiri dari Rp 17,6 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp 4,8 triliun jangka panjang. Jika dihitung dari 2014 hingga 2017 jumlah liabilitas ADHI naik 155,22%.

Keempat, PT PP Tbk (PTPP), pada 2014 jumlah liabilitas perusahaan sebesar Rp 12,24 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 9,8 triliun dan jangka panjang Rp 2,38 triliun. Di 2015 jumlah liabilitas PTPP naik menjadi Rp 14 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 11,1 triliun dan jangka panjang Rp 2,89 triliun.

Lalu pada 2016 jumlah liabilitas PTPP kembali meningkat menjadi Rp 20,43 triliun, terdiri dari jangka pendek Rp 15,8 triliun dan jangka panjang Rp 4,55 triliun. Kemudian di 2017 jumlah liabilitasnya kembali meningkat menjadi Rp 27,53 triliun, terdiri dari Rp 20,6 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp 6,83 triliun jangka panjang. Jika dihitung kenaikan jumlah liabilitas PTPP dari 2014 ke 2017 sebesar 124,9%. (*/ara)

 

Sumber: detik.com

Kata kunci: BUMNUtang
Berita selanjutnya
Ilustrasi Pengawas TPS

1.103 orang Pengawas TPS Disiagakan

Tim Satgas Pangan Provinsi Jambi

Jelang Lebaran, Harga Daging Terpantau Stabil

Sum Indra saat tengah menghadiri pengajian bersama warga Batanghari

Sum Indra Garap Batanghari

Sri Mulyani

Jadi Perhatian Sri Mulyani, Begini Kondisi Keuangan BUMN Penugasan

Ilustrasi maling.

Maling Gasak Rumah Warga Tabir Selatan

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

B-NETWORK

Iklan

  • Beranda
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Perlindungan
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2020 Jambilink - Jalan HM Yusuf Singedekane, Lorong Purnawira, No 7, RT 21, Telanaipura, Kota Jambi. Kode Pos 36122. Developed by Ara.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
    • BATANGHARI
    • BUNGO
    • KERINCI
    • KOTA JAMBI
    • MERANGIN
    • MUARO JAMBI
    • SAROLANGUN
    • SUNGAIPENUH
    • TANJAB BARAT
    • TANJAB TIMUR
    • TEBO
  • DUNIA
  • NASIONAL
  • OPINI
  • RAGAM

© 2020 Jambilink - Jalan HM Yusuf Singedekane, Lorong Purnawira, No 7, RT 21, Telanaipura, Kota Jambi. Kode Pos 36122. Developed by Ara.