Dibingkai oleh ornament-ornament khas Melayu, Aula Rumah Dinas Gubernur Jambi berubah menjadi ruang dialog khusus dalam mengantisipasi korupsi. Pertemuan ini bukan sekadar simbolis, tapi penuh urgensi. Dari satu sudut, Roro Wide Sulistyowati, perwakilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tampak memantapkan presentasinya di layar proyektor.
Sebuah tampilan antarmuka muncul di layar: Panduan Cegah Korupsi (Pancek), sebuah inovasi digital yang diharapkan menjadi tonggak baru pencegahan korupsi di Indonesia.
“Harapannya Pancek ini akan diadopsi oleh BUMD di wilayah Jambi,” kata Wide, dengan tatapan penuh harap ke arah para hadirin.

Menurut data KPK, kasus korupsi paling banyak terjadi di sektor usaha. Ironisnya, di tengah upaya pembangunan yang tengah digaungkan, penyuapan masih menjadi kasus terbesar yang ditemui KPK, dengan 948 kasus yang telah ditangani hingga Juni 2023.
Sudirman, Sekda Provinsi Jambi, tampak serius mendengarkan.
“BUMD di Jambi memang punya peran yang sangat strategis dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, terutama setelah krisis multidimensi sejak 1997. Dukungan KPK sangat diharapkan dalam melakukan pendampingan,” ujarnya, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya penting, tapi vital untuk kelangsungan pembangunan di Jambi.
Pancek dirancang sebagai alat self-assessment yang tidak hanya fokus pada tindakan, tetapi juga pada kebijakan. Lebih dari itu, Pancek menawarkan keleluasaan bagi perusahaan untuk mengevaluasi diri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Ini adalah alat untuk mengukur upaya pencegahan korupsi yang telah dilakukan di perusahaan. Ini tidak berbiaya tetapi diakui sebagai langkah konkrit,” jelas Wide.
Ini juga adalah respons proaktif terhadap regulasi baru di Indonesia mengenai pemidanaan korporasi, sebuah langkah yang semakin menegaskan bahwa korupsi tidak hanya masalah individu tetapi juga korporasi.
“Jika perusahaan dapat membuktikan langkah-langkah pencegahan korupsi, salah satunya melalui instrumen Pancek ini, maka risiko pemidanaan korporasi bisa diminimalisir,” sambung Wide.
Seakan menutup acara dengan nada optimis, Roro Wide Sulistyowati menegaskan misi KPK yang tidak pernah surut, dari lapangan hingga ruang rapat.
“Korupsi adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan multi-dimensi. KPK akan terus berupaya menebar benih-benih budaya antikorupsi, mulai dari pejabat daerah hingga anak sekolah, agar tumbuh subur di bumi Indonesia, khususnya di Jambi.”
Acara resmi berakhir, tetapi semangat untuk melawan korupsi masih terasa menggelayut di udara. Jika Pancek berhasil diadopsi dan diimplementasikan dengan baik, ia bisa menjadi tonggak awal dari banyak perubahan positif. Ini adalah babak baru dari sebuah perjuangan panjang yang masih akan terus berlanjut.(*)