Dekorasi yang mewah menyambut setiap tamu yang memasuki Wisma Elang Laut di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Memperingati Hari Ulang Tahun ke-64 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI Polri (Pepabri), para jenderal senior dan tokoh politik nasional berkumpul dalam satu ruangan.
Gelak tawa bergemuruh dan cerita masa lalu membumbung. Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal, putra Jambi dan mantan Kapolda Sulawesi Tengah, menjadi salah satu tokoh yang menarik perhatian.

Syafril Nursal bukan hanya ekselen di bidang reserse. Malam itu, ia juga menjadi primadona, meraih juara dalam pertandingan golf yang diselenggarakan dalam rangkaian acara HUT Pepabri.
Ia memimpin tim golf Pepabri dengan penuh kejayaan, membuktikan dirinya sebagai sosok multitalenta.
Tapi, apa yang paling menarik mata publik bukanlah trofi atau prestasi olahraga. Itu adalah kehadiran sejumlah tokoh berpengaruh; mulai dari SBY, Prabowo Subianto, Hendropriyono, Wiranto, hingga Djoko Suyanto dan Agum Gumelar.
Dalam sebuah momen yang hampir simbolis, Syafril Nursal, calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrat, terlihat mengiringi SBY berangkulan dengan para jenderal legendaris.
“Saling berangkulan di antara para jenderal memiliki makna khusus,” kata Syafril, seraya menyiratkan bahwa ada kemungkinan Partai Demokrat akan bergabung dengan Prabowo dalam waktu dekat.
Dalam suasana yang penuh keakraban dan respek, Syafril Nursal tampak merenung sejenak sebelum memberikan komentarnya.
“Melihat Bapak SBY, Prabowo Subianto, dan Jenderal Hendropriyono berada dalam satu ruangan, bersama-sama, memiliki implikasi yang cukup signifikan,” ujar Syafril, mantan Kapolda Sulawesi Tengah yang juga calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrat.
Sebagai anggota Partai Demokrat, Syafril Nursal merasa bahwa kehadiran para tokoh ini bisa menjadi indikator kuat mengenai arah politik partai di masa depan.
“Ini bisa saja menjadi pertanda bahwa Partai Demokrat sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan barisan Prabowo Subianto menjelang Pilpres 2024,” lanjut Syafril.
Ia menegaskan, ini menunjukkan sebuah potensi kolaborasi yang dapat mempengaruhi lanskap politik nasional.
Namun, tentu saja, keputusan akhir masih tergantung pada dinamika internal partai dan pertimbangan strategis lebih lanjut.
“Apa pun pilihannya, pemimpin harus melihat gambaran yang lebih besar dan mempertimbangkan banyak aspek. Seperti dalam olahraga atau organisasi, keputusan ini memerlukan analisis mendalam dan sinergi dari semua pihak,”jelasnya.
Syafril menyimpulkan dengan nada optimistis.
“Ini adalah waktu yang menarik bagi politik Indonesia, dan saya yakin, ke depannya akan ada lebih banyak diskusi dan kolaborasi yang produktif,”bebernya.
Atmosfer ruangan semakin hangat saat hadiah Golf Piala Presiden diserahkan.
Relasi yang sangat baik antara Syafril dan para jenderal senior menjadi topik pembicaraan pagi itu.
Sembari menyiratkan sebuah koalisi politik yang mungkin terjalin di masa depan.
Acara itu tidak hanya menjadi ajang reuni atau nostalgia, tapi juga sebuah petunjuk penting tentang dinamika politik Indonesia yang akan datang.
Sang Maestro Multitalenta
Syafril Nursal tidak hanya membawa aura kepolisian yang tangguh. Tapi juga sebuah magnitisme sosial yang memikat.
Di sana, di tengah-tengah jenderal-jenderal dan tokoh politik, dia menguasai panggung tidak hanya dengan kecerdasan taktis, tapi juga dengan keahlian membangun relasi.
Mereka yang berbicara dengannya merasa didengar, dipahami, dan yang paling penting, terhubung.
Namun, itu baru awal.
Syafril juga terampil dalam berorganisasi, memimpin tim golf Pepabri menuju kemenangan yang memukau. Bagi para peserta dan penonton, itu bukan sekadar permainan golf; itu adalah demonstrasi kepemimpinan, koordinasi, dan semangat kompetitif.
Dengan tongkat golf di tangan, dia membuktikan bahwa dia tidak hanya bisa menangani kasus-kasus kompleks tetapi juga bisa mengeksekusi pukulan yang sempurna di lapangan hijau.
Semua ini menggemakan satu pesan yang jelas: Syafril Nursal adalah sebuah mosaik talenta.
Dia tidak hanya pandai dalam satu bidang tetapi melihat dunia sebagai sebuah papan catur multidimensi. Di mana setiap langkah harus dikalkulasi dengan presisi, tapi juga dengan pandangan yang luas.
“Ini bukan hanya tentang menjadi ahli dalam satu bidang,” kata Syafril.
“Seorang pemimpin harus bisa melihat semua aspek, dari relasi antarpersonal hingga dinamika politik dan sosial. Dan saya percaya, itulah yang membedakan pemimpin yang baik dari yang besar,”imbuhnya.
Pagi itu, di tengah gemerlap lampu dan hiruk-pikuk percakapan, Syafril Nursal bukan hanya menjadi bintang primadona—dia menjadi personifikasi dari apa yang bisa dicapai ketika seseorang tidak hanya memfokuskan diri pada satu hal, tetapi berusaha untuk menjadi ahli dalam banyak aspek kehidupan.
Syafril Nursal tampil sebagai sebuah anomali yang menarik: seorang jenderal polisi yang merangkum lebih dari sekadar keahlian dalam bidang reserse.
Dia adalah sebuah amalgamasi dari berbagai bakat dan keahlian yang sulit untuk diabaikan, sebuah orkestra multitalenta yang memainkan simfoni keberhasilan dalam banyak bidang.(*)
Analisis :
Kehadiran Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal di acara HUT Pepabri ke-64, terutama bersama tokoh-tokoh politik seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto, dan Hendropriyono, membuka pintu spekulasi yang menarik seputar dinamika politik Indonesia menjelang Pilpres 2024.
Pertama, Syafril Nursal, yang juga merupakan calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrat, secara tidak langsung menunjukkan bahwa partai ini mungkin sedang berorientasi untuk membentuk aliansi dengan Gerindra, partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Kehadiran tokoh-tokoh dari kedua partai dalam satu acara dan dalam suasana yang akrab bisa diartikan sebagai pembukaan jalan menuju kerjasama politik yang lebih formal.
Kedua, keberhasilan Syafril Nursal dalam memimpin tim golf Pepabri dan meraih juara menambah dimensi lain dalam karakter politiknya. Ini menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang multiplayer dan mampu berprestasi di banyak bidang, sebuah kualitas yang sering dihargai dalam arena politik.
Ketiga, adanya tokoh-tokoh senior dan berpengaruh lainnya, seperti Hendropriyono, juga memberikan indikasi kuat tentang jenis koalisi yang mungkin terbentuk. Hendropriyono, yang dikenal sebagai legenda jenderal intelijen, bisa menjadi penanda bahwa fokus utama dari koalisi ini mungkin akan melibatkan isu-isu keamanan dan pertahanan, selain agenda politik lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa ini semua masih berada dalam tahap spekulasi. Keputusan politik seringkali diambil berdasarkan berbagai faktor, termasuk dinamika internal partai, kebutuhan strategis, dan tentu saja, respons dari basis pemilih.
Secara keseluruhan, acara HUT Pepabri ini bisa dilihat sebagai sebuah ‘teater politik’ yang menawarkan petunjuk tentang kemungkinan arah politik Indonesia di masa mendatang, meski tentu saja, masih banyak variabel yang bisa mempengaruhi lanskap tersebut.
Terpenting, Syafril Nursal adalah bintang di sana.(*)
Editor : Awin Sutan Mudo