Peluang menang duet Cek Endra-Sukandar di Pilgub 2020 ini sudah di pelupuk mata. Syaratnya suara jawa solid.
—————
Kesepakatan dua pentolan Jawa–Sukandar dan Abdullah Sani–, untuk menyatukan suara etnis Jawa di Pilgub, menguntungkan Cek Endra. Analisis Dr Dedek Kusnadi, pengamat kebijakan Publik itu menunjukkan, pasangan CE-Sukandar paling berpeluang menggulung suara Jawa. Mengingat Sukandar dikenal sebagai patron Jawa.
“Untuk menyatukan suara Jawa memang mesti seperti itu. Harus satu yang maju. Sehingga suaranya solid ke satu kandidat,”ujar Dr Dedek Kusnadi.
Langkah Abdullah Sani, kata Dedek, yang berniat mundur demi soliditas suara jawa merupakan langkah tepat. Baik Sani maupun Sukandar, menurut Dedek, akan dicatat sejarah sebagai tokoh yang membuka jalan bagi langkah politik etnis Jawa.
Dedek haqqulyakin, jika Cek Endra mampu mengelola suara jawa dengan baik, bukan mustahil kemenangan di pelupuk mata. Maklum, data statistik menunjukkan etnis Jawa menempati posisi kedua setelah melayu–yang jumlahnya mencapai 30 persen dari total penduduk Jambi–.
Selain memiliki kantong suara di Sarolangun dan Tebo. Duet Cek Endra-Sukandar akan disokong secara merata oleh etnis Jawa yang tersebar dari ujung jabung hingga Kerinci. Etnis Jawa, lanjut Dedek, hidup berkoloni di tiap daerah.
“Sehingga untuk mengkapitalisasi suaranya lebih mudah dilakukan CE-Suka,”ujarnya.
Di Kerinci misalnya, komunitas Jawa berkoloni di Kayu Aro–di bawah kaki gunung Kerinci–. Begitupula di Merangin, etnis Jawa menyebar di daerah Pamenang, Margoyoso hingga Hitam Mulu. Sementara di Bungo, komunitas Jawa berada di Kuamang Kuning. Sedangkan Jawa di Tebo menyebar padat di Rimbo Bujang.
Di Batanghari, etnis Jawa menyebar di kawasan Bajubang. Sementara di Muaro Jambi, komunitas Jawa cukup besar di kawasan Sungai Bahar dan Sungai Gelam. Di Tanjab Timur, komunitas jawa menyebar misalnya di daerah Rantau Rasau, Mendahara, Sabak maupun geragai. Sementara di Tanjab Barat, etnis jawa hidup menyebar di Senyerang hingga Merlung.
Dedek mengatakan, persoalan utama dalam politik adalah bagaimana cara memperbesar dukungan. Sentimen etnis, kata dia, merupakan alat ampuh untuk memobilisasi dan menarik dukungan dari kelompok primordial itu.
Maksud dia, untuk memperbesar dukungan dan mengambil simpati masyarakat, mobilisasi relasi primordial adalah salah satu alat ampuh.
“Relasi primordial sebagai salah satu sarana paling efektif untuk menarik dukungan. Sukandar punya modal itu,”ujarnya.
Sukandar, kata Dedek, adalah representasi basis primordial etnik–kelompok Etnis Jawa–. Seperti data BPS itu, kata Dedek, Sukandar punya kekuatan besar. Apalagi solidaritas etnik Jawa itu bisa menghasilkan fanatisme politik kepada Sukandar.
Sampai saat ini, lanjut Dedek, Sukandar masih dianggap patron dikalangan etnis Jawa.
“Solidaritas kelompok etnik tidak hanya memperkuat integrasi kelompoknya. Tapi juga bisa menjadi senjata untuk menyerang kelompok lawan,”ujarnya.
Menurutnya, pemilih Jawa di Jambi banyak. Dan kesetiaan primordial etnisnya, cukup tinggi–bila berhasil di kelola dengan baik–. Karena itu, Dedek menilai Sukandar merupakan tokoh yang berpotensi besar membantu mendulang suara bagi Cek Endra.
“Bagi calon Gubernur, mereka harus berfikir mencari sosok wakil yang bisa membantu jumlah suara. Sukandar berpotensi untuk itu. Apalagi, keduanya kini merupakan Kepala Daerah aktif. Keduanya sudah punya kantong basis di dua daerah. Tinggal menyisir daerah lain. Saya kira Cek Endra kandidat cerdas. Ia piawai membaca situasi,”jelas Dedek.
Selain disokong basis Jawa, duet Cek Endra-Sukandar tergolong paling agresif. Keduanya juga memiliki sumber daya besar untuk mengelola suara. Bukankah mereka adalah dua kepala daerah aktif?
“Saya agak yakin, duet ini meraih kemenangan,”ujar Dedek.(*)