Cek Endra kini bak gula dikerumuni semut. Ia mendadak dipuja dan disanjung, tak ubahnya seperti primadona. Namanya mendadak melejit jit, seusai gemilang menggenggam Golkar. Sejumlah tokoh ternama mulai merapat: menawarkan koalisi.
————-
Matahari mulai condong ke barat ketika Saprial beranjangsana ke rumah dinas Cek Endra, Selasa 3 Maret 2020. Mengenakan kemeja lengan pendek bercorak merah, Bupati Tanjung Jabung Barat itu ditemani orang dekatnya Ade dan Fikri Riza.
Datang jauh-jauh dari ujung Timur Jambi itu, konon Saprial membawa misi politik. Bertemu Cek Endra, Saprial tengah menjajaki koalisi Golkar-PDIP?
“Saya sedang keliling ke pengurus PDIP di daerah. Kebetulan sore ini ada di Sarolangun. Jadi saya mampir. Beliau (Cek Endra) ini teman lama kok. Kami sering main Golf bersama. Sudah lama berteman,”ujar Saprial agak diplomatis.
Tapi, Saprial tak membantah ihwal agenda politik disela persamuhan sore itu. Toh, yang bertemu bukan hanya dua Bupati melainkan dua pentolan Partai. Cek Endra adalah Ketua DPD 1 Golkar Provinsi Jambi. Sementara Saprial adalah kader murni PDIP.
“Sah-sah saja kalau ada yang membuat tafsir. Dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Politik itu cair dan dinamis. Asam di gunung dan garam di laut bisa saja bertemu di Telanaipura,”kata Saprial sembari melempar tawa.
Cek Endra yang berada di sampingnya pun ikut tertawa lebar. Telanaipura yang dimaksud Saprial diasosiasikan sebagai kediaman pribadi Cek Endra.
“Nanti kita tunggu rekomendasi partai. Pak Cek Endra dari Golkar saya dari PDIP. Kalau sudah keluar rekomnya, baru kita bisa melangkah lebih jauh. Kalau silaturahmi dan menjalin komunikasi politik, itu biasa terjadi,”katanya.
Saprial pun menyinggung tentang sosok Cek Endra. Dengan agak centil, politisi berbadan bongsor itu berujar.
“Saya suka ya….,”katanya sembari tergelak lepas.
“Kami banyak kesamaan. Sama-sama pecinta bisnis. Beliau bisnis besar saya kecil-kecilan..hehehe,”ujarnya.
Kalaulah takdir mengantarnya bergabung, Saprial bilang begini.
“Insyaallah jika kami diizinkan umpanya, bagaimana kita akan membuat Jambi jauh lebih baik lagi,”katanya.
Sementara, Cek Endra dengan ramah menyebut koalisi kuning-merah bisa saja terwujud. Tergantung dinamika politik kedepan. Dengan diplomatis, Bupati Sarolangun dua periode itu tak bisa menduga-duga dan menebak.
“Kemungkinan politik kita tidak bisa menebak. Karena beliau (Saprial) adalah kader PDI dan saya juga di golkar. Saya pikir ini dua kekuatan besar yang hadir. Mudahan kita doakan saja, saya juga ikut rekomendasi dari partai, sama PDI juga menunggu rekom. Kita lihat saja nanti seperti apa, namun yang jelas antara saya dengan pak Saprial tetap menjaga tali silaturahmi ini,”jelasnya.
Tokoh yang akrab dengan inisial CE itu mengaku sudah lama dekat dengan Saprial.
“Kadang kadang ketemu di Jambi. Kadang-kadang ketemu di kantor DPP PDI-P, kadang kadang di lapangan Golf, hari ini beliau langsung mampir kesini sekaligus beliau koordinasi dengan PDI Sarolangun. Yang jelas sejak 2006 saya masuk birokrasi, kami sudah berhubungan baik sampai hari ini,”katanya.
Sebagai bos beringin Jambi, Cek Endra memang kian menjadi primadona. Ia mencatatkan diri sebagai satu-satunya ketua partai yang paling siap berlaga; punya mesin politik, sumber daya dan elektabilitas yang meyakinkan–.
Selepas memimpin Golkar, konon, internal Fasha misalnya, mulai goyang. Sebagian loyalis Fasha yang berada di Golkar, mulai berfikir untuk menyandingkan Cek Endra dan Fasha.(*)