Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebuah kabupaten yang terus berupaya mengembangkan potensinya, memasuki triwulan ketiga tahun 2023 dengan sebuah angka yang menarik perhatian: Serapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar 59,85 persen. Angka ini disampaikan oleh Sekretaris Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) Ahmad Jais pada Selasa, 19 September 2023.
Dari total anggaran sebesar Rp 1,446 triliun, baru terealisasi angka Rp 865,6 miliar. “Ada sisa anggaran sekitar Rp 580,6 miliar,” ungkap Ahmad Jais, yang menambahkan bahwa pihaknya menargetkan serapan anggaran mencapai antara 60-65 persen pada akhir bulan ini.
Namun, mengapa anggaran yang seharusnya menjadi pendorong utama pembangunan daerah ini belum sepenuhnya terealisasi? Ahmad Jais menjelaskan, masih ada banyak proyek atau kegiatan fisik yang belum direalisasikan. “Ini menjadi tantangan kita ke depan,” tegasnya.

Konteksnya tidak hanya sekadar angka atau statistik. Serapan anggaran ini adalah gambaran nyata dari sebuah daerah yang masih memiliki banyak PR dalam pengelolaan keuangannya. Sementara anggaran tidak terealisasi, berbagai kebutuhan publik dan peluang pembangunan terus menunggu untuk diwujudkan.
Tentu, dengan kondisi ini, pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berada di bawah tekanan untuk memastikan anggaran tersebut digunakan sebaik-baiknya dalam waktu dekat, terutama seiring dengan memasuki akhir tahun anggaran. Ini adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian demi memastikan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.
Ahmad Jais dan timnya di BKAD sekarang memiliki tugas berat, bukan hanya untuk mengejar target serapan anggaran tetapi juga memastikan bahwa anggaran tersebut diinvestasikan dalam proyek dan program yang benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Triwulan ketiga ini menjadi sebuah momentum bagi Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk meninjau kembali seluruh proses dan prioritasnya. Anggaran adalah amanah publik yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab, dan setiap persen serapan anggaran menjadi simbol dari efektivitas pemerintahan daerah dalam mewujudkan kebijakan dan memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini berada di sebuah persimpangan: antara memanfaatkan anggaran dengan bijak atau terjebak dalam siklus inefisiensi yang bisa menghambat pertumbuhan dan kesejahteraan. Memasuki akhir triwulan ketiga, semua mata akan tertuju pada bagaimana kabupaten ini akan menavigasi diri di tengah derasnya tantangan dan ekspektasi.(*)