Jakarta – Anggota DPR RI daerah pemilihan Provinsi Jambi Sutan Adil Hendra (SAH) menilai pemerintah gagal dalam mengantisipasi kenaikan harga pangan di pasaran jelang hari raya lebaran 2018.
Berbicara di saat kunjungan kerja sekali setahun (10/6) kemarin, Anggota Fraksi Partai Gerindra itu mengatakan kegagalan ini bisa dilihat dari melonjaknya harga semua kebutuhan bahan pokok di semua pasar tradisional dan induk di Indonesia.
“Pantauan kita di Pasar Kramat Jati Jakarta harga daging sapi telah mencapai 125 ribu per kilogram, harga ini naik 10 ribu dari harga di tengah Ramadhan, lalu kita juga memantau di Bengkulu, di sana harga daging ayam telah mencapai 45 ribu per kilo, naik 15 ribu,” ungkapnya.

Kenaikan harga pangan yang tinggi juga dialami barang-barang seperti cabai, beras, buah-buahan dan semua bahan pangan lainnya.
Sehingga SAH mengatakan kondisi ini sebenarnya anomali dari pengakuan pemerintah yang mengatakan bahwa ketersediaan atau stok pangan mencukupi, tapi nyatanya tidak di respon secara baik oleh pasar.
Berdasarkan fakta ini SAH menyimpulkan kenaikan harga secara merata baik dari produk dan tempat ini lebih disebabkan pemerintah gagal dalam mengendalikan pasokan barang di pasaran, akibatnya barang langka disaat permintaan tinggi.
Disamping itu SAH juga menilai pemerintah tidak memiliki sistem pengawasan terhadap pedagang yang menaikkan harga tanpa terkendali.
“Selama ini kita melihat pemerintah belum memiliki sistem pengawasan terhadap penjual yang menaikkan harga di luar kewajaran di pasar,” bebernya.
Akibatnya sistem pengawasan yang lemah instrumen Harga Eceran Tertinggi (HET) yang di terapkan pemerintah tidak berjalan, pungkasnya. (*)