JAMBI-Rektor Universitas Jambi (Unja) Prof Johni Najwan turun tangan menetralisir kegaduhan pasca Pemira Mahasiswa Unja. Kepada Jambi Link, Johni Najwan menegaskan masalah Pemira hanya miskomunikasi saja antara mahasiswa dan Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan.
Johni mengaku sangat mendukung demokrasi kampus demi kemajuan universitas. Mengenai kegaduhan dan penganuliran hasil pemira, Johni Najwan berjanji akan bersikap bijaksana.
“Saya malah tahu adanya pembatalan hasil pemira ini membaca dari media. Saya belum dapat laporan dari Warek Kemahasiswaan. Nanti akan saya panggil, akan kita luruskan semuanya,”ujarnya.

Johni Najwan menegaskan masalah mahasiswa ini jangan sampai dibuat gaduh dan diperbesar. Karena hanya akan menghabiskan energi dan mengganggu program-program kemajuan kampus.
“Kita ingin kampus ini maju dan kita berharap mahasiswa dan alumni juga mendukung ini,”ujarnya.
Mengenai sikap tim adhoc yang menganulir hasil pemira, Johni Najwa menegaskan dirinya akan segera memanggil Warek Bidang kemahasiswaan untuk menanyakan duduk persoalan. Johni kembali menegaskan bahwa dirinya tidak ada menganulir atau mengintervensi BEM. Dia sangat mendukung demokrasi kampus di Unja.
“Itu keliru. Rektor tidak ada mengambil alih BEM. Nanti saya akan panggil Warek Bidang Kemahasiswaan, dan pengurus BEM serta Presma terpilih juga akan saya panggil untuk mendengarkan duduk persoalannya. Intinya kita akan beri solusi terbaik,”ujarnya.
Muhammad Sidiq, Mantan Presiden Mahasiswa Unja mengapresiasi langkah dan sikap Rektor yang sangat bijaksana tersebut. Ia berharap Rektor sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Unja untuk dapat turun tangan menyelesaikan masalah ini dengan baik.
“Jangan sampai urusan sepele seperti ini, kemudian menimbulkan kegaduhan. Tentu yang rugi Unja juga. Kalau Kampus gaduh, yang rugi Unja juga,”ujarnya.
Apalagi, dalam waktu dekat Unja dibawah kepemimpinan Johni Najwan akan mendapatkan bantuan dari ADB senilai Rp 1,3 Triliun. Ia berharap, jangan sampai masalah sepele ini berimplikasi pada bantuan yang akan dikucurkan ADB tersebut.
“Kita mendukung Pak Rektor turun tangan menyelesaikan masalah ini. Saya kira ini hanya ada komunikasi yang terhambat saja. Saya berharap pak Rektor bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya, agar tidak merembet dan meluas. Kalau kampus gaduh, program-program kemajuan kampus akan terhambat,”katanya.
Sidiq menegaskan mahasiswa untuk tetap tenang dan jangan terprofokasi. Pemira yang sudah dijalankan sesuai mekanisme yang ada, hendaknya didukung demi kemajuan kampus kedepannya.
“Bagi yang menang sebaiknya merangkul yang kalah. Begitupula yang kalah, sebaiknya bersatu padu, bekerjasama membantu yanng menang. Kalah dan menang dalam demokrasi kampus adalah hal yang biasa. Saya yakin kegaduhan ini bisa diredam. Pak Rektor pasti bijaksana,”katanya.
Sementara, Presiden Mahasiswa terpilih Ardy Irawan menegaskan dirinya akan mensupport penuh Rektor dan mendukung program-program untuk kemajuan kampus. Dia mengaku selama ini sudah punya hubungan baik dan kedekatan secara personal dengan Rektor. Dan dia berharap masalah ini bisa beres setelah Rektor turun tangan.
“Kita tentu mensupport peningkatan kualitas kampus dan masyarakat. Saya akan dukung segala kegiatan positif untuk kemajuan bersama baik dengan dukungan moral atau materil. Rektor adalah orang tua kami juga, mereka tempat kami berdiskusi, tempat kami menimba ilmu dan banyak hal. Yang kita lakukan kedepan adalah kemajuan kampus,”ujarnya.
Putra kelahiran Muara Sabak ini menegaskan akan sepenuhnya mendukung Rektor Johni Najwan dan menjaga nama baik almamater.
“Kita tidak mau juga masalah ini malah justru berefek negatife bagi nama baik kampus. Saya sebagai Capres terpilih memastikan akan mendukung Rektor dan mengabdikan diri bagi kemajuan kampus, bangsa dan negara,”tegasnya.(wan)
Selengkapnya baca Harian Pagi Jambi Link edisi 7 Juni 2018.