Bukan hal yang mudah untuk mencapai puncak karir di dunia akademik dan pemerintahan sekaligus. Namun, Prof. Hariyadi, calon Rektor Universitas Jambi (Unja), tampaknya telah membuktikan bahwa semua itu mungkin. Dari dosen berprestasi hingga pembicara di forum internasional, Hariyadi memiliki portofolio yang membuatnya pantas ditempatkan dalam daftar elit para akademisi dan profesional.
***
Lahir Sebagai Dosen Berprestasi
Ada momen dalam hidup di mana kita menemukan individu yang tampaknya diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar, seseorang yang membawa semacam aura yang sulit diabaikan. Di dunia akademik Universitas Jambi (Unja), sosok itu adalah Prof. Hariyadi.

Sejak langkah pertamanya memasuki dunia pendidikan tinggi sebagai dosen, Hariyadi seolah membawa hembusan angin segar—tidak, lebih dari itu—ia adalah badai kecerdasan dan dedikasi yang tak terbendung. Dalam waktu singkat, ia melakukan sesuatu yang bahkan veteran akademik dengan puluhan tahun pengalaman sulit untuk capai: ia meraih gelar Dosen Berprestasi peringkat pertama di Unja pada tahun 2014. Tidak hanya itu menandai puncak kesuksesannya di institusi tersebut, tetapi juga menetapkan standar baru dalam dedikasi dan kualitas pendidikan.
Namun, apa yang membuat Hariyadi unik adalah rasa tidak puas yang mendalam yang membara di dalam dirinya, dorongan konstan untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik. Ia seakan berkata, “Prestasi adalah batu loncatan, bukan tujuan akhir.”
Dan ia membuktikannya.
Tak berhenti meraih puncak kejayaan, pada tahun berikutnya, 2015, ia melampaui ekspektasi lagi. Tidak cukup dengan gelar prestasi yang ia raih, ia dinobatkan sebagai Dosen Terfavorit dalam bidang Ekonomi Pembangunan. Gelar ini bukan hanya sekadar penghargaan; ini adalah suara bulat dari komunitas akademik yang mengakui dan menghargai kejeniusan serta dedikasinya.
Dalam dua tahun yang singkat, Prof. Hariyadi mengukir namanya dalam annal sejarah Unja sebagai salah satu dosen paling berprestasi dan terfavorit. Tetapi bagi mereka yang mengenalnya, ini hanya awal dari petualangan akademik yang lebih besar—petualangan yang belum kita ketahui sejauh mana ia akan membawa kita. Ada sesuatu yang magis tentang Hariyadi, sesuatu yang membuat kita semua berpikir: “Apa lagi yang bisa ia lakukan?”
Tentu saja, satu-satunya orang yang bisa menjawab itu adalah Prof. Hariyadi sendiri. Dan jika sejarah adalah indikasi apa pun, jawabannya pasti akan luar biasa.
Berkiprah di Kancah Internasional
Pada titik ini, muncul pertanyaan: Sejauh mana cakupan aura kecerdasan dan dedikasi yang dibawa oleh Prof. Hariyadi? Apakah ia seorang pejuang akademik yang namanya akan terbatas pada dinding-dinding kampus Universitas Jambi saja?
Tentu saja, jawabannya adalah tegas: Tidak!
Prof. Hariyadi adalah lebih dari sekadar bintang lokal; ia adalah bintang yang bersinar dengan kecerdasan yang menembus batas-batas geografis dan disiplin ilmu. Dua kali ia diundang oleh Forum Ekonom Se-Asia Tenggara sebagai presenter, sebuah kehormatan yang biasanya diberikan kepada para ahli dan pemikir ekonomi terkemuka di dunia. Ia juga telah berbicara di berbagai forum internasional, merambah hingga ke Kuala Lumpur, menambah lapisan prestasi pada profilnya yang sudah mengesankan.
Ini adalah momen pengakuan global yang menguatkan keberadaannya bukan hanya sebagai akademisi tetapi juga sebagai pemikir global. Kedua peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Prof. Hariyadi adalah sosok yang diperhitungkan, seorang intelektual yang ide-idenya beresonansi jauh melampaui batas-batas kampus atau bahkan negaranya.
Ketika dia berbicara, dunia mendengarkan—dan itu adalah ukuran paling sahih dari sebuah keberhasilan akademik. Inilah poros di mana Prof. Hariyadi berputar: bukan hanya di laboratorium atau di ruang kuliah, tetapi juga di pentas dunia.
Maka, saat kita berbicara tentang potensi dan masa depan Prof. Hariyadi—calon Rektor Unja yang memiliki rekam jejak luar biasa ini—tampaknya kita semua setuju bahwa langit hanyalah awal. Tidak ada batasan bagi seorang pria dengan mimpi dan kemampuan untuk mewujudkannya.
Jadi, saat Unja menyiapkan diri untuk babak baru dalam sejarahnya, tidak ada pilihan yang lebih baik daripada seorang pionir, seorang inovator, dan, yang paling penting, seorang pendidik yang telah teruji—Prof. Hariyadi.
Pengalaman di Pemerintahan
Ketika sebagian besar akademisi memilih untuk nyaman berdiam di dunia teori, Prof. Hariyadi memilih untuk menginjakkan kaki di dunia praktis pemerintahan—dan bukan sembarangan langkah, tapi langkah yang menggelegar. Dua kali ia diundang untuk menjadi bagian dari tim asistensi Gubernur Jambi, pada tahun 2000 dan 2018. Posisi ini, meski sering dianggap sebagai tugas rutin administratif oleh banyak orang, adalah peran penting yang mempengaruhi roda pemerintahan provinsi. Itulah sebabnya hanya orang-orang terbaik yang dipilih, dan Prof. Hariyadi adalah salah satu dari mereka.
Seakan belum cukup, ia juga pernah menduduki posisi Kepala Bidang Promosi Provinsi Jambi, sebuah peran strategis yang membutuhkan keahlian dalam berkomunikasi dan memahami kompleksitas pembangunan dan ekonomi daerah. Dalam kapasitas ini, ia bukan hanya menjadi birokrat atau pejabat, tetapi juga seorang perancang, pencerita, dan promotor yang membawa visi Provinsi Jambi ke kancah yang lebih luas.
Apakah itu dalam membantu pemerintah daerah menyusun program pembangunan yang inovatif, atau dalam memberikan masukan yang berwawasan untuk kebijakan ekonomi, Hariyadi telah membuktikan bahwa ia adalah sosok multidimensi. Ia adalah seseorang yang mengerti bagaimana memanfaatkan pengetahuan dan keahliannya untuk melayani kepentingan yang lebih besar: pembangunan Jambi dan, pada skala yang lebih besar, pembangunan nasional.
Menggabungkan rekam jejaknya dalam dunia akademik dan pemerintahan, ia telah membuktikan bahwa kecakapan dan integritasnya menjadikannya sebagai salah satu kandidat terkuat untuk posisi Rektor Universitas Jambi. Di masa depan, hanya langit yang menjadi batasannya.
Ini bukanlah hiperbola, tetapi sebuah penilaian berdasarkan apa yang telah ia tunjukkan. Dengan Prof. Hariyadi, tampaknya masa depan Universitas Jambi dan, tentu saja, Provinsi Jambi sendiri, berada di tangan yang sangat cakap.
Keterlibatan Organisasi dan Konsultasi
Di belakang pintu-pintu kampus dan koridor-koridor pemerintahan, Prof. Hariyadi juga beraksi di panggung organisasi dan diplomasi. Bukankah kecakapan seseorang diukur dari sejauh mana ia bisa membawa perubahan, tidak hanya di satu, tetapi banyak lanskap?
Sebagai Sekretaris ICMI Orwil Provinsi Jambi dan Sekretaris Persatuan Guru Besar Provinsi Jambi, ia bukan semata-mata seorang administrator, tapi seorang visioner yang membentuk kebijakan dan menggerakkan roda organisasi. Ini adalah posisi yang menuntut lebih dari sekadar kemampuan untuk menyusun agenda atau merancang program. Ini menuntut kepiawaian dalam memahami kompleksitas masalah, diplomasi dalam menangani kepentingan beragam, dan keberanian untuk mengambil keputusan yang berdampak.
Dan bicara soal berdampak, rekam jejaknya sebagai konsultan dalam Kerjasama Indonesia-Swedia dan di Puri Consulting Jakarta menunjukkan kapabilitasnya untuk beroperasi di tingkat global. Tidak hanya dalam kapasitasnya sebagai akademisi atau pejabat pemerintah, tetapi juga sebagai seorang pemikir dan pelaku yang memahami nuansa kebijakan internasional.
Jadi, apakah Prof. Hariyadi hanya seorang dosen yang meraih gelar berprestasi dan menjadi favorit mahasiswa? Oh, tentu tidak. Ia adalah sebuah simfoni kompleks dari keahlian akademik, kepekaan pemerintahan, dan dinamika organisasi—dimainkan dalam banyak oktav, dari lokal hingga internasional.
Jika ada kata yang bisa menggambarkan Prof. Hariyadi dalam perjalanannya menuju posisi Rektor Universitas Jambi, mungkin itu adalah ‘polimat’. Seorang polymath dalam dunia pendidikan, pemerintahan, dan organisasi, yang menggabungkan semua ini untuk menciptakan harmoni yang akan membawa perubahan nyata. Kini, hanya waktu yang akan memberi tahu sejauh mana simfoni ini akan terdengar.
Karya Tulis Ilmiah
Apakah akademisi bisa juga menjadi sastrawan? Mungkin pertanyaan itu akan terjawab jika Anda membaca karya-karya Prof. Hariyadi. Ia tak sekadar memberikan kuliah di kelas atau mengisi seminar, tetapi juga menciptakan ‘sastra ilmiah’ yang mencerahkan dan mempengaruhi. Dari balik meja kerjanya, ia meramu buku-buku yang tidak hanya berdampak pada dunia akademis, tetapi juga pada pembentukan kebijakan publik dan pemikiran ekonomi secara lebih luas.
Di antara buku-buku yang telah diterbitkan, ‘Ekonomi Internasional: Buku Lengkap, Teori dan Aplikasi’ menjadi semacam ‘alkitab’ bagi mereka yang mengkaji ekonomi dalam konteks global. Sementara ‘Corporate Performance Management’ dan ‘Economics of Education’ memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana perusahaan dan institusi pendidikan, dua pilar masyarakat, bisa dikelola dengan lebih efektif dan efisien.
Dan buku terbarunya, ‘Pembangunan dan Ketimpangan: Isu Publik, Agenda Riset dan Kebijakan,’ adalah seperti sebuah monumen dari segala kajian dan pembelajaran yang ia alami selama ini. Lebih dari itu, buku ini merupakan kumpulan riset dari generasi akademisi baru yang ia bimbing. Ia tidak hanya memberikan sumbangan pemikiran tetapi juga telah menjadi mentor yang membimbing ilmuwan muda untuk turut serta ‘berbicara.’
Melihat semua pencapaiannya, tak heran jika Prof. Hariyadi menjadi salah satu calon Rektor Universitas Jambi yang paling disorot. Ia bukan hanya akademisi, bukan hanya peneliti, dan bukan hanya pemerhati kebijakan. Ia adalah semuanya. Dalam dirinya berpadu seorang guru, pemimpin, penulis, dan bahkan, bisa dibilang, seorang ‘guru besar’ dalam arti sejati.
Pertanyaan besar sekarang adalah, apakah Universitas Jambi siap untuk dipimpin oleh seorang polimat sekaliber Prof. Hariyadi? Apakah ia adalah ‘dirigen’ yang tepat untuk memainkan simfoni keberagaman di universitas ini? Yang jelas, CV-nya sudah berbicara. Sekarang tinggal menunggu, apakah ia akan dipilih untuk mengambil tongkat dirigennya atau tidak.
Dengan semua pencapaiannya, tak heran jika Prof. Hariyadi menjadi salah satu kandidat terkuat dalam pemilihan Rektor Unja. Karirnya yang beragam dan prestasinya yang berlimpah menjadi bukti nyata bahwa ia adalah sosok yang mampu berkomunikasi dan bergaul dengan berbagai stakeholder. Di mata banyak orang, ia adalah personifikasi dari integritas, dedikasi, dan keahlian—kualitas yang dibutuhkan oleh seorang rektor dalam memimpin sebuah universitas.(*)