Setelah restrukturisasi dilakukan, kinerja PT Pertamina (persero) mulai membuakan hasil. Pertamina temukan sumber migas 204 juta barel. Jumlah tersebut dinilai mampu menopang kebutugas migas di masa depan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan PT Pertamina (Persero) berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi (migas) sebanyak 204 juta barel. Hal ini dicapai setelah perseroan melakukan konsolidasi dengan beberapa anak usaha.
Erick mengaku bangga dengan capaian tersebut. Pasalnya, kebijakan yang diambil mampu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga mampu mendatangkan keuntungan bagi negara.
“Selama ini kita kekurangan penemuan sumber gas dan minyak. Setelah dikonsolidasi (Pertamina) kita dapat temuan baru 204 juta barel dan yang terpenting hulu sekarang untung USD1 miliar dolar di atas target jauh,” kata Erick dalam kegiatan Launching Produk Bersama Warung Pangan secara virtual di Jakarta, Kamis 16 September 2021.
Dari pemaparan Erick, Kementerian BUMN akan terus melakukan transformasi kepada perusahaan negara. Tujuannya agar dapat meningkatan efisiensi dan kinerja perusahaan di masa depan.
Adapun transformasi yang dilakukan yakni menggabungkan subholding perusahaan dengan membentuk klaster-klaster yang sejenis. Erick mengklaim upaya itu berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan.
Dia mencontohkan, salah satunya Petrochemical yang tadinya menjadi beban Kementerian BUMN lantaran kinerjanya yang minus, sekarang mampu mendatangkan untung sebesar USD332 juta. Kondisi yang sama juga terjadi pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di mana efisiensi yang dilakukan mampu meningkatkan pendapatan sebanyak Rp23 triliun atau naik 19 persen.
“Bottom line-nya PTPN yang diprediksi rugi Rp1,4 triliun sekarang justru untung Pr1,2 triliun, jadi ini nyata,” ujarnya.
Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu menambahkan, ke depan transformasi BUMN harus terus dilakukan. Usaha-usaha untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku atau produk jadi pun perlu segera direalisasikan.
“Kita harus bisa menyeimbangkan berapa produksi dalam negeri dan berapa impor. Sejak awal saya bersama Menteri Perdagangan mendorong untuk adanya ekosistem baru,” ucapnya.(*)