Jambi – Eskalasi penolakan terhadap rencana pembukaan stockpile batu bara oleh PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) di Kelurahan Aurkenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, mencapai titik krusial.
Warga tidak hanya dari Kelurahan Aurkenali, tetapi juga dari Pematang Sulur, Telanaipura, dan Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi. Ini menunjukkan penentangan yang tegas.
Di Perumahan Aurduri, Kelurahan Aurkenali, sebagian besar dari 26 ketua RT menyatakan sikap menolak, dengan hanya satu ketua RT yang berpendapat berbeda. Fenomena serupa terjadi di Desa Mendalo Darat, Kabupaten Muarojambi, di mana kabar pembangunan stockpile telah memicu gelombang penolakan sejak awal.
“Warga Desa Mendalo Darat menolak keras pembangunan stockpile itu. Dampaknya sangat besar,” ungkap Aldy, warga Mendalo Darat. Sebagai bentuk penolakan, warga Desa Mendalo Darat berencana memasang baliho di lokasi pembangunan stockpile.
Penduduk Kelurahan Aurkenali juga merencanakan langkah serupa, termasuk rencana untuk menemui Penjabat Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih, guna meminta dukungan pemerintah kota.
“Kami akan menemui Ibu Pj Wali Kota, memberitahu bahwa warga sekitar tidak ada yang setuju dengan pembangunan stockpile itu,” kata Badaruddin, tokoh masyarakat Perumahan Aurduri.
Sementara itu, Lurah Aurkenali, Totong Wahyudi, mengaku mengikuti keputusan yang terbaik bagi warga. Beliau menyatakan bahwa sejak lokasi stockpile ditutup sementara oleh Pemerintah Kota Jambi, belum ada upaya dari PT SAS untuk mengajukan izin ke kantor Kelurahan Aurkenali.
Situasi ini menandai pentingnya pertimbangan dampak lingkungan dan sosial dalam pengembangan infrastruktur energi. Penolakan yang luas dari masyarakat setempat menjadi bukti pentingnya dialog dan keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan mereka.(*)