Sungai Penuh – Di sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun anggun, tampak sejumlah wajah penuh harap. Sebuah aula di Kantor Walikota Sungai Penuh telah menjadi panggung dimana butir-butir beras menjadi simbol harapan dan pertarungan melawan inflasi.
Tepat di hari Selasa, 12 September 2023, dilakukan launching dan penyaluran bantuan pangan tahap II oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh bersama Perum Bulog Kantor Cabang Kerinci. Sembilan puluh hari lebih cepat dari jadwal yang semula ditetapkan. “Ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Jokowi untuk menstabilkan harga beras,” ujar Walikota Ahmadi Zubir, yang tampak serius namun penuh harap.
Turut hadir dalam kesempatan itu adalah Wakil Walikota Antos, Sekda Alpian, Asisten, Staff Ahli, Kepala OPD terkait, Kepala Bulog, Camat, dan yang paling penting, perwakilan penerima bantuan dari delapan kecamatan di Kota Sungai Penuh.

“Pemerintah Kota Sungai Penuh sangat memperhatikan kondisi masyarakat, tidak hanya di bidang pangan namun juga di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan keagamaan,” tegas Walikota Ahmadi, sambil mengingatkan para camat dan kepala desa untuk mematuhi ketentuan yang ada.
Romi Victa Rose, Pimpinan Bulog Kantor Cabang Kerinci, memberikan konteks lebih lanjut. “Bantuan ini akan disalurkan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia,” jelasnya. Di Kota Sungai Penuh sendiri, ada sebanyak 6.271 KPM yang akan menerima bantuan ini. “Masing-masing KPM akan menerima sebanyak 10 Kg per bulan, dialokasikan untuk tiga bulan yakni bulan September, Oktober dan November,” tambah Romi.
Ketika beras mulai disalurkan secara simbolis, atmosfer di ruangan itu berubah. Terasa ada kelegaan, namun juga tanggung jawab yang lebih besar; bantuan ini bukan hanya sekadar butir-butir beras. Ini adalah manifestasi dari sebuah negara yang peduli, yang berupaya keras menjaga stabilitas dan ketahanan pangan di tengah masa-masa sulit. Ini adalah sebuah komitmen untuk mengukir harapan dari butir-butir beras—harapan bahwa laju inflasi bisa ditekan, dan bahwa masyarakat bisa terbantu.
Walikota, pejabat, dan semua penerima bantuan kemudian beramah-tamah, berfoto bersama, dan berbagi cerita. Mereka tahu ini bukan akhir, tetapi sebuah langkah awal yang sangat penting.
“Harapan kami, melalui program bantuan pangan ini dapat menekan laju inflasi terutama beras di wilayah Kota Sungai Penuh dan seluruh Indonesia,” kata Romi Victa Rose menutup acara. Di tengah cuaca ekonomi yang kurang menentu, butir-butir beras ini menjadi sebuah jaminan: bahwa pemerintah dan masyarakat bisa dan harus bekerja sama. Karena dari butir-butir beras inilah, harapan tumbuh.(*)
Dewi Wilona