Kepala Kepolisian Resor Kerinci, AKBP Dwi Mulyanto memastikan kasus pemukulan yang menjerat Wakil Walikota Sungai Penuh, Zulhelmi diproses.
——————————-
Insiden pemukulan yang mendera Gusnadi, salah satu Kepala Seksi Kesbangpol Kota Sungai Penuh sudah sampai ke Kapolres Kerinci. Perwira dengan dua melati di pundak itu tak pandang bulu. Kasus akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Diproses,”ujar Kapolres saat di konfirmasi Jambi Link, kemarin.
Sejak Wawako dilaporkan Selasa lalu, Polisi mulai melakukan penyelidikan. Sejumlah saksi mata akan diperiksa. Termasuk Wawako Zulhelmi. Kapolres belum mau membeberkan kapan orang nomor dua di Kota Sungai Penuh itu diperiksa.
“Silahkan hubungi Kasat Reskrim,”katanya.
Sebelumnya, Wakil Walikota Sungai Penuh, Zulhelmi diadukan ke polisi oleh anak buahnya, Gusnaidi (53), Kasi Kesbangpol Kota Sungai Penuh. Gusnadi tak terima dilecehkan depan khalayak. Aksi tersebut sempat terekam kamera rahasia Closed Circuit Television (CCTV) kantor Walikota.
Informasi Jambi Link di lapangan, pagi itu Zulhelmi emosi. Gara-garanya, Zulhelmi merasa ditinggal. Ia tak punya tim untuk meninjau TPS pemilu. Sementara tim lain yang dipimpin Walikota Sungai Penuh sudah bergerak duluan. Zulhelmi naik pitam. Gusnadi sebagai penanggungjawab tim menjadi muara amukan.
Kecaman atas Insiden pemukulan itu datang dari sejumlah aktivis. Evan, aktivis HMI Provinsi Jambi meminta aparat kepolisian segera memproses kasus pidana tersebut. Evan berharap Polisi tak gentar meski pelaku adalah orang nomor dua di Kota Sungai Penuh.
“Saya mendorong kepolisian mengusut tuntas kasus ini,”ujarnya.
Evan menyayangkan, sikap Wawako itu tak layak dipertonton depan umum. Apalagi dia seorang pimpinan. Semestinya, Wawako memberi tauladan baik kepada anak buah. Bukan membully depan umum. Sefatal apapun kesalahan.
Dovi Eka Wiranata, aktivis Gerakan Arah Baru turut mengecam Wawako Zulhelmi. Bahkan, Dovi datang langsung kerumah Gusnaidi untuk memberi dukungan moril.
Menurut Dovi, pemukulan dipicu karena Wawako kesal. Saat itu, Gusnaidi menyangka tim dua pemantau Pemilu yang dipimpin Wawako telah bergerak ke lokasi. Rupanya, Wawako masih berada di kantor.
Lantas ia di telpon dan langsung balik arah. Tiba di lobi Kantor Walikota, Wawako langsung marah-marah dan terjadilah insiden tersebut.
Wawako kesal karena merasa di tinggal sendirian. Tak ada teman memantau TPS.
Tak terima diperlakukan atasannya, Gusnaidi di dampingi keluarga, resmi melaporkan Wawako Sungai Penuh ke Polres Kerinci, Selasa (23/4/2019) lalu.
Dovi memastikan pihaknya turut membantu upaya hukum dan ikut mengawal proses hukum di kepolisian.
“Ini tindakan yang bertentangan dengan nilai moral. Apalagi pelakunya adalah pejabat tinggi daerah yang seharusnya dapat mengayomi serta memberikan contoh yang baik”,tegasnya.
Bagaimana tanggapan Zulhelmi?
Wartawan Jambi Link Liputan Kerinci-Sungai Penuh, Antoni Rozi mencoba mewawancarai Zulhelmi dikantornya, tapi tak berhasil. Nomor telepon Zulhelmi tak aktif. Pesan singkat yang dikirimkan juga tak mendapat respon. Sejak kasus ini mencuat, Zulhelmi belum bersuara.(*)