Daerah paling ujung barat Provinsi Jambi itu ditarget menjadi lumbung suara Cek Endra dan Ratu Munawaroh. Tim mulai diaktifkan hingga sel-sel terkecil. Di pundak Cek Endra, warga Kerinci itu menaruh harap. Tak lagi tersisih dan menjadi anak tiri di Provinsi Jambi.
***
Dipimpin Kemas Arsyad Shomad, tim pemenangan Cek Endra itu bergerak ke Kerinci, Kamis kemarin. Beberapa hari di sana, mereka menggalang warga yang bermukim di sebalik pagar bebukitan dan hutan nan rindang itu.
Cafe dan Resto itu agak sedikit menjorok ke bibir tebing. Dinding bangunannya terbuat dari kaca. Memungkinkan pengunjung bisa menengok pemandangan dengan mata telanjang. Pepohonan hijau yang menghampar luas itu, sungguh elok…sejuk menentramkan jiwa.
Pagi itu, orang-orang sudah ramai berseliweran. Laki-laki dan perempuan. Usianya beragam. 20an, 30an, 40an dan bahkan 50an….
Lelaki itu mengenakan jaket tebal. Tingginya sekitar 165 CM. Rambutnya cepak, seperti seorang tentara. Bicaranya terang dan tegas, laiknya pengacara. Namanya Sartoni SH.
Dia orang Kayu Aro. Lahir dan besar di sana. Kemas Arsyad Shomad menunjuknya sebagai perpanjangan tim pemenangan Cek Endra di situ.
Ia terlihat sibuk, mondar-mandir mengatur posisi duduk anggotanya. Menjelang siang acara dimulai.
Kemas–begitu ia akrab disapa–, tidak datang sendirian. Ia ditemani koleganya, para sesepuh tim pemenangan Provinsi Jambi, semisal Oscar Karim, Alexander dan Basari.
Satu per satu mereka berbicara, memaparkan strategi pemenangan untuk Cek Endra di Kerinci. Sartoni dan anggotanya tunduk takzim mendengar.
Beberapa terlihat serius mencatat poin-poin penting yang disampaikan. Agar strategi tak bocor keluar, Sartoni memastikan anggota yang direkrutnya adalah orang-orang pilihan.
Mereka bersiap siaga, tegak lurus di belakang Cek Endra. Sejak awal, mereka sudah bertekad mencurahkan tenaga, jiwa raga untuk pemenangan Cek Endra dan Ratu Munawaroh.
Satu harapan mereka, agar CE-Ratu nantinya mengangkat derajat dan martabat warga Kerinci. Tak lagi menjadikan Kerinci sebagai daerah terpinggirkan, anak tiri. Seperti era Zulkifli Nurdin dulu, yang banyak menggelontorkan anggaran untuk daerah Kerinci.
“Selama ini, kita merasa Kerinci menjadi anak tiri. Ada ketimpangan yang kami rasakan, terutama menyangkut alokasi anggaran. Dengan mendukung pak Cek Endra, kami berharap beliau komitmen untuk mengangkat martabat Kerinci. Supaya kami tak lagi merasa tersisih,”jelas Sartoni.
Beberapa jam berlalu. Persamuhan dibarengi tanya jawab. Acara berakhir dan ditutup dengan pengucapan ikrar setia dan foto bersama.
Sebelum beranjak, mereka dengan kompak mengangkat jari yang membentuk huruf C, simbol Cek Endra dan memekik lantang.
“Cek Endra Menangggg……”
“Cek Endra Gubernur…..”
“Allahuakbar…..!!!!”