Vaksinasi adalah sebuah ikhtiar yang sedang digalakkan bangsa kita, termasuk umat manusia seluruh dunia. Tujuannya mulia. Demi menghadang meluasnya penyebaran virus Covid-19, sebuah sel virus yang menghajar sistem kekebalan tubuh dan saluran pernafasan itu. Kami tim SO Entertainment, Kamis 1 April 2021 pagi, berkesempatan memotret dari dekat bagaimana proses vaksinasi itu berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher (RSUD) Provinsi Jambi. Berikut laporannya.
***
Berawal dari komunikasi lewat aplikasi Whatsapp. Dr Ferry Kusnadi, Direktur Utama RSUD Raden Mattaher langsung merespon permintaan kami, yang berniat ingin mengintip proses vaksinasi Covid-19 dari dekat.
RELATED STORIES
Ini penting mengingat terlalu banyak informasi hoax yang berseliweran di seputaran vaksinasi. Kami ingin membuktikan sendiri, bahwa sebetulnya proses vaksinasi itu aman. Dilakukan oleh orang-orang professional dengan fasilitas yang berstandar internasional. Jauh dari asumsi-asumsi menyesatkan.
Pagi itu, langit berselimut cerah. Kami bergerak ke RSUD pukul delapan pagi. Tiba di RSUD Raden Mattaher, kami disambut hangat Armawi, salah seorang staf di sana. Karena harus mematuhi protokol Covid, kami tidak berjabat tangan. Kami hanya mengadu pergelangan tinju, sebagai bentuk salam penghormatan.
Tanpa banyak basa-basi, Bang Mawi, begitu ia akrab disapa, langsung mahfum maksud kedatangan kami. Ia melempar senyum, lalu bergegas memboyong kami masuk ke dalam.
Diiringi bang Mawi, kami berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Sepanjang mata memandang, lingkungan rumah sakit terlihat begitu asri. Sejuk. Lantai keramiknya bersih mengkilat, tidak ada jejak sampah atau kotor.
Beberapa jenak kemudian, kami tiba di sebuah gedung, lokasinya agak menjorok ke tengah. Di ambang pintu masuk gedung itu, terlihat seorang pria berpakaian securiti berdiri tegap di samping sebuah meja. Ia terlihat melayani sejumlah orang yang hilir mudik ke gedung itu.
Di sinilah poli vaksinasi itu.
Bang Securiti tadi, rupanya bukan sebatas berjaga-jaga di sana. Ia punya tugas khusus tambahan, melayani para pasien yang hendak vaksin. Tugasnya mendata dan menjadi penghugung bagi petugas yang di dalam.
Singkatnya, pasien vaksin melapor dulu ke bang securiti. Lalu, bang securiti meminta si pasien mengisi buku daftar tamu. Si pasien kemudian duduk dulu di sebuah kursi yang disediakan sembari menunggu bang Securiti melapor ke dalam.
Begitu mendapat aba-aba dari dalam, bang Securiti dengan ramah mempersilahkan si pasien masuk.
Ruang poli vaksin ini dinginnya minta ampun. Sepertinya, suhu AC ruangan itu di bawah 16 derajat celcius. Adem dan nyaman sekali.
Nah,
Di meja satu, pasien melapor ke seorang petugas. Ia menyerahkan KTP untuk mencocokkan data, apakah si pasien sudah terdaftar. Petugas lalu menyerahkan selembar kertas yang berisi riwayat-riwayat penyakit.
Si pasien lalu diminta mengisi kertas itu. Dari sana, pasien kemudian bergeser ke meja dua. Ini adalah meja screening riwayat penyakit. Di sini, pasien akan disambut dua petugas yang mengenakan APD lengkap.
Petugas satu bertugas mengecek data riwayat penyakit. Petugas kedua bertugas mengecek tensi atau tekanan darah pasien dengan alat ukur digital.
Jika lolos dari meja kedua ini, si pasien baru boleh bergeser ke meja berikut. Tapi bagaimana jika tensi darah si pasien tinggi? Atau ada gejala dan riwayat penyakit?
Kalau ini yang terdeteksi, maka si pasien tak diperkenankan lanjut.
Khusus pasien yang bertensi tinggi, petugas akan memintanya untuk observasi. Ada ruangan khusus yang disediakan untuk pasien istirahat. Observasi berlangsung sekitar 15 menit.
Jika tensinya tetap tinggi, petugas segera berkoordinasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Keputusan apakah si pasien bisa lanjut vaksin atau tidak, tergantung dari pemeriksaaan dokter spesialis itu.
Bagi yang sudah lolos, mereka langsung di arahkan menuju sebuah bilik. Di situ, ada dua petugas lagi yang stand by dengan jarum suntik dan botol vaksinasi. Pasien diminta duduk di kursi, lalu kemeja lengan kirinya dilinting ke atas.
Cussss…..
Proses memasukkan cairan vaksin ke lengan pasien itu hanya berlangsung dalam beberapa detik. Beberapa pasien terlihat menyeringai, menahan ngilu akibat tersuntik jarum.
Dari bilik vaksin, pasien beranjak ke ruangan sebelah. Di situ, sudah tersedia beberapa sofa mewah berbahan kulit. Kami sempat mencobanya. Rasa duduk di singgasana raja. Empuknya bukan main.
Bagai sultan, pasien vaksin dipersilahkan istirahat dan duduk di sofa-sofa mewah itu. Di sana mereka menjalani masa obervasi lagi selama 30 menit.
Bagi pasien yang tubuhnya merasa ada gejala aneh, mereka langsung segera ditangani. Sementara, untuk pasien yang sukses melewati masa observasi diperkenankan meninggalkan ruang vaksin.
Rika Mustika, salah seorang staf di Pemprov Jambi mengatakan hari itu menjalani vaksin tahap dua. Gadis berkerudung itu mengaku sudah menjalani vaksin tahap pertama sekitar dua pekan yang lalu.
“Vaksin ini sebagai sebuah ikhtiar kita. Insyallah aman dan menyehatkan..,”katanya, lalu melempar senyum.
Sari Purwahyuningsih, seorang dokter yang bertugas melakukan proses vaksinasi di sana lalu menyambut kami ramah. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, gilirannya pula menyambut kami. Ia lantas panjang lebar menceritakan kepada kami bagaimana proses vaksinasi itu dari awal hingga akhir. Termasuk manfaat vaksin itu sendiri.
Lengkap sudah. Bahan kami semakin sempurna.
Menjelang zuhur, kami izin pamit. Kami mengucapkan terimakasih kepada dr Ferry Kusnadi, bang Mawi dan jajaran yang telah memfasilitas tim media SO Entertainment untuk memotret proses vaksin dari dekat. Simak dan tonton tayangannya di chanel Youtube SO Entertainment.(*)
Tim SO Entertainment : Dr Dedek Kusnadi, Awin Sutan Mudo, Rahmansyah, Khoirin Fauzi, Zulzaen, Deby Saputra.
