Jakarta – Momen mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mencium tangan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berujung tanda tanya. Apa makna di baliknya? Apa kelanjutannya?
Momen cium tangan itu terjadi saat keduanya buka bersama di kediaman Chairul Tanjung, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6/2018). Keduanya sama-sama hadir bersama sederet tokoh nasional lainnya.
Saat itu, Gatot Nurmantyo menunduk dan memegang tangan SBY, Mulutnya mencium tangan Presiden ke-6 RI itu. Sementara SBY tersenyum sambil menepuk bahu kanan Gatot dengan tangan kirinya. Momen ini disaksikan oleh tamu-tamu lainnya.

Gatot adalah mantan Panglima TNI yang kini digadang-gadang menjadi calon presiden 2019 oleh para pendukungnya. Partai Demokrat punya tafsir tersendiri soal momen ini.
“Tafsir politiknya, Pak Gatot dengan mencium tangan Pak SBY berarti mengakui bahwa Pak SBY dapat memainkan peran penting dalam percaturan politik 2019,” kata Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik, dalam tanggapannya kepada detikcom, Minggu (3/6/2018).
Dia menilai Gatot mencium tangan SBY juga sebagai bentuk penghormatan. SBY kelahiran 9 September 1949 dan Gatot Nurmantyo lahir pada 13 Maret 1960. “Menghormati orang yang lebih tua,” ujar Rachland.
Tafsir senada datang dari Relawan Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR). Mereka menilai sikap Gatot yang mencium tangan SBY sebagai sebuah penghormatan kepada senior di TNI. Apalagi, Gatot pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) saat SBY menjabat sebagai Presiden.
“Apalagi di pemerintahan SBY, Gatot menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, jadi cium tangan itu sebagai tanda hormat Gatot kepada SBY,” kata Ketum GNR Dondi Rivaldi dalam keterangannya, Minggu (3/6/2018).
Dondi juga tak menampik jika pertemuan Gatot dan SBY itu dikaitkan dengan Pilpres 2019. Pertemuan ini juga diharapkan dapat memantapkan posisi Gatot sebagai Capres 2019.
“Semoga pertemuan ini semakin memantapkan Gatot untuk maju sebagai Capres 2019,” tuturnya. (*/ara)