Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend melakukan sejumlah pembicaraan di hari lebaran. Keduanya sempat membahas soal larangan sawit Indonesia masuk ke Eropa sebagai bahan dasar biofuel.
Salah satu pembicaraan singkat keduanya terjadi ketika mereka menghadiri open house di rumah dinas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jalan Widya Chandra IV Nomor 19, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Juni 2018. Vincent datang sekitar pukul 18.45 WIB, Menyusul kemudian Luhut pada pukul 19.30 WIB.
Sekitar pukul 20.00 WIB, Vincent menghampiri Luhut yang tengah duduk menikmati hidangan bersama Menteri Sosial Idrus Marham dan Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury. Keduanya berbicara sekitar dua menit hingga Vincent pamit pergi duluan.

Vincent membenarkan bahwa pembicaraannya dengan Luhut masih seputar larangan sawit Uni Eropa. “Tadi pagi pun kami juga bertemu membahas ini di Istana Presiden (Istana Bogor) saat acara open house,” kata Vincent saat dikonfirmasi.
Vincent enggan menyampaikan isi pembicaraannya dengan Luhut. Tapi ia menegaskan bahwa keputusan Uni Eropa sejauh ini masih tetap sama. Meski demikian, keputusan final memang masih terus dibahas dan akan segera diumumkan. “Besok saya akan sampaikan rilis juga,” ujarnya.
Sebelumnya, Uni Eropa berencana melarang penuh penggunaan sawit sebagai sumber energi terbarukan (biofuel) di Eropa pada 2021. Sawit Indonesia dilarang karena dianggap berkontribusi terhadap aksi deforestasi hutan-hutan di Indonesia.
Pemerintah Indonesia meradang. Pemerintah menilai kebijakan itu bisa berdampak buruk pada industri sawit Indonesia dan ekspornya ke benua biru tersebut. Sebab itu, pemerintah gencar melakukan lobi demi menggagalkan keputusan Uni Eropa. Pemerintah Indonesia meminta Uni Eropa juga mempertimbangkan bagaimana industri sawit berkontribusi terhadap penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Saat ingin meninggalkan rumah dinas Budi Karya sekitar pukul 20.30 WIB, Luhut membenarkan pembicaraanya soal sawit ini. Kepada Vincent, Luhut menyampaikan terima kasih karena sudah ada kemajuan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Luhut juga meminta Uni Eropa untuk ikut mempertimbangkan argumen dari Pemerinah Indonesia. “Setelah seminar di Vatikan, mereka kelihatannya mundur ke 2030,” kata Luhut.
Luhut mengakui akan ada keputusan sementara dari Uni Eropa pada 27 Juni nanti. Namun, keputusan itu baru sebatas hasil trialog antara Uni Eropa, Dewan Menteri Uni Eropa, dan badan administratif lainnya. Luhut berkeyakinan, Uni Eropa tidak akan berlaku diskriminatif dalam keputusannya. “Kalau mereka diskriminasi, akan melanggar aturan WTO (World Trade Organization) juga kan,” ujarnya. (*)
Sumber: tempo.co