Hingga Senin malam ini, api amarah dua desa yang berseteru itu masih menyala. Pemuda dua desa saling siaga. Potensi balas dendam berkobar seiring tewasnya seorang warga. Ombudsman meminta aparat mempertebal personil pengamanan.
***
Amuk massa itu pecah pada Senin 26 Oktober 2020, pukul 09.30 pagi. Bermula ketika warga Semerap, Kecamatan Danau Kerinci Barat memblokira Jalan Raya Umum Desa Semerap.
Aksi pemblokiran itu dipicu oleh seteru pecah antara peladang dari Semerap melawan warga Muak. Diduga, masalahnya ihwal penyerobotan ladang.
Pagi itu, tersiar kabar warga Semerap bersiap menyerang desa Muak. Genderang perang bersahutan ditandai dengan dibunyikannya tabuh raksasa di masjid setempat, yang menandakan seluruh masyarakat Desa Semerap wajib berkumpul untuk bergerak menuju Desa Muak.
Massa mulai bergerak sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka menuju desa Muak dengan emosi yang menyala, mengendarai Sepeda Motor.
Situasi begitu mencekam. Sebab, warga Semerap ramai-ramai keluar rumah, sambil menenteng senjata tajam, senapan angin, pedang dan tombak.
Untunglah….personil Polres Kerinci dan Personil Kompi III Brimob Polda Jambi yang dipimpin oleh Waka Polres Kerinci didampingi Danki Brimob, Kasat Shabara, Kasat Reskrim; Kasat Intel Polres Kerinci bergegas turun ke lokasi.
Mereka kompak mengimbau dan mencegah warga semerap, untuk tidak melakukan penyerangan. Tapi, usaha polisi tidak mudah.
Warga Semerap keukeuh bergerak menuju Desa Muak. Karena kalah jumlah, polisi tak berdaya membendung massa.
Sempat terjadi kontak senapan angin dan lemparan batu antara Peladang Desa Semerap melawan warga Desa Muak. Perang itu terjadi di pintu masuk Desa Muak.
Akibat kontak itu, beberapa orang mengalami luka terkena senjata angin.
Ami Taher, Wakil Bupati Kerinci tiba ke lokasi sekitar pukul 11.00 siang. Dengan mengenakan pakaian dinas, Ami terlihat memeluk warga yang menenteng senjata tajam.
Ia berusaha menenangkan emosi warga yang sudah tersulut itu. Wabup dididampingi Kapolres kerinci,Dandim 0417 Kerinci,Pjs Sekda Kabupaten Kerinci.
para pejabat itu terus menenangkan dan menghimbau warga semerap yang bertahan di desa Tanjung batu, untuk bisa menahan diri.
Emosi warga Semerap mereda dan mereka bersedia meninggalkan lokasi.
Menjelang mediasi, warga pengasih–yang merupakan tetangga desa Muak– ikut tersulut amarah. Mereka berbondong-bondong keluar rumah,membawa senjata tajam, tombak,kayu, senapan angin datang ke Desa Tanjung batu.
Mereka hendak menyerang masyarakat desa semerap. Tapi, aksi itu berhasil digagalkan karena polisi sudah duluan menghalau warga Semerap untuk hengkang dari lokasi.
Warga Pengasih cuma menjumpai sebuah mobil Kades Semerap yang terparkir. Sontak, warga Pengasih dan Muak langsung melampiaskan amarahnya dengan merusak mobil Kades Semerap itu.
Seusai Zuhur, Wabup menggelar mediasi bertempat di desa Muak. Turut hadir sejumlah forkopimda.
Dalam arahannya, Ami Taher meminta warga menyerahkan penyelesaian konflik ini kepada pemerintah dan aparat penegak hukum.
Masyarakat bersepakat menyerahkan semua penyelesaian kepada pemerintah dan Polres Kerinci.
Dalam mediasi itu, warga Muak sempat meminta perlindungan. Ada kekhawatiran Jika warga Semerap kembali menyerang.
Kendati Personil Brimob Kompi tiga Polda Jambi dan Personil Polsek Gunung raya di standby kan di lokasi. Warga Muak tetap khawatir.
Maklum saja, beberapa diantaranya sejak sore tadi mulai mengungsi ke tempat lain. Apalagi, sudah tersiar kabar bahwa warga Semerap, yang menjadi korban tertembak senapan angin, bernama Awara itu, akhirnya meregang nyawa dalam perjalanan di Desa Muara Emat Menuju ke RS Jambi.
Dr Jafar Ahmad, Kepala Ombudsman RI Wilayah Jambi mewanti-wanti aparat kepolisian untuk mempertebal personil pengamanan. Mulai malam ini.
Menurutnya, potensi serangan balik bisa saja terjadi dan hanya aparat yang bisa membendung aksi massa itu.
Dr Jafar tak ingin kasus perang saudara antara Kumun dan Tanjung Pauh Kerinci beberapa waktu lalu, kembali terulang.
“Jangan sampai terjadi lagi aparat kalah jumlah sehingga tak mampu membendung massa. Saya sudah minta Kapolda untuk menurunkan personil yang cukup, sembari menenangkan para pentolan tokoh masyarakatnya,”kata Jafar.(*)
5 orang warga desa semerap terkena tembakan senapan angin :
a. Awara, 40 thn, tani alamat desa Pasar Semerap luka tembak di Kening (dirujuk ke Rs. Erni Jambi)
b. Halidin,45 thn, tani Alamat Koto Patah Semerap luka tembak paha kiri (sudah kembali kerumahnya)
c. Edi Umur 34 tahun, tani alamat Koto Tengah luka tembak di leher sebelah kanan (sedah kembali kerumahnya)
d. Sadikin, 45 thn,tani, alamat desa Koto Baru Semerap terkena peluru di bahu (sudah kembali kerumahnya)
e. Bahtiar, 27 thn, tani, alamat desa Semerap luka terkena senjata tajam ( dirawat di Rs. M. Thalib Sungai Penuh)