Kota Jambi, yang biasa dikenal dengan keindahan Sungai Batanghari, saat ini sedang mengalami krisis air bersih. Kemarau panjang yang melanda kawasan tersebut telah membuat masyarakat berbagai wilayah di kota ini kehausan. Sungai Batanghari, sumber kebanggaan lokal, kini juga mengalami pendangkalan.
Di hari kelima operasi penyaluran air bersih, Abu Bakar, Kadiskominfo Kota Jambi, melaporkan, “Total 204.000 liter air bersih telah disalurkan ke 47 titik di seluruh wilayah Kota Jambi.” Upaya ini merupakan tindakan cepat yang diinisiasi oleh Wali Kota Jambi, respons atas keluhan masyarakat yang kini terlunta-lunta mencari air bersih.
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi menjadi garda terdepan dalam operasi ini, dengan mengerahkan 3 unit mobil tangki air. Mereka memastikan bahwa air bersih sampai ke tangan warga, tak terkecuali bagi pelanggan PDAM Tirta Mayang yang terdampak. Sebagai bentuk kepedulian, pemerintah menyediakan air gratis bagi semua warga yang membutuhkan.

Wali Kota Fasha, yang saat ini berada di New York mewakili Indonesia di SDGs Summit 2023, menyatakan melalui WhatsApp, “Bantuan air bersih ini tidak hanya untuk pelanggan PDAM, namun untuk semua warga Kota Jambi. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik.” Fasha menambahkan bahwa operasi ini akan terus berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan, dengan harapan hujan segera datang.
Kemarau ini tak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi operasional Perumdam Tirta Mayang Kota Jambi. Muka air Sungai Batanghari yang menjadi sumber utama perusahaan air minum tersebut mengalami penurunan.
Dwike, Direktur Utama Perumdam Tirta Mayang Kota Jambi, memastikan akan selalu ada layanan pengaduan bagi warga. “Kami akan membantu warga yang membutuhkan air bersih. Silakan hubungi nomor WhatsApp kami dan berkoordinasi dengan RT, Lurah, dan Camat.”
Musim kemarau ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Jambi. Namun, dengan dukungan dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, harapan untuk melewati masa sulit ini tetap menyala.(*)