JAMBI – Di tengah gemuruh hutan dan lembutnya sungai Batanghari yang mengaliri Provinsi Jambi, ada suara keluh kesah yang terus berdenting: infrastruktur. Lintasan jalan yang membelah Provinsi Jambi bagaikan luka-luka lama yang tak kunjung sembuh, menjadi penghalang bagi roda-roda ekonomi dan interaksi sosial masyarakat.
Tepat di pusat kesibukan administrasi Provinsi Jambi, Edi Purwanto, Ketua DPRD Provinsi Jambi, bertekad untuk menjadi penghubung aspirasi rakyatnya ke pusat kekuasaan. Ia melihat, bagaimana jalan-jalan di Kabupaten Muaro Jambi, Tebo, dan Sarolangun mengalami kerusakan parah, mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
“Ada setidaknya 10 atau 12 ruas jalan yang memerlukan perhatian serius,” kata Edi dengan nada yang penuh harapan dan determinasi. Sebagian dari jalan-jalan tersebut meliputi Padang Lamo di Tebo, Sungai Bahar di Muarojambi, dan Singkut di Sarolangun.

Mencoba merangkai mimpi warganya menjadi kenyataan, Edi Purwanto mengandalkan instruksi presiden (inpres) sebagai salah satu mekanisme untuk mempercepat perbaikan infrastruktur. Koordinasi, perjuangan, dan kerjasama antara pemerintah daerah dan pusat menjadi kata kunci dalam upaya ini.
Menggenggam optimisme, Edi Purwanto berharap: “Kita berjuang bersama, memastikan pada tahun 2024, inpres untuk Jambi menjadi lebih besar lagi dibanding tahun sebelumnya. Pengerjaan jalan di beberapa daerah seperti Talang Duku dan Sungai Gelam sudah menunjukkan hasil positif, dan kami berjanji akan terus berupaya keras untuk perbaikan yang lain.”
Dalam narasi besar pembangunan nasional, Jambi berharap tak lagi menjadi bayang-bayang, tetapi menjadi cerita sukses transformasi infrastruktur. Di balik ketekunan Edi Purwanto, tergambar harapan ribuan jiwa yang menanti sebuah jalan lebih baik untuk masa depan mereka.(*)