JAMBI – Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jambi memetakan beberapa wilayah kecamatan yang dinilai rawan konflik pemilihan kepala daerah (pilkada) di Provinsi Jambi. Pemetaan daerah rawan konlik pilkada itu dilakukan sebagai salah satu antisipasi mencegah pecahnya konflik selama proses Pilkada Serentak Juni 2018 di daerah itu.
BACA JUGA: Awas! Operasi Senyap di TPS
Kapolda Jambi Brigjen Pol Mukhlis AS menjelaskan, pihaknya sudah memetakan dan melakukan antisipasi dini konflik pilkada di tiga daerah yang menggelar Pilkada Serentak 2018 di Provinsi Jambi.

BACA JUGA: Melawan Politik Uang dengan Operasi Intelijen
Pemetaan konflik pilkada itu, dilakukan di Kabupaten Kerinci yang diikuti tiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati. Kemudian di kabupaten Merangin yang diikuti tiga paslon bupati dan wakil bupati serta di Kota Jambi yang diikuti dua paslon wali kota dan wakil wali kota.
“Hasil pemetaan sementara, Kabupaten Kerinci termasuk daerah paling rawan konflik pilkada serentak nanti. Daerah rawan konflik pilkada di kabupaten ini terdapat di dua kecamatan, yakni Kecamatan Siulak Mukai dan Kecamatan Siulak. Namun tidakmenutup kemungkinan bisa juga pecah konflikpilkada di kecamatan lain di daerah ini,“ ujarnya.
Makanya, untuk mengantisipasi kerawanan ini, Kapolda Jambi bahkan sejak kemarin sudah berada di Kerinci. Kapolda direncanakan akan berada di Kerinci sampai selesai penghitungan suara pada 29 Juni mendatang.
Dijelaskan, Kabupaten Merangin dan Kota Jambi juga memiliki kerawanan konflik pilkada. Kerawanan konflik tersebut antara lain di daerah perbatasan, konflik antarpendukung saat kampanye dan konflik terkait aksi protes terhadap hasil pilkada.
Secara terpisah, Ketua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jambi, Asnawi membenarkan, Kabupaten Kerinci paling rawan konflik pilkada di Provinsi Jambi. Secara nasional, kata dia, dari 171 daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2018 itu, di antaranya ada Kabupaten Kerinci menempati urutan ke sembilan dalam berdasarkan indeks kerawanannya. Kabupaten paling barat di Jambi itu menjadi salah satu daerah yang akan menggelar Pilkada 2018 ini.
Kemudian ada Kabupaten Merangin menempati urutan ke 46. Sementara Kota Jambi secara nasional menempati urutan ke-86 dari seluruh daerah di Indonesia yang menyelenggarakan pilkada serentak.
“Item yang diukur dalam indeks kerawanan itu adalah soal politik uang. Sesuai data yang sudah dirilis itu untuk tiga daerah di Jambi termasuk tinggi,” kata dia.
Melalui indeks kerawanan tersebut, pihaknya berharap dalam penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan itu ada upaya yang komprehensif dari seluruh pihak untuk memberantas politik uang.
“Termasuk dari masing-masing pasangan calon dan tim kampanye,” imbuhnya.
Kabupaten Kerinci bahkan termasuk zona merah konflik pilkada di Jambi. Kerawanan konflik pilkada di daerah itu sangat tinggi karena di luar pilkada pun masih sering terjadi bentrokan antarwarga desa.
Sementara, H-1 jelang Pilkada di Kota Jambi, polisi sudah bergerak ke seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh kelurahan di Kota Jambi.
Personil yang disiagakan ini untuk mengantisipasi kerawanan yang bakal terjadi selama pilkada berlangsung.
Kapolresta Jambi, Kombes Pol Fauzi Dalimunthe menyebut, ada satu daerah yang rawan dan harus diantisipasi selama pilkada di Kota Jambi.
“Satu daerah yang rawan itu daerah perbatasan Jambi Selatan,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (26/6).
Ia mengatakan, teknis pengamanan yang dilakukan adalah secara all out bersama TNI untuk menjaga kamtibmas.
“Jam 3 sore nanti semua berpatroli di wilayah masing-masing. Segala hal akan dilaporkan ke saya. Namun sejauh ini semuanya masih aman,” ujarnya. (akn)