Sorot lampu panggung menyoroti siluet dua wanita yang berdiri anggun. Mereka adalah Wise Azizah dan Rizka Berlianda, mahasiswi dari Prodi Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi (UNJA). Tepat pada tanggal 20 hingga 27 Agustus 2023, mereka merengkuh peluang emas untuk berpartisipasi dalam Melaka Art and Performance Festival (MAP Fest) 2023 yang diselenggarakan di Melaka, Malaysia.
Wise dan Rizka, dengan penuh semangat dan dedikasi, mempersembahkan karya seni tari berjudul “Bakuloak Rameh.” Sebuah ekspresi seni yang menceritakan perempuan dengan tengkuluk emas—digambarkan sebagai simbol kecantikan dan keanggunan. Keduanya bergerak lincah, mengeksplorasi ruang dengan langkah yang terukur, menghidupkan kisah dalam setiap goyangan dan tatapan. Keanggunan mereka bukanlah satu-satunya hal yang membuat penonton terpukau; pesan yang disampaikan melalui tari juga meresonansi kuat di hati para penonton.
“Acara ini membuka pintu bagi saya untuk menambah wawasan dan pengalaman di bidang seni, khususnya tari,” ujar Wise dan Rizka setelah penampilan mereka, yang berujung pada penerimaan sertifikat penghargaan. “Kami melakukan berbagai riset dan latihan intensif sebelumnya, dan harapannya adalah untuk terus mengembangkan bakat ini hingga ke level internasional.”

Jumlah seluruh peserta yang berpartisipasi dalam acara ini mencapai 31 orang dari berbagai negara. Namun, Wise dan Rizka, sebagai dua dari 31 peserta tersebut, telah menunjukkan bahwa Indonesia—dan UNJA khususnya—mempunyai talenta dan potensi yang mampu bersaing di kancah internasional.
Kaprodi Sendratasik UNJA, Indra Gunawan, S.Sn., M.Sn., tidak menyembunyikan rasa bangganya. “Pencapaian ini selaras dengan visi UNJA untuk menjadi World-Class Enterprenuership University di bidang Agroindustri dan Lingkungan,” ungkapnya. “Fokus kita pada seni pertunjukan yang berbasis budaya Melayu Jambi menjadi kekuatan identitas kita. Semoga keberhasilan ini menjadi pemacu semangat kita untuk terus berkarya.”
Festival ini tidak hanya menjadi pentas bagi seniman untuk memamerkan karya, tapi juga sebagai ruang untuk bertemu, berdialog, dan berkolaborasi. Dalam konteks ini, Wise dan Rizka bukan hanya mengharumkan nama UNJA atau Indonesia, tetapi juga menambah satu lembar indah dalam buku sejarah seni pertunjukan global. Selain itu, sukses ini menjadi angin segar yang menggugah semangat para seniman muda Indonesia untuk berani mengejar mimpi dan meraih puncak prestasi, baik di dalam maupun luar negeri.(*)