Muaro Jambi – Seminggu lalu, seluruh sekolah di Kabupaten Muaro Jambi hening. Lapangan olahraga yang biasanya ramai dengan sorak-sorai anak-anak kosong melompong. Kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk menghentikan aktivitas di luar kelas bagi para siswa karena kabut asap memberikan suasana yang lebih mirip dengan liburan darurat daripada hari sekolah biasa. Namun, sekarang keheningan itu telah terpecahkan—kabut asap mulai pudar, dan aktivitas luar kelas kembali meriah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muaro Jambi, Firdaus, dalam pernyataannya menyebut, “Kualitas udara telah membaik, sehingga kegiatan di luar kelas seperti olahraga dan lainnya, kini diizinkan kembali.” Bukan hanya itu, sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga menengah pertama kembali menjalankan kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Namun, cerita ini tidak sepenuhnya berakhir dengan indah. Firdaus mengingatkan, “Bagi siswa yang berada di daerah yang terdampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), tetap perlu menggunakan masker saat berada di sekolah.” Sinyal bahwa meskipun langit kembali biru, asap masih bisa kembali merambah udara setiap saat.

Siswa-siswa menyambut keputusan ini dengan antusiasme. Selama hampir satu pekan, rutinitas olahraga mereka terhenti, suasana bermain di luar kelas menjadi sesuatu yang sangat dirindukan. Ada harapan yang digenggam erat oleh para pelajar: semoga kualitas udara akan terus membaik, dan mereka bisa kembali ke aktivitas luar kelas tanpa rasa khawatir.
Mereka juga berharap, suatu saat nanti, masker yang kini menjadi bagian dari seragam sekolah mereka bisa mereka lepas, dan mereka bisa kembali belajar dengan cara yang lebih alami dan bebas.
Dibalik keceriaan ini, ada pesan yang patut diresapi—bahwa kebahagiaan sederhana ini bisa sekejap hilang apabila kita tidak menjaga alam sekitar kita. Karena itu, meskipun suasana kembali ceria, pelajaran dari kabut asap tetap harus diingat dan menjadi momentum untuk lebih peduli pada lingkungan.(*)