Jambi — Kabut asap menyelimuti Provinsi Jambi, mempengaruhi kualitas udara yang kini tergolong kurang sehat. Efek dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini rupanya memaksa pemerintah daerah untuk bertindak cepat. Gubernur Jambi, Al Haris, kini tengah mempertimbangkan kebijakan penting: meliburkan aktivitas belajar mengajar di seluruh satuan pendidikan di wilayahnya.
Hal ini sejalan dengan Surat Edaran (SE) yang baru-baru ini dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jambi. Edaran tersebut menegaskan pentingnya pemakaian masker bagi masyarakat saat berada di luar ruangan. Namun, edaran tersebut rupanya belum cukup mengingat kondisi udara semakin hari semakin menurun.
“Saya telah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan untuk memantau intensif kualitas udara di wilayah kita,” ungkap Al Haris. “Apabila situasi memburuk dan kualitas udara terus menurun, kami siap mengeluarkan SE meliburkan sekolah.”

Pertimbangan ini bukan tanpa alasan. Meskipun saat ini belum ada keputusan resmi untuk meliburkan sekolah, Al Haris mengatakan bahwa jika kualitas udara di suatu daerah mencapai tahap berbahaya bagi kesehatan siswa, pemberlakuan libur sekolah dapat segera diterapkan.
“Sekarang, sekolah masih berlangsung dengan imbauan ketat bagi siswa untuk memakai masker,” lanjutnya. “Namun, jika di satu wilayah udara sangat tidak sehat, sekolah bisa segera diliburkan.”
Tidak hanya itu, Gubernur Jambi juga menyoroti isu lain yang sering muncul bersamaan dengan kabut asap, yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Ia meminta agar seluruh Puskesmas di Jambi berada dalam kesiapan penuh, dari segi peralatan medis, tenaga medis, hingga obat-obatan.
“Pasien dengan ISPA harus segera ditangani, terutama di saat-saat kualitas udara memburuk,” tegas Al Haris. “Karena itu, saya meminta seluruh Puskesmas untuk siap siaga, baik itu tenaga medis, peralatan, dan obat.”
Kondisi ini menegaskan kesiapsiagaan pemerintah Provinsi Jambi dalam menghadapi musibah kabut asap. Sebuah bukti bahwa keselamatan dan kesejahteraan warganya menjadi prioritas utama.(*)