Kerap Bermasalah, KPK Serius Pantau Proyek PLTU
Praktek suap dibalik proyek Pembangunan PLTU Riau-1 akhirnya berhasil di bongkar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Suap diberikan agar proses penandatangan kerjasama PLTU Riau-1 berjalan mulus. Di Jambi, Proyek serupa yaitu PLTU Jambi-1 senilai Rp 13 Triliun sudah mulus di tandatangani dan bahkan sudah groundbreaking pada 1 Februari 2018 lalu di Sarolangun.
—————-
Ara Permana Putra
Kota Jambi
—————-
PLTU Jambi-1 yang berada di daerah Mandiangin Kabupaten Sarolangun itu lebih besar dan lebih mewah dari PLTU Riau-1. Nilai proyek PLTU Jambi-1 juga lebih jumbo yaitu mencapai Rp 13 Triliun. Selain itu, PLTU Jambi-1 merupakan PLTU terbesar nomor satu di Sumatera dan pertama di Jambi. Namun, nasib PLTU Jambi-1 agak sedikit lebih baik ketimbang PLTU Riau-1. Alasannya, proyek PLTU Riau-1 kini tersandung kasus di KPK. Sementara perjalanan PLTU Jambi-1 mulus.
BACA JUGA: PLTU Kerap Picu Polusi
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih dan pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo sebagai tersangka suap dalam kasus PLTU Riau-1 tersebut. Eni ditetapkan sebagai tersangka penerima suap sementara Kotjo sebagai pemberi suap. Praktek suap dalam sebuah proyek sepertinya sudah umum terjadi. Hanya saja, dalam kasus PLTU Riau-1 ini, nasib apes dialami kontraktor dan Eni, politisi golkar itu.
Tadi malam, KPK sudah menggeledah kediaman Dirut PT PLN Sofyan Basyir. Namun, Dirut PLN tersebut masih aman. Sedangkan PLTU Jambi-1, dalam posisi aman.
Informasi yang berhasil di himpun Jambi Link, PLTU Jambi-1 ini adalah proyek besar milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sama halnya dengan PLTU Riau-1 yang bermasalah tersebut. Proses perampungan jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) PLTU mulut tambang ini sudah dimulai setahun yang lalu (2017). Namun, proses penandatangan proyek PLTU-1 baru terealisasi pada Februari 2018 lalu.
PLTU Jambi-1 ini berkapasitas 2 x 300 megawatt (MW). Awalnya, negosiasi proyek PLTU Jambi-1 sempat a lot. Karena proses negosiasi harga jual beli listrik antara PLN dan Pengusaha belum mencapai titik temu.
Penetapan tarif tersebut a lot, lantaran berkaitan pula dengan proyeksi pemerintah untuk menurunkan tarif listrik bagi konsumen. PLN dalam konteks ini perlu mempertimbangkan harga yang efisien agar harga listrik untuk konsumsi masyarakat menjadi murah.
Akhirnya proses negosiasi PLTU Mulut Tambang Jambi Tahap 1 ini selesai dengan mulus. Namun, tambang tersebut belum memiliki sertifikasi internasional.
Proyek PLTU Jambi-1 ini akan dikerjakan oleh Jambi Power.
Direktur Jambi Power, Ahmad Ilham Radyid saat groundbreaking di Sarolangun belum lama ini berkomitmen akan mengakomodir tenaga kerja yang professional. Menurutnya PLTU tersebut adalah perusahaan besar yang bekerja sama dengan pihak BUMN Indonesia Power dan Jambi Power.
“Soal tenaga kerja, kita komit mengakomodir tenaga kerja lokal baik skill maupun non skill, namun sarjana putra daerah nantinya akan kita kursuskan atau kita diklatkan dulu, setelah itu baru kita perkerjakan disini. Jadi ini tidak asal-asalan ini juga perusahaan besar dan profesional tentunya membutuhkan orang orang ahli nantinya,” katanya.
Ia menjelaskan secara tekhnis, bahwa PLTU yang akan dibangun ini adalah terbesar di wilayah Sumatera, dengan kapasitas 2 X 300 Mega Watt yang bisa mengakomodir energi listrik wilayah jambi bahkan di luar provinsi jambi.
“PLTU ini adalah terbesar di wilayah sumatera, bayangkan saja 2 X 300 Mega Watt. Kemudian juga kita akan mentargetkan 2020 bisa selesai namun sesuai permintaan bupati jika bisa dipercepat 2019,” ujarnya.
Groundbreaking dihadiri oleh Wakil Bupati Sarolangun Hillalatil Badri, Sekretaris Daerah Tabroni Rozali, Kapolres Sarolangun AKBP Dadan Wiralaksana, Kepala Bappeda Ir Dedi Hendri, Kadis PU Ibnu Ziyadi, Camat Mandiangin.
Sedangkan dari pihak perusahaan hadir Direktur SSP Sadiman, Direktur Jambi Power Ahmad Ilham, Direktur Utama DNC Mr. Frank, Direktur JPC, Rendi, Ny Doris, Mr. Ceng.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara ini berkapasitas 2×300 Mega Watt (MW).
Bupati Sarolangun H Cek Endra mengatakan proyek listrik senilai Rp 13 triliun tersebut, sebagai proyek listrik terbesar di Sumatera dan pertama di Jambi.
“Kita melakukan ground breaking dimulainya pembangunan PLTU Jambi I dengan kapasitas 2 x 300 MW, di Desa Pemusiran, Kecamatan Mandiangin. Investasinya kemarin diperkirakan capai 13 triliun,” katanya.
Proyek besar ini, lanjut Cek Endra ditangani beberapa perusahaan besar swasta dan BUMN. Dimana proyek listrik tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2020 dan sudah bisa beroperasi.
Dengan daya 2×300 MW, Kabupaten Sarolangun akan surplus daya, bahkan kelebihan daya, yang cukup untuk mencukupi kebutuhan listrik di Jambi.
“Ini kalau sudah jadi bukan hanya Jambi yang berlebih listrik, nanti kelebihannya bisa dijual dengan kabel interkoneksi Jawa dan Sumatera,”jelasnya.
Dengan dibangunnya PLTU di Mandiangin ini, juga sebagai suplai tenaga listrik untuk produksi pabrik semen Baturaja yang akan beroperasi di wilayah Bukit Bulan, Kecamatan Limun. “Pasti, Baturaja kan cuma 2×40 MW, jadi sangat cukup,”tambahnya.
Bupati juga menegaskan adanya proyek listrik tersebut akan berdampak besar pada Kabupaten Sarolangun, selain mengatasi devisit listrik yang ada di Sarolangun dan juga Provinsi Jambi, investasi besar ini akan mendongkark perekonomian masyarakat dan juga pembangunan Sarolangun kedepan.
Dampak lainnya juga akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja di Sarolangun yang akan meningkat dan membantu mengurangi jumlah pengangguran.
“Adanya listrik akan menarik investor, karena kita memiliki energi listrik yang berlebih. Multieffeknya sangat-sangat banyak terutama bagi Sarolangun,”tukas Bupati dua Priode ini. (awn)