Kukuhkan tim pemenangan Mersam. Tim Cek Endra dan Ratu Munawaroh Zulkifli menarget kemenangan di angka 90 persen suara.
***
Langit mulai berselimut gelap. Orang-orang bejibun di rumah Haji Fahmi Oyong, pengusaha kaya lokal, tokoh yang disegani di Mersam, Rabu 13 Agustus 2020, lalu. Kian malam kian ramai. Tua muda. Laki-laki perempuan. Mereka menyemut di bawah tenda berenda-renda kuning emas itu.
Cek Endra dan Ratu Munawaroh tiba beriringan. Mereka disambut hangat warga. Selepas makan malam, duet yang mengusung jargon Cerah itu melantik tim pemenangan.
Di bawah komando Fahmi Oyong, tim pemenangan itu berasal dari 17 desa. Masing-masing desa mengutus 5 orang tim. Malam itu, mereka mengucap ikrar sumpah setia.
Mereka berdiri tegap dari tempat duduk ketika namanya disebut, satu per satu. Cek Endra bergegas naik ke pentas, diiringi Ratu Munawaroh di sebelahnya.
“Apakah anda bersedia berjuang bersama Cek Endra-Ratu Munawaroh…”pekik Cek Endra dengan suara lantang.
“Bersediaaa….”jawab mereka, kompak.
“Siap memenangkan CE-Ratu…”
“Siapppp….”
Usai pengukuhan, mereka mendengarkan pesan-pesan penting dari sang kandidat.
Ratu Munawaroh tampil yang pertama. Mengawali sambutannya, ia melempar salam hormat kepada ahlul bait dan warga yang hadir. Seorang perempuan dari arah kerumunan, tiba-tiba melempar kode ke arah Ratu.
Istri Mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin itu langsung menghentikan pidato. Ia berusaha menangkap pesan yang disampaikan perempuan, yang merupakan ajudannya itu.
Rupanya, ia memberi tahu Ratu agar membuka masker warna hitam yang masih menutup separuh wajahnya. Ratu lantas memutar badannya, membelekangi hadirin. Ia bergegas membuka tali pengikat masker yang menutupi mulut dan hidungnya itu.
Begitu berbalik. Warga langsung melempar senyum.
“Nahhhh……” suara warga bersahut-sahutan dari arah tenda.
Tepuk tangan langsung bergemuruh.
Ratu kembali melanjutkan pidatonya. Ia menyampaikan terimakasih atas support dan dukungan warga Mersam. Ia mengatakan terjun ke politik bukan demi sebuah jabatan atau kehormatan atau kekayaan.
Sebab, semua itu sudah pernah ia dapatkan. Sudah pernah ia rasakan. Terjun ke politik, kata Ratu, tak lain karena panggilan ibadah.
“Saya ingin ikut berbuat, agar Jambi menjadi lebih baik lagi. Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghafur..”
Daerah yang penduduknya subur dan makmur, namun tidak lupa untuk bersyukur.
Daerah yang seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya.
Daerah yang aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar.
Daerah yang maju, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu dunianya.
Daerah dengan penguasa yang adil dan shalih, dan penduduk yang hormat dan patuh.
Daerah yang di dalamnya terjalin hubungan yang harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya, yaitu dengan terwujudnya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Gemuruh tepuk tangan kembali membahana.
Hampir 20 menit berselang, kini giliran Cek Endra yang berpidato. Mengawali sambutannya, Cek Endra mengenalkan tuan rumah sebagai sahabat karibnya.
“Haji Fahmi ini kawan sayo semaso mudo. Kami pernah masuk keluar hutan besamo-samo. Kini beliau lah jadi ustad…,”kata Cek Endra, sambil berseloroh.
Dari tempat duduknya, Haji Fahmi tersenyum lebar.
Mempertegas pernyataan Ratu, Bupati Sarolangun itu menyebut telah menghibahkan jiwa raganya untuk umat. Berlaga di Pilgub, ia hendak membantu memperbaiki ekonomi umat, memperbaiki akhlak rakyat.
“Kita tidak hanya akan membangun infrastruktur, tapi, lebih jauh dari itu, kita akan membangun sumber daya manusia. Memperbaiki akhlak anak-anak. Membangun daerah yang bernuansa religius. Supaya rahmat Allah turun ke sini. Ini janji Allah.. jika umatnya baik, taat, maka akan diturunkan keberkahan. Ini cita-cita kami. Bagaimana para pejabat nantinya harus turut meramaikan masjid. Masjid harus ramai, menjadi sentral pembangunan,”jelasnya.
Sambil bergurau, Cek Endra lantas bercerita telah menerapkan disiplin di Sarolangun. Pejabat yang ketahuan tak sholat berjamaah di masjid langsung disangsi. Bahkan, ada beberapa kepala dinas terpaksa non job, gara-gara ketahuan tak sholat.
Malam mulai larut. Jarum jam sudah menunjuk angka pukul 10 malam. CE-Ratu masih harus mengukuhkan tim lain, di tempat berbeda.
Acara segera diakhiri. Dari rumah Haji Oyong, CE-Ratu melipir ke sebuah rumah mewah, berjarak sekitar 1 kilometer dari sana.
Di situ, orang-orang sudah tumpek blek, hingga ke badan jalan. Mereka mengenakan kaos bergambar CE-Ratu.
Turun dari kendaraannya, CE-Ratu bergegas menemui barisan tim pemenangannya. Di sini, mereka duduk lesehan, hanya beralaskan tikar plastik.
Mengingat waktu, hanya Cek Endra yang berpidato menyapa timnya.
“Kira-kira berapa persen suara untuk CE-Ratu di Mersam ini..?”tanya Cek Endra.
Tanpa komando, para tim pemenangan ini kompak menjawab.
“Insyallah 90 persen pak…,”kata mereka, lugas, padat.
“Pengennya 100 persen pak. Tapi, itu barang mustahil. Karena Haris sudah masuk ke sini. Ada pak HBA di belakang Haris, yang beliau pernah menjadi camat di sini. Tapi, insyallah kita menang pak. Karena ini tanah kelahiran saya. Malu saya kalau bapak kalah,”imbuh Arzanil alias Chanel, Ketua Tim Pemenangan CE-Ratu wilayah Batanghari.
Menjelang dini hari acara baru selesai. CE-Ratu diburu menjadi objek selfi, sebelum mereka beranjak dari sana.(*)
Lihat foto-fotonya :