Bekasi – Cerita tentang guru di Bekasi yang dipecat karena perbedaan pilihan di Pilgub Jabar 2018. Nama guru itu Rabiatul Adawiyah.
Nasib Rabiatul terungkap lewat screenshot grup Whatsapp yang beredar luas di media sosial. Dalam percakapan di grup itu, Rabiatul dipertanyakan karena memilih Ridwan Kamil di Pilgub Jabar. Seseorang bernama Fahrudin menyebut pilihan itu lain dengan arahan yayasan.
Fahrudin kemudian mengatakan hanya ingin bekerja sama dengan staf yang satu visi dan misi dengan yayasan. Rabiatul lalu meminta kepastian tentang posisinya di sekolah dan dijawab Fahrudin yang akan memberi surat keterangan.

kemudian mendatangi SDIT Darul Maza yang disebut dalam percakapan grup Whatsapp itu. Salah seorang guru yang bersedia bicara ke wartawan menjelaskan duduk perkaranya.
“Saya bisa sampaikan semua yang terjadi sudah selesai, sudah tidak ada masalah apapun, sudah clear, sudah diselesaikan dengan musyawarah. Itu hanya kesalahpahaman. Tidak ada yang dipecat atau di-PHK,” kata guru bernama Tri.
“Di sini memang tidak ada paksaan harus memilih (satu calon). Tidak ada,” tegas Tri.
Momen islah antara Rabiatul juga diungkap oleh suaminya, Andriyanto Putra Valora lewat Facebook. Rabiatul saat itu didampingi keluarga besarnya dan memaafkan pihak sekolah.
“Pagi ini pihak Yayasan Darunnajat Maza yang diwakili Ust. Fahrudin, Ust. Jono, beserta Kepala SDIT Darul Maza (Ibu Tami) dengan niat yang baik datang ke kediaman Keluarga Besar Ibu Robiatul Adawiyah (guru SDIT Darul Maza yang viral pemecatan kemarin) untuk menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian yayasan dalam menjalankan manajemen pendidikan,” tulis Andriyanto.
Saat ditemui di kediamannya, Rabiatul lalu angkat bicara soal kejadian viral ini. Dia sudah berdamai dan memaafkan pihak SDIT Darul Maza dan yayasan. Namun, dia tidak mau kembali mengajar di sekolah tersebut.
“Untuk (bekerja) di tempat yang semula sepertinya tidak. Karena saya di situ (chat WA), bahasanya saya sudah tidak satu misi dan visi lagi (dengan yayasan). Saya sudah tidak di situ lagi dan saya lebih memilih kerja di tempat lain,” ucap Rabiatul.
Rabiatul mengaku kini sudah tidak kecewa meski kehilangan pekerjaan karena pilihan politiknya. Dia berharap tetap bisa bersilaturahmi dengan pihak sekolah dan yayasan.
“Sekarang sih saya sudah nggak ada (rasa kecewa), sudah ikhlas, sudah nggak marah lagi. Dari pihak saya dan pihak yayasan sudah berdamai, tidak ada perdebatan lagi. Saya harap silaturahmi saya dan yayasan akan berjalan dengan baik,” ujar Rabiatul. (*)
Sumber: detik.com