Jambi – Langit di atas Desa Ramin, Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Jambi, berwarna abu-abu tebal. Kobaran api dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) memang sudah mempengaruhi kualitas udara di Jambi selama beberapa hari terakhir. Laporan terakhir menyebutkan, sudah ada 540 hektare lahan yang terbakar. Jelas, situasi ini membutuhkan tindakan cepat dan ekstraordiner.
Dan tepatnya di hari Kamis, 7 September 2023, terjadi momen krusial dalam perang melawan Karhutla ini. Bukan sembarang tokoh yang memimpin langsung operasi pemadaman—Gubernur Jambi Al Haris dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memasuki medan perang, membawa serta harapan dan tekad kuat untuk memutus mata rantai bencana ini.
“Tadi langsung Pak KSAD yang memimpin operasi untuk memadamkan api itu. Apinya masih menyala sudah 4 hari,” ujar Al Haris dengan nada serius, mencerminkan kondisi yang benar-benar darurat. Kualitas udara yang memburuk membawa urgensi lebih dalam upaya pemadaman ini. Al Haris mengakui, kondisi udara di Jambi sempat menjadi perhatian khusus beberapa hari lalu.

Situasi di lapangan juga dijaga oleh Satgas Karhutla yang memiliki tugas spesifik: mengantisipasi agar api tidak meluas. “Saya mengimbau agar tidak ada lagi tambahan-tambahan area yang terbakar karena memang kita masih menemukan masih ada yang tidak sengaja membakar,” kata Al Haris, menunjukkan kepeduliannya pada potensi bencana yang bisa bertambah parah.
Selain itu, pihaknya telah menyiapkan helikopter water bombing dengan kapasitas yang “cukup besar” sebagai salah satu alat dalam strategi pemadaman. “Kalau misalnya diperlukan, maka nanti kita kerahkan untuk datang ke lokasi,” pungkas Gubernur Jambi.
Momen ini menggambarkan kepedulian tinggi dari pemerintah dan TNI dalam menangani Karhutla yang telah melanda Jambi. Langkah ini bukan hanya sekedar operasi pemadaman, tapi juga sebuah pernyataan serius dari para pemimpin kita: mereka ada di sini, di garis depan, berjuang bersama masyarakat.