Jambi, sebuah kota yang tumbuh di tepi Sungai Batanghari, kali ini menjadi latar cerita lain. Bukan soal keindahannya atau budayanya, tetapi tentang temuan yang cukup menggemparkan: sebuah granat manggis yang masih aktif.
Arjuna, 51 tahun, tidak menyangka bila hari itu, Jumat (15/9), menjadi hari yang tak biasa dalam hidupnya. Di balik langkah-langkahnya yang biasa, di balik debu dan tanah yang dia gali, terselip sebuah benda mematikan—sebuah granat manggis yang telah lama tertimbun.
“Saya mau menggali kolam, eh malah nemu ini,” tutur Arjuna, warga Jalan Jepang RT10, Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi. Sangat bertolak belakang dengan wajahnya yang tampak tenang, apa yang dia temukan justru menambah ketegangan dalam lingkungan sekitarnya.
Melihat temuan yang bisa saja menjadi ancaman, Arjuna segera menghubungi Polsek Danau Teluk. Tak lama, dari kejauhan sirene sudah terdengar. Itu adalah Unit Jibom Gegana Sat Brimob Polda Jambi yang langsung merespons. Kendaraan berat dan seragam hitam ala komando, menjadi tanda kegentingan situasi.
Kombes Pol Nadi Chaidir, Dansat Brimob Polda Jambi, mengkonfirmasi keberadaan granat tersebut. “Setelah melakukan observasi, memang benar itu adalah granat manggis yang masih aktif,” katanya dengan serius.
Ketegangan mencapai puncak saat Unit Jibom Gegana Sat Brimob Polda Jambi mempersiapkan untuk melakukan pendisposalan, atau dalam bahasa awam, memusnahkan granat tersebut. Setelah dilakukan pemusnahan, tim kembali melakukan sterilisasi di sekitar lokasi.
“Iya, granat manggis temuan warga itu masih aktif. Maka dari itu kita ledakkan. Saat diledakkan, keadaan dalam kondisi aman dan terkendali,” pungkas Kombes Pol Nadi Chaidir.
Dalam hitungan menit, sebuah potensi bencana telah dijinakkan. Tapi, masih ada pertanyaan yang menggantung—darimana granat ini berasal? Dan masih adakah ‘saudara’ dari granat ini yang masih menunggu untuk ditemukan?
Tentu, kisah ini menjadi catatan penting bagi warga Jambi. Kali ini, bukan hanya alamnya yang indah yang menjadi sorotan, tetapi juga rasa tanggung jawab dan keberanian warganya, serta kesiapan aparat dalam menghadapi situasi darurat, yang menjadi fokus cerita.(*)
