Di tengah suasana akademik yang hiruk pikuk, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nusantara Sakti (STIA-NUSA) memberikan arahan tegas dan motivasi kepada 114 mahasiswanya yang bersiap mengemban tugas Kukerta (Kuliah Kerja Nyata). Kegiatan yang merupakan manifestasi dari tri dharma perguruan tinggi ini, diresmikan pada Sabtu, 4 November 2023, dalam sebuah upacara pembekalan di Aula Kampus STIA Nusa.
Kukerta, yang akan berlangsung selama dua bulan mulai dari awal November hingga awal Desember, adalah sebuah perjalanan penerapan ilmu di lapangan, dimana mahasiswa-mahasiswa ini akan menyatu dengan masyarakat di delapan desa: Sangir Tengah, Koto Periang, Koto Majidin di Air, Pahlawan Belui, Belui Tinggi, Tambak Tinggi, Koto Panjang, dan Tanjung.
Dr. M. Dhany Alsunnah, M.Pd, Ketua Panitia Kukerta, dengan tegas menyampaikan bahwa Kukerta bukan hanya sekedar membantu administrasi desa, namun juga melibatkan diri dalam kegiatan sosial kemasayarakatan yang lebih luas. Ia yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II STIA Nusa, menekankan pentingnya integrasi mahasiswa dalam dinamika sosial dan pemerintahan di desa-desa tersebut.
Dr. (c) Eliyusnadi, S.Kom, M.Si, DPT, Ketua STIA Nusa, dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa Kukerta bukan hanya rutinitas, melainkan juga syarat esensial dalam penyelesaian studi. “Mahasiswa diharapkan proaktif,” ujar Eliyusnadi, menambahkan bahwa Kukerta adalah sebuah sarana bagi mahasiswa untuk membaur dan berkontribusi aktif dalam setiap aspek kehidupan masyarakat desa dan kecamatan.
Uniknya, STIA Nusa memegang predikat sebagai satu-satunya kampus di Indonesia yang memberikan beasiswa 100% kepada masyarakat penerima PKH, sebuah program yang sudah berjalan mulai dari semester pertama hingga semester kelima.
Pada hari H, acara berjalan lancar dengan kehadiran para Kepala Desa lokasi Kukerta serta civitas akademika STIA Nusa. Energi dan semangat yang dipancarkan oleh para mahasiswa dan dosen, serta dukungan dari pemimpin desa, menjadi bukti nyata dari komitmen STIA Nusa dalam membangun masyarakat melalui pendidikan yang aplikatif dan inklusif.
Dewi Wilonna