- Budi daya Pamor ala Sandiaga di Pilkada
Sosial media Instagram milik Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming pada 29 September lalu mengunggah hal yang tak biasa. Video berdurasi 29 detik itu menampilkan wajah mantan calon wakil presiden di Pilpres 2019, Sandiaga Salahuddin uno mengenakan jas abu-abu.
Pria yang akrab disapa Sandi itu menyampaikan dukungannya terhadap kakak kandung Mardani, Syafruddin H Maming yang tengah maju sebagai Pilkada Tanah Bumbu berpasangan dengan Alpiya Rakhman dalam video itu.
“Gelorakan semangat kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja. Membantu meringankan beban hidup masyarakat saat pandemi dan melambatnya ekonomi. Yakinlah bersama rakyat kita menang,” kata Sandiaga saat memberikan dukungan bagi pasangan Syafruddin-Alpiya dalam video tersebut.
Syafruddin-Alpiya diusung oleh gabungan koalisi PDIP, PPP, PKPI dan Gerindra. Nama terakhir merupakan partai tempat Sandiaga bernaung dan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Memasuki tahapan kampanye Pilkada 2020, Sandi terlihat aktif untuk kembali ‘naik panggung’ dalam kancah perpolitikan usai mengalami kekalahan dalam Pilpres 2019. Kala itu, pasangan Prabowo-Sandi mengalami kekalahan dari pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Namun, panggung politik kali ini bukan miliknya pribadi seperti di Pilpres 2019 lalu. Melainkan panggung kali ini milik para calon kepala daerah. Sandi kerap tampil di sejumlah daerah untuk memberikan dukungan bagi calon pasangan kepala daerah yang didukung Partai Gerindra.
Bahkan, Sandiaga secara resmi didaulat masuk ke struktur tim kampanye sebagai juru kampanye pasangan calon kepala daerah di beberapa wilayah. Sandiaga belum berkomentar soal keterlibatannya sebagai juru kampanye sejumlah kepala daerah.
Berdasarkan catatan, Sandiaga ditunjuk sebagai juru kampanye dan memberikan dukungan bagi para calon kepala daerah yang berlaga di 14 daerah yang menggelar Pilkada 2020.
Jaga Elektabilitas untuk 2024
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirajuddin Abbas menilai langkah Sandiaga mendukung para calon kepala daerah di Pilkada 2020 merupakan upaya yang cerdik untuk tetap menjaga popularitas dan elektabilitas.
Sandiaga, kata dia, nantinya akan berinteraksi dengan para pemilih yang berada di berbagai daerah di seluruh Indonesia lewat sarana pilkada.
“Sandi cukup cerdik memanfaatkan Pilkada untuk terus berinteraksi dengan pemilih,” kata Sirajuddin.
Sirajuddin mengatakan dukungan Sandi terhadap calon kepala daerah yang diusung Gerindra dapat memberi keuntungan elektoral untuk tiga pihak sekaligus. Yakni untuk calon kepala yang didukung, untuk Sandi sendiri dan untuk Partai Gerindra.
Sirajuddin menyatakan asosiasi yang terbangun antara calon kepala daerah dengan Sandi dapat menguntungkan keduanya. Meski calon yang didukungnya kalah, ia menilai elektabilitas Sandi tidak akan terbawa turun. Karena ada asosiasi nama dia dengan partai.
“Popularitas Sandi sudah cukup tinggi. Jadi pilkada sekarang yang lebih sepi tidak masalah buat dia,” kata Sirajuddin.
Sirajuddin menyatakan Sandi hanya membutuhkan sarana dan platform untuk tetap menjaga komunikasinya dengan para pemilih. Kesempatan untuk menjangkau pemilih lewat Pilkada yang kini dilakukan Sandi sangat bernilai strategis untuk modalnya di Pilpres 2024 mendatang. Sandi sedang membudidayakan pengaruh dan pamornya untuk menatap Pilpres 2024.
“Dan sejauh ini, hanya dia yang bisa melakukan itu. Belum ada tokoh-tokoh lain yang melakukan kegiatan seperti itu,” kata Sirajuddin.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengamini bahwa Sandi memang kadernya yang memiliki elektabilitas tinggi. Dia tak keberatan jika ada asumsi gelagat Sandi sejauh ini ditujukan untuk memelihara elektabilitasnya.
“Enggak masalah, Sandi memang punya elektabilitas yang tinggi. Sayang kalau tidak dipelihara. Itu kan juga keuntungan buat partai kalau elektabilitas Sandi naik,” kata Dasco saat diwawancara CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Dasco mengklaim bukan hanya Sandi yang membantu calon-calon pilkada. Ada kader Gerindra lain yang juga turun ke daerah.
“Banyak juga yang turun mendukung paslon tapi tidak dikenal seperti Sandi tapi mereka kerja di daerah untuk mengkampanyekan paslon. Banyak pengurus DPP yang kerjanya bagus tapi tidak terekspose mereka kerja di daerah. Kita mottonya bukan ekspose tapi hasil,” ucapnya.
2. Hasrat Politik Sandiaga
Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) Adjie Alfarabi menilai dukungan Sandiaga memiliki pengaruh positif terhadap pasangan calon kepala daerah yang didukungnya. Minimal, dukungan itu bisa menguatkan kredibilitas calon kepala daerah yang didukungnya.
“Ya memang ada pengaruhnya ke paslon. Paling tidak dia bisa menguatkan kredibilitas calon yang di-endorsement,” kata Adjie kepada Wartawan beberapa waktu lalu.
Diketahui, beberapa lembaga survei menempatkan Sandiaga Uno sebagai tokoh yang memiliki tingkat popularitas tinggi. Survei yang dilakukan Lembaga Indo Barometer pada 9-15 Januari 2020 lalu, menunjukkan popularitas Sandiaga Uno berada di urutan pertama dengan angka 87,1 persen.
Sandi mengalahkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono diperingkat kedua dengan popularitas 82,8 persen, Puan Maharani (66,5 persen) dan Muhaimin Iskandar (38,1 persen).
Meski demikian, Adjie menilai kehadiran Sandiaga itu belum tentu bisa mengerek elektabilitas calon kepala daerah yang didukungnya pada perhelatan Pilkada secara signifikan. Hal yang sama juga berlaku bagi tokoh nasional yang ikut mendukung calon kepala daerah di Pilkada 2020.
“Menurut saya pengaruhnya untuk elektabilitas calon kepala daerah enggak terlalu signifikan,” kata dia.
Namun, Adji memberikan pengecualian bagi beberapa tokoh nasional, seperti Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan para tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama di tingkat nasional.
Tokoh-tokoh nasional itu, kata dia, masih memiliki pengaruh yang signifikan di wilayah yang memiliki karakter penduduk berdasarkan kekhasan ideologi tertentu.
Pada konteks pilkada, Adji berpandangan penggunaan tokoh-tokoh lokal sebagai ‘influencer‘ calon kepala daerah lebih berpengaruh untuk menggaet pemilih. Ia menyatakan tokoh-tokoh lokal tersebut lebih dekat dan akrab dengan keseharian masyarakat daerah ketimbang tokoh-tokoh nasional.
“Justru kehadiran Sandiaga sebagai jurkam dalam pilkada akan tetap menjaga momentum politik Sandi,” kata dia.(*)