Ramli Taha, pengacara ternama dan Presiden HKKI (Himpunan Keluarga Kerinci Indonesia), membuat keputusan besar. Ia mendukung Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal, yang juga pemimpin HKKN—organisasi yang sering kali dianggap sebagai kebalikan dari HKKI—dalam pencalonannya sebagai anggota DPR RI dapil Jambi. Ramli Taha mengajak warga Kerinci bersatu untuk kemenangan Syafril Nursal, mantan Kapolda Sulteng itu.
***
Jambi dan Kerinci, dua wilayah yang kerap disorot dalam panggung politik Indonesia, selama ini terasa seperti medan yang dipenuhi es antara dua tokoh besar: Ramli Taha, pengacara dan Presiden HKKI, serta Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal, pemimpin HKKN.

Selama bertahun-tahun, es ini memisahkan dua organisasi yang masing-masing dipimpin oleh tokoh-tokoh ini. Mereka adalah simbol dua kutub yang selama ini dianggap berseberangan.
Namun, dua hari yang lalu, atmosfer berubah. Di sebuah warung kopi sederhana, kedua tokoh ini bertemu. Tidak ada rombongan, tidak ada persiapan besar-besaran. Hanya dua orang yang ingin ngobrol dan melebur es yang telah lama membatasi mereka. Dalam cuaca Jambi yang memang sudah hangat, kedua hati ini tiba-tiba menjadi lebih hangat.
“Ini adalah momen emosional dan berarti,” begitu Ramli Taha membuka diri saat berbincang dengan Jambi Link.
Kedua pria ini tak lagi berbicara sebagai dua entitas yang berseberangan, tapi sebagai dua sahabat lama yang akhirnya bertemu. Ada kehangatan yang sulit dijelaskan, yang hanya bisa dirasakan ketika dua orang menemukan sebuah titik temu setelah lama berjalan di jalur yang berbeda.
“Kami berdua memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing,” Ramli menambahkan.
Meski jarang bertemu, tapi ada rasa rindu yang timbul. Seolah memecahkan es yang mencair, memberikan jalan untuk air mengalir dan membawa kehidupan baru.
“Tapi sekali kita bertemu, ada rasa rindu yang timbul,”ujar Ramli Thaha.
Es politik yang selama ini membeku, kini mulai mencair. Di tengah aliran air yang baru, muncul sebuah keharmonisan yang bisa membuka jalan untuk dialog dan kolaborasi yang lebih besar di masa depan, antara HKKI dan HKKN. Bahkan untuk Jambi dan Kerinci sebagai keseluruhan.
Di sebuah warung kopi, dua tokoh Kerinci Jambi ini telah mengambil langkah pertama yang bisa mengubah banyak hal. Jika segelas kopi bisa melebur es, bayangkan apa yang bisa terjadi dengan dialog dan kerjasama yang lebih dalam di masa depan.
Ini adalah awal dari sebuah babak baru, sebuah narasi baru bagi Jambi dan Kerinci, yang dimulai dengan dua cangkir kopi dan sebuah pertemuan antara dua hati.
Di era digital, sebuah foto di media sosial bisa lebih berdampak daripada seribu kata dalam debat politik. Dan shutter kamera Ramli Taha membekukan sebuah momen yang sulit diartikulasikan oleh kata-kata. Momen itu diunggah ke Facebook oleh Ramil Taha. Dan itu menandai sebuah titik balik.
Dalam foto itu, Ramli mengenakan atasan berwarna merah, sementara Syafril hadir dengan kaos berkerah biru. Meski tampak sederhana, pilihan warna ini seperti sebuah pernyataan politik dan budaya yang rumit.
Merah, warna Ramli, merepresentasikan keberanian dan kekuatan, sedangkan biru pada Syafril memancarkan kedamaian dan kestabilan.
Jika dua warna ini selama ini sering dianggap kontras, dalam foto tersebut mereka tampak berpadu, seolah mengumumkan kepada dunia: “Kami adalah dua sisi dari mata uang yang sama.”
Tidak berhenti di warna pakaian, foto ini semakin dramatis dengan pose salam komando yang mereka tunjukkan. Ini bukan sekedar pose, tetapi sebuah simbol.
Salam komando adalah representasi dari sinergi dan kekuatan, sebuah isyarat bahwa keduanya siap untuk memimpin bersama, untuk melangkah ke parlemen dengan satu visi jika Syafril berhasil dalam pencalonannya sebagai anggota DPR RI Dapil Jambi.
Foto ini bisa jadi akan menjadi ikonik di tahun-tahun mendatang, sebuah foto yang menandai keharmonisan politik di Jambi dan Kerinci. Sebuah foto yang, seperti es yang mencair, mengakhiri periode dingin dan membuka era baru yang lebih hangat dan inklusif.
Di balik warna pakaian dan pose komando, tersembunyi janji-janji dari dua tokoh yang kini bersatu, saling mendukung, dan siap untuk menulis babak baru dalam sejarah politik dan kesejahteraan Jambi dan Kerinci.
Mereka berdua menunjukkan kepada publik bahwa harmoni bukanlah sebuah utopia yang tak bisa diwujudkan. Tapi sebuah realitas yang bisa diraih. Mulai dari sebuah pertemuan sederhana, sebuah cangkir kopi, dan sebuah foto yang diunggah di Facebook.
Keduanya memilih tidak hanya berbicara tentang perubahan tapi juga beraksi—dan aksinya adalah sebuah gambar yang bernilai seribu kata.
Tidak hanya berarti bagi Ramli Taha dan Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal sebagai individu, pertemuan ini juga menjadi momentum simbolis yang meresapi ke dalam nadi politik dan sosial masyarakat Kerinci.
Jika kata-kata bisa menyesatkan, foto yang diunggah Ramli Taha ke Facebook memastikan bahwa kebenarannya tidak bisa dibantah lagi.
“Tidak hanya tentang kami berdua,” kata Ramli Taha saat dia mengajak seluruh masyarakat Kerinci untuk membantu Syafril Nursal dalam pencalonannya sebagai anggota DPR RI.
“Kita berharap semua tokoh dan masyarakat Kerinci bisa mendoakan dan membantu Bang Syafril untuk sukses.”
Mengingat latar belakang hubungan yang terkadang tegang antara organisasi HKKI yang dipimpin oleh Ramli Taha dan HKKN yang dipimpin oleh Syafril Nursal, ajakan ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Ini adalah undangan terbuka kepada seluruh komunitas untuk meredefinisi masa depan mereka.
Dengan satu gambar, dua tokoh ini tidak hanya menunjukkan harmoni antarpersonal. Tapi juga sebuah visi harmonis untuk seluruh Kerinci. Mereka mengajak semua pihak untuk melepaskan perbedaan dan ikut serta dalam perjuangan membangun masa depan yang lebih baik.
Syafril Nursal, yang dihubungi terpisah menegaskan soal pertemuan itu.
“Pertemuan ini bukan hanya tentang membangun jembatan antara Ramli dan saya, tetapi juga tentang menyatukan seluruh masyarakat Kerinci. Ini adalah langkah pertama menuju masa depan yang lebih baik untuk semua,”jelas jenderal polisi lulusan Antiteror Amerika itu.
Syafril Nursal menanggapi dengan penuh haru, “Ajakan Ramli menunjukkan bahwa kita bisa melewati perbedaan dan fokus pada tujuan yang lebih besar, yaitu kemajuan masyarakat Kerinci.”
Dalam dunia politik, momentum adalah segalanya. Pertemuan ini dapat dengan mudah menjadi titik tolak dari suatu gerakan yang lebih besar. Bukan hanya tentang kursi di DPR RI, tapi juga tentang komitmen bersama untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih inklusif dan sejahtera.
Pertemuan ini berpotensi mengubah peta politik Kerinci untuk waktu yang akan datang.
Mereka berdua menunjukkan kepada kita bahwa perubahan tidak selalu datang dari keputusan besar di atas meja rapat, tapi juga bisa dimulai dari tindakan sederhana seperti minum kopi bersama. Dan dari situlah, sebuah revolusi bisa lahir—yang dapat mempengaruhi tak hanya mereka yang hadir di warung kopi itu, tapi juga seluruh masyarakat Kerinci.
Pertemuan di warung kopi itu bisa jadi adalah titik awal dari sebuah chapter baru, bukan hanya bagi dua tokoh ini, tapi juga bagi masa depan politik dan pembangunan di Jambi dan Kerinci.
Ini adalah cerita tentang bagaimana persahabatan dan politik bisa berjalan beriringan, dan bagaimana secangkir kopi bisa menjadi awal dari sebuah perubahan besar.(*)
Analisis Menyatunya Dua Kutub Politik: Ramli Taha dan Syafril Nursal
Konteks Sosio-Politik:
Pertemuan antara Ramli Taha dan Syafril Nursal, dua tokoh dari spektrum sosial dan politik yang berbeda di Kerinci, adalah fenomena yang patut dianalisis secara mendalam. Ramli Taha, yang dikenal sebagai Presiden HKKI, dan Syafril Nursal, yang memimpin organisasi HKKN, sebelumnya dianggap berada di dua kutub berbeda dalam spektrum politik lokal. Dengan mencairnya hubungan ini, ada beberapa dimensi yang perlu diperhatikan.
Perspektif Ilmu Politik:
- Kohesi Politik: Menyatunya dua tokoh dari dua kelompok yang berseberangan dapat meningkatkan kohesi politik di wilayah tersebut, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi dinamika politik secara lebih luas.
- Kapital Politik: Dukungan Ramli terhadap pencalonan Syafril Nursal ke DPR RI dari Partai Demokrat bisa meningkatkan “kapital politik” Syafril. Dalam politik, aliansi seringkali lebih berarti daripada ideologi ketat.
- Legitimasi: Dukungan dari tokoh penting seperti Ramli Taha dapat menambah legitimasi pada pencalonan Syafril Nursal, terutama jika ia memiliki basis massa yang kuat.
Perspektif Ilmu Sosial:
- Perubahan Norma Sosial: Pertemuan seperti ini bisa menandakan perubahan norma atau nilai dalam masyarakat. Jika tokoh dari kelompok yang berseberangan bisa duduk bersama, ini bisa membuka pintu untuk dialog dan kesepakatan lebih lanjut di masyarakat.
- Simbolisme dan Representasi: Pose salam komando dalam foto mereka bukan hanya simbol dari aliansi politik, tetapi juga bisa dianggap sebagai representasi dari keinginan untuk kolaborasi dan aksi nyata.
- Dampak Psikologis: Menurut teori psikologi sosial, orang cenderung lebih percaya atau mendukung sesuatu jika disokong oleh orang-orang yang mereka percayai atau hormati. Oleh karena itu, dukungan Ramli Taha bisa membawa dampak psikologis positif bagi calon pemilih Syafril Nursal.
Implikasi Lebih Lanjut:
- Dari perspektif Partai Demokrat, mendapatkan dukungan dari tokoh seperti Ramli Taha bisa menjadi angin segar yang menaikkan elektabilitas calon mereka.
- Untuk masyarakat Kerinci, ini bisa menjadi awal dari era baru dalam politik lokal, di mana kolaborasi dan dialog menggantikan konflik dan polarisasi.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, bisa dibilang bahwa pertemuan ini adalah sebuah momen krusial yang memiliki potensi untuk mempengaruhi dinamika politik dan sosial di Kerinci dan di Indonesia secara lebih luas.(Tim Litbang Jambi Link)
Editor : Awin Sutan Mudo