Kembalinya trah Nurdin dalam kontestasi Pilkada 2024 bukan isapan jempol. Munculnya nama Zumi Zola, putra sulung mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin–cucu Nurdin Hamzah–,yang dijagokan Partai Golkar sebagai calon gubernur, memperkuat wacana itu.
Meski terhambat pencabutan hak politik oleh KPK, spekulasi menyebut figur lain dari trah Nurdin, seperti Zumi Laza, adik kandung Zumi Zola, berpotensi mengisi kekosongan tersebut.
Dr. Dedek Kusnadi, pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi, memberikan pandangan menarik mengenai potensi Zumi Laza sebagai kandidat dalam Pilkada Jambi 2024.
Analisis Dr. Kusnadi menggali lebih dalam aspek-aspek yang menjadikan Zumi Laza sosok yang layak untuk dipertimbangkan.
Pertama, Dr. Kusnadi menyoroti kekuatan finansial trah Nurdin. Menurutnya, finansial merupakan aspek kritikal dalam dunia politik kontemporer. Kekuatan finansial ini tidak hanya penting untuk membiayai kampanye, tapi juga untuk membangun infrastruktur politik yang efektif, mulai dari organisasi relawan hingga media komunikasi.
“Dalam konteks Pilkada, Zumi Laza masih mewarisi finansial yang cukup. Sehingga, ini memungkinnya untuk bisa melakukan kampanye yang luas dan menjangkau berbagai segmen masyarakat,”jelasnya.
Selanjutnya, Dr. Kusnadi menekankan pengaruh nama besar trah Nurdin di masyarakat Jambi. Trah Nurdin, dengan latar belakangnya yang telah lama berkecimpung dalam politik, telah membangun citra dan pengaruh yang mendalam.
Menurutnya, nama besar ini membawa sejumlah keuntungan, termasuk pengenalan yang instan di kalangan pemilih.
“Ini sebuah aset penting dalam politik yang sering kali mengandalkan pengenalan nama dan reputasi,”ujarnya.
Kemudian, munculnya Zumi Laza sebagai kandidat diharapkan dapat membawa semangat baru ke dalam dunia politik Jambi. Sebagai sosok yang lebih muda dan dengan perspektif yang berbeda, Zumi Laza dapat menawarkan ide-ide segar dan pendekatan baru dalam mengatasi berbagai isu yang dihadapi oleh Provinsi Jambi.
Terakhir, potensi berpasangan dengan Al Haris, Gubernur Jambi petahana, menambah kekuatan strategis bagi Zumi Laza. Hubungan dekat keluarga Nurdin dengan Al Haris dapat membentuk aliansi yang kuat. Terbukti, Al Haris sempat menjadi saksi pernikahan Zumi Laza setahun yang lalu.
Al Haris, dengan pengalaman dan posisinya sebagai gubernur, dapat memberikan dukungan politik yang signifikan serta memperluas jangkauan Zumi Laza di kalangan pemilih yang mungkin belum familiar dengan namanya.
“Kombinasi antara figur baru dan petahana ini bisa menciptakan sinergi yang efektif dalam menarik dukungan pemilih,”katanya.
Namun, Dr. Auri Adham Putro, seorang pengamat politik lainnya, punya pandangan berbeda. Auri mengurai beberapa aspek penting yang mempengaruhi persepsi publik dan dinamika politik yang berhubungan dengan trah Nurdin ini.
Keraguan Dr. Auri pertama-tama berakar pada skandal korupsi yang melibatkan Zumi Zola, salah satu anggota terkemuka trah Nurdin. Kasus korupsi yang menyeret nama Zumi Zola, terutama ‘Suap Ketok Palu APBD Provinsi Jambi’ yang terjadi antara tahun 2017 dan 2018, menurut Auri, meninggalkan luka yang mendalam di hati masyarakat Jambi.
“Peristiwa ini tidak hanya mencoreng nama Zumi Zola, tetapi juga mempengaruhi reputasi keseluruhan trah Nurdin,”ujarnya. Dampak dari skandal ini tampaknya masih terasa hingga hari ini, menurunkan kepercayaan dan dukungan publik terhadap keluarga Nurdin.
Selanjutnya, kekalahan Ratu Munawarah, istri almarhum Zulkifli Nurdin, dalam kontestasi politik sebelumnya juga menjadi sorotan Dr. Auri. Ini dianggap sebagai indikasi menurunnya dukungan masyarakat terhadap trah Nurdin. Kekalahan ini dapat diinterpretasikan sebagai sinyal bahwa masyarakat Jambi mungkin mulai mencari alternatif politik yang berbeda dari tradisi keluarga Nurdin yang telah lama berkuasa.
Poin penting lain yang ditekankan Dr. Auri adalah perubahan arah politik Ratu Munawarah, yang pindah dari Partai Amanat Nasional (PAN) ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ini dilihat sebagai pertanda dari pergeseran pengaruh dan kekuatan trah Nurdin dalam kancah politik.
PAN, yang pada awalnya dibangun dan dikuatkan oleh Zulkifli Nurdin, kini mungkin tidak lagi menjadi basis kekuatan politik trah ini. Pergeseran ini mengindikasikan perubahan dinamika dan mungkin juga perubahan strategi dalam upaya untuk mempertahankan atau memperbaharui pengaruh politik mereka.
Dr. Auri menggambarkan pergulatan identitas dan kekuatan yang sedang berlangsung dalam politik Jambi, di mana masa lalu berbenturan dengan masa depan, dan di mana warisan politik trah Nurdin dihadapkan pada tantangan-tantangan baru.
“Jasa almarhum Zulkifli Nurdin dalam membesarkan PAN, saat ini hanya tinggal kenangan, dan hal itu juga terlihat dari kepindahan Ratu Munawarah ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P),” ujar Auri.
Analisis
Kami Tim Litbang Jambi Link meramu berbagai informasi dari dua pengamat di atas, termasuk temuan-temuan kami di lapangan. Bagaimana trah Nurdin bangkit dan peluang mereka dalam Pilkada 2024. Berikut adalah analisis kami yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk posisi politik Zumi Laza:
Konteks Politik Trah Zulkifli Nurdin
- Warisan Politik Trah Nurdin: Trah Zulkifli Nurdin memiliki sejarah politik yang panjang dan signifikan di Jambi. Kepemimpinan Zulkifli Nurdin sebagai Gubernur Jambi telah membentuk persepsi publik dan membangun basis dukungan yang kuat. Namun, warisan ini juga dibayangi oleh kontroversi, terutama skandal korupsi yang melibatkan Zumi Zola.
- Kekuatan Ekonomi: Trah Nurdin Hamzah memiliki dasar ekonomi yang kuat, terutama melalui perusahaan-perusahaan di bawah PT. Nurdin Hamzah. Penguasaan jaringan bisnis sembako besar di Jambi memberikan mereka pengaruh ekonomi yang signifikan. Kekuatan finansial ini penting untuk mendanai kampanye dan kegiatan politik.
- Pengaruh Sosial dan Kultural: Kontribusi trah Nurdin Hamzah dalam pembangunan infrastruktur sosial dan keagamaan, seperti pembangunan masjid, sekolah, dan program zakat, telah memperkuat citra sosial mereka di Jambi, khususnya di kalangan mayoritas Muslim.
- Dinamika Politik Trah: Pengaruh politik trah Nurdin Hamzah diperkuat melalui jabatan Zulkifli Nurdin sebagai Gubernur Jambi dan Ketua DPW PAN. Relasi dengan elit politik nasional memberikan akses ke sumber daya politik dan dukungan strategis yang lebih luas.
- Dampak Skandal Korupsi: Skandal yang melibatkan Zumi Zola telah memberikan dampak negatif pada reputasi trah Nurdin. Masyarakat Jambi mungkin masih mempertimbangkan isu ini dalam mengevaluasi calon dari trah ini. Ini merupakan faktor yang bisa mengurangi dukungan publik.
- Perubahan Politik Ratu Munawarah: Pindahnya Ratu Munawarah dari PAN ke PDI-P mengindikasikan pergeseran dinamika kekuatan politik trah Nurdin. Ini bisa dilihat sebagai usaha adaptasi terhadap perubahan sentimen politik di Jambi atau sebagai indikasi penurunan pengaruh dalam struktur PAN.
Analisis Posisi Zumi Laza
- Pengalaman Politik: Zumi Laza, dengan latar belakang sebagai Ketua PAN Kota Jambi, bukan sosok baru dalam politik. Pengalaman ini memberinya wawasan dan jaringan yang penting dalam dunia politik lokal.
- Potensi dan Tantangan: Sebagai sosok yang lebih muda dan dengan pengalaman politik yang substansial, Zumi Laza memiliki potensi untuk menarik pemilih yang mencari wajah baru dan ide-ide segar. Namun, tantangannya adalah melepaskan diri dari bayang-bayang skandal yang melibatkan anggota keluarganya dan membuktikan kapabilitasnya sebagai pemimpin independen.
- Penggunaan Sumber Daya Keluarga: Akses ke sumber daya finansial dan jaringan sosial keluarga bisa menjadi keuntungan, tetapi harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari citra nepotisme atau ketergantungan pada warisan keluarga.
- Kemungkinan Aliansi dengan Al Haris: Kemitraan potensial dengan Al Haris, Gubernur Jambi petahana, bisa menjadi strategi yang menguntungkan. Aliansi ini dapat membantu Zumi Laza memperluas jangkauan politiknya dan menguatkan posisinya di mata pemilih.
Citra Korupsi di Pilkada dan Potensi Zumi Laza
- Pengaruh Korupsi pada Pemilihan: Menurut penelitian yang terdapat di Cambridge Core, korupsi memang memiliki dampak signifikan pada perilaku pemilih. Pemilih cenderung menghukum petahana yang mereka persepsikan terlibat dalam korupsi tinggi. Namun, perilaku ini bergantung pada atribut individu dan konteks pemilihan, dengan kemungkinan penghukuman korupsi lebih tinggi pada pemilih non-partisan dan dalam sistem di mana korupsi menjadi isu penting. Di sisi lain, korupsi juga dapat menurunkan tingkat partisipasi pemilih karena menimbulkan sinisme dan apati politik.
- Evaluasi Berdasarkan Korupsi: Penelitian yang sama dari Cambridge Core menyatakan bahwa pemilih mengevaluasi sebuah partai berdasarkan tingkat korupsi yang mereka persepsikan. Hal ini berlaku terutama di negara-negara Eropa Timur dan Selatan, serta beberapa negara Eropa Barat, di mana korupsi dianggap sebagai isu utama oleh pemilih. Korupsi menjadi isu ‘valence’, di mana pemilih lebih memilih partai dengan tingkat korupsi yang lebih rendah.
- Kondisi Spesifik di Jambi: Mengingat konteks lokal Jambi, dimana trah Nurdin memiliki pengaruh sosial, ekonomi, dan politik yang kuat, faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi bagaimana pemilih mengevaluasi isu korupsi. Jika trah Nurdin berhasil menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola yang baik dan memisahkan diri dari citra negatif, mereka bisa mempertahankan dukungan pemilih.
Berdasarkan analisis ini, kami menyimpulkan, meskipun korupsi umumnya memiliki dampak negatif pada dukungan elektoral, faktor lain seperti kekuatan sosial, ekonomi, dan politik trah Nurdin, serta kondisi spesifik di Jambi, dapat mempengaruhi bagaimana pemilih mengevaluasi calon dari trah ini. Oleh karena itu, Zumi Laza masih memiliki peluang untuk memenangkan dukungan pemilih di Pilkada 2024 asalkan ia dapat menangani isu korupsi dengan efektif dan membangun citra politik yang independen dan positif.(*)