Timnas Argentina memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1986 berkat kemenangan dramatis adu penalti atas Prancis.
Gol dari Lionel Messi dan Angel Di Maria membuat pasukan Lionel Scaloni memimpin sebelum dua gol telat dari Kylian Mbappe membawa pertandingan ke perpanjangan waktu.
Messi yang terus tampil di perpanjangan waktu untuk negaranya, mencetak gol setelah Hugo Lloris menggagalkan upaya Lautaro Martinez untuk membawa timnya unggul 3-2.
Kemudian, yang luar biasa, Mbappe mencetak gol ketiganya dari titik penalti untuk membawa permainan ke adu tendangan penalti.
Emiliano Martinez kemudian menjadi pahlawan bagi Argentina dalam adu penalti, menyelamatkan tendangan penalti Kingsley Coman kemudian menggunakan beberapa permainan pikiran untuk menunda Aurelien Tchouameni yang tendangannya akhirnya melebar.

Gonzalo Montiel kemudian maju untuk mencetak penalti kemenangan.
Kunci kemenangan Argentina di Qatar adalah Messi, yang mencetak tujuh gol.
Termasuk empat di babak sistem gugur saja dan membantu tiga dalam kompetisi, yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa bangsanya di Piala Dunia.
Messi dan Argentina kalah di final 2014 dari Jerman, tetapi memperbaiki kesalahan kekalahan di Qatar musim dingin ini.
La Albiceleste secara mengejutkan kalah dalam pertandingan pembukaan turnamen mereka dari Arab Saudi tetapi bangkit kembali dengan gemilang setelah itu.
Mereka menampilkan penampilan bertarung melawan Belanda dan Kroasia khususnya di babak sistem gugur untuk mencapai final.
Babak pertama final itu sendiri terbukti berjalan sepihak, dengan Argentina unggul 2-0 dan terlihat cukup nyaman hingga 15 menit terakhir.
Kemudian semua kekacauan terjadi di lini belakang Argentina saat Mbappe mengantongi penalti dan kemudian mencetak gol kedua yang brilian untuk membawanya ke perpanjangan waktu.
Setelah gol lebih lanjut dari Messi dan Mbappe, Argentina kemudian memenangkan Piala Dunia melalui adu penalti yang dramatis.
Kemenangan itu adalah yang pertama bagi Argentina sejak 1986 dan ketiga secara keseluruhan yang lainnya terjadi pada 1978 ketika Mario Kempes menginspirasi mereka untuk meraih kemenangan di turnamen kandang.(*)