Minggu ini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat secara resmi merilis surat keputusan Nomor: 260/SK/DPP.PD/IX/2023 yang menetapkan Andarno sebagai Calon Pengganti Antar Waktu (PAW) untuk menggantikan Hasani Hamid, anggota DPRD Provinsi Jambi.
Keputusan ini muncul setelah Hasani Hamid secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus suap ketok palu RAPBD Provinsi Jambi untuk periode 2017-2018.
Andarno, warga Kayu Aro Kerinci, bukanlah wajah baru di pentas politik Jambi. Dia pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kerinci dan dikenal merakyat serta memiliki banyak kebun.

Karakter merakyatnya menjadi salah satu nilai tambah yang diharapkan bisa menaikkan citra Partai Demokrat pasca-skandal yang melibatkan Hasani Hamid.
Hasani Hamid, yang sebelumnya menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jambi periode 2014-2019, menjadi tersangka kasus suap yang melibatkan sejumlah anggota dewan lainnya.
Dia ditahan bersama beberapa anggota DPRD Provinsi Jambi lainnya, menambah daftar panjang politisi yang terjerat kasus korupsi. Insiden ini memukul reputasi Partai Demokrat di Jambi, yang kini berusaha bangkit melalui figur Andarno.
Selanjutnya, surat keputusan DPP Demokrat ini akan diproses sesuai regulasi yang ada, menunggu pergantian resmi dari Hasani Hamid.
Pertanyaannya, apakah Andarno dapat membawa angin segar dan memulihkan reputasi partai, atau justru akan membawa masalah baru?
Kasus korupsi yang melibatkan Hasani Hamid meninggalkan bekas luka dalam percaturan politik Jambi dan reputasi Partai Demokrat. Namun, peran Andarno sebagai PAW memberikan harapan baru. Kredibilitasnya yang dikenal merakyat dan pengalaman politiknya menjadi poin penting yang bisa dijadikan modal untuk memperbaiki citra partai.
Meski demikian, publik tetap mempertanyakan sejauh mana keberlanjutan komitmen Partai Demokrat dalam memberantas korupsi dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
Dalam hal ini, Andarno memiliki tanggung jawab besar untuk membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar pengganti, tetapi sebagai simbol perubahan yang diharapkan.
Andarno, dengan latar belakang dan rekam jejaknya, memiliki peluang untuk menjadi angin segar atau justru membawa petaka baru. Hanya waktu yang akan menjawab apakah dia akan menjadi solusi atau sekadar tambahan dalam daftar panjang masalah politik di Jambi.(*)