SEKTOR pertanian di Indonesia dinilai harus menjadi perhatian berasama terutama pemuda Indonesia. Pertanian di negara kita berpotensi dikembangkan karena merupakan bagian dari karakter Indonesia sebagai negara agraris untuk mencapai kedaulatan pangan dan kemandirian pangan seperti yang direncanakan bangsa Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045 yang dijabarkan dalam Nawacita Pemerintahan, yang dijabarkan dalam 14 program yang salah satu nama nawacitanya kedaulatan pangan 2016 salah satunya adalah peningkatan kemampuan petani terutama petani-petani muda.
Sekarang ini sering muncul di pikiran pemuda Indonesa saat berbicara “bertani?” Ya,saya yakin dalam pikiran pemuda adalah para petani yang bekerja keras, yang tiap hari memegang cangkul, dengan pakaian kumal dan sandal jepit dan punya penghasilan yang serba sedikit.
Belum lagi dalam pikiran pemuda, petani yang sedang menanam padi dengan penuh peluh dan lumpur, serta kulit hitam karena terbakar matahari.
Saya yakin inilah alasan kenapa generasi muda kita sekarang sudah enggan turun “ke sawah”, untuk kembali bertani, makanya tidak heran para petani-petani kita lebih banyak didominasi oleh kalangan-kalangan pensiunan ketimbang para lulusan-lulusan sarjana-sarjana pertanian yang notabenenya kuliah di fakultas pertanian, tetapi ujung-ujungnya tetap melamar kerja pada perusahan-perusahan pemerintah, dan kadang tidak ada hubungannya dengan gelar yang mereka dapat dengan susah payah di bangku kuliah mereka.
Ancaman menurunnya jumlah petani dan enggannya pemuda Indonesia menjadi petani ditandai dengan lesunya minat anak muda bergelut di sektor pertanian, membuat Indonesia yang dikenal sebagai negeri ijo royo-royo, terancam kehilangan mimpinya mewujudkan kedaulatan pangan di masa mendatang.
Kendala seputar isu pangan mulai dari kelangkaan komoditas hingga soal harga bahan pangan yang membubung tinggi, sudah menjadi permasalahan yang ‘lumrah’ terjadi di kalangan masyarakat kita. Jika kita telusuri akar dari permasalahan ini, sebenarnya ada banyak hal mendasarinya.
Dan perlu difahami pula, permasalahan tidak semata-mata terjadi karena menurunnya kualitas agroekosistem, membanjirnya produk impor, stagnasi produksi saja, tetapi menurunnya jumlah petani sekarang ini juga merupakan permasalahan yang harus di pecahkan bersama.
Stigma masyarakat tentang pendidikan tinggi dimana jika sekolah tinggi maka akan menjadi PNS perlu dirubah. “Pendidikan itu untuk merubah cara pandang dan cara berfikir, bukan menjadi PNS. Jadi petani juga perlu sarjana , jadi petani juga perlu orang yang cerdas,”
Kadang Kala kita sebagai petani merasa minder dan tidak PD mengakui identitas diri kita, identitas yang telah melekat dan mampu melahirkan makanan atau pangan untuk orang lain.
Bertemu dengan orang orang yang berprofesi dikantoran punya jabatan dan berpangkat, kita sebagai petani merasa rendah dan malu bergaul dengan mereka.
Tentu hal itu adalah hal yang keliru dan tidak boleh diteruskan, sebab kehidupan Manusia tidak akan berlanjut tanpa adanya petani, tanpa adanya sebuah proses budidaya pertanian.
Faktanya adalah Kami petani masih bisa hidup tanpa profesi lainnya, kita mengambil perumpamaan dan kembali ke zaman dahulu, bahwa nenek moyang kita pernah hidup tanpa menjadi orang kantoran atau PNS, tetapi tanpa petani mereka juga harus berpindah pindah tempat tinggal untuk berburu demi bertahan hidup.
Nenek moyang kita akhirnya memulai hidup dengan menetap dan bercocok tanam, hingga akhirnya hari ini kita telah mewarisi system system pertanian tersebut untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan Manusia dipermukaan bumi ini.
Faktor keluarga dan era globalisasi memang turut mengambil peranan penting buat kita generasi muda,untuk menentukan masa depan kita, dan biasanya faktor keluargalah yang paling mendominasi, karna bagaimannapun, seluruh biaya kuliah kita ditanggung oleh keluarga kita (Beda kalau kita sudah punya usaha) yang pasti setelah kita selesai kuliah kita akan didesak oleh orang tua kita untuk “cari kerja” atau bahasa kasarnya, “sekarang lu ganti uang babe yang sudah babe keluarkan untuk biaya kuliah lu“.
Memilih kehidupan sebagai petani dikampung halaman tidak serta merta membuat menjadi pria pemalu. Dengan kehidupannya sebagai petani seharusnya bangga dan bahagia karna dapat memotivasi pemuda lain untuk terus bercocok tanam. “Saat harga turun petani kita mengeluh.
Suara menggelegar Presiden pertama RI seharusnya menjadi acuan pemuda Indonesia, masih teringat kata-kata bung karno Sang Proklamator, mengatakan bahwa berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia, sama halnya era modern saat ini, tantangan menjadi petani begitu beratnya, cita cita anak muda tidak banyak yang mempunyai cita cita berprofesi sebagai petani.
Suara Sang Proklamator, adalah semangat yang harus tertanam dalam diri kita, Sepuluh Pemuda Tani akan mampu mengguncangkan Dunia Pertanian. Memajukan dan menciptakan inovasi baru yang lebih modern buat pertanian dan mampu bersaing secara global.
Sektor pertanian sangat besar akan potensinya karena rata rata desa desa yang ada di Indonesia mempunyai potensi pada sector SDA salah satunya sector pertanian.Pertanian di era modern bukan lagi hal yang kuno, tidak menarik dan kotor, tetapi pertanian di era modern menjadi kebutuhan, dan pemerintah terus berupaya agar sector pertanian diminati, ditekuni dan dikembangkan itu terlihat dari adanya kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian salah satunya pertanian juga sudah mempunyai kompetisi pencarian Duta PEtani Muda.
Jejaring Pengusaha Pada Sektor Pertanian atau Menjadi Agribisnis, Komunitas Berkebun, Petani Muda Orang dan masih banyak Lainnya.
Acuan tersebut menjadi pijakan buat Sarjana untuk “Pulang Kampung”, menggali potensi desanya dan berkomitmen bahwa “Sarjana Tidak Mesti Jadi PNS. Jadi Petani, Juga Menjanjikan” untuk menjadi Petani Muda yang dibanggakan masyarakat dan keluarga.
Petani harus bangga dengan identitas dirinya, Petani harus bangga dengan profesi yang melekat dalam dirinya karena Petani adalah pahlawan pangan… bangsa Indonesia. Aamiin. Semogaaa. (***)
Penulis adalah Penyuluh Ahli Pertama BPTP Balitbangtan Jambi